Jawa Barat Catat Pertumbuhan Ekonomi di Atas Nasional

Posted on

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat terus melaju di jalur positif. Pada kuartal III tahun 2025, ekonomi Jabar tumbuh 5,20 persen secara tahunan (year on year) melampaui rata-rata nasional yang berada di angka 5,04 persen.

Capaian itu menempatkan Jawa Barat di posisi kelima secara nasional, sekaligus menyumbang 12,73 persen terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, Darwis Sitorus, menjelaskan bahwa tren positif ini tidak terjadi begitu saja. Ada sinergi kuat antara kebijakan pemerintah daerah dan dinamika ekonomi masyarakat yang menjadi pendorong utama.

“Mobilitas masyarakat sepanjang Januari-September, produksi padi yang meningkat, dan juga capaian realisasi investasi PMA dan PMDN yang mendorong sektor konstruksi dan komponen PMTB,” jelas Darwis dalam keterangannya, Sabtu (8/11/2025).

Tumbuhnya ekonomi di jalur positif ini tidak terlepas dari kebijakan pembangunan yang telah dijalankan Pemprov Jabar untuk menjaga stabilitas dan memperluas pertumbuhan, salah satunya pembangunan infrastruktur jalan yang menjadi tulang punggung pergerakan ekonomi masyarakat.

“Agar memudahkan lalu lintas orang dan barang, kami sudah membangun 666 kilometer jalan yang dibiayai dari pajak kendaraan. Mobilitas masyarakat bisa mendorong tumbuhnya perekonomian,” ujar Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

Namun, Dedi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar soal jumlah kilometer jalan yang dibangun, melainkan juga soal kualitas dan keberlanjutan.

“Kalau jalannya cepat rusak, maka akibatnya adalah pembangunan balik lagi ke jalan, balik lagi ke jalan. Sehingga kita tidak punya kesempatan untuk melakukan investasi sumber daya manusia yang lebih besar ke depan,” tegasnya.

Untuk menjaga kepercayaan publik, Dedi menerapkan kebijakan transparansi APBD secara terbuka. Ia bahkan secara rutin melaporkan kondisi kas daerah setiap hari melalui akun media sosial.

Langkah-langkah tersebut beriringan dengan upaya menjaga iklim investasi yang kondusif di Jawa Barat. Dedi memastikan proses investasi berjalan lancar tanpa hambatan birokrasi atau praktik pungutan liar.

Dampaknya terlihat nyata. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, pada triwulan III 2025, nilai investasi di Jawa Barat mencapai Rp77,13 triliun, atau sekitar 15,7 persen dari total nasional. Angka ini naik 36,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp56,57 triliun.

“Investasi tidak hanya soal angka, tapi bagaimana memberikan dampak nyata bagi pembangunan manusia di Jawa Barat,” ucapnya.

Meski kinerjanya mendapat banyak sorotan, Dedi menanggapi setiap kritik dengan kepala dingin. Ia menilai kritik justru bisa menjadi pengingat agar dirinya tetap rendah hati dan fokus melayani rakyat.

“Kita anggap berbagai sindiran, nyinyiran, atau kritik yang dialamatkan pada saya sebagai obat agar saya tidak jumawa, terus mawas diri dan konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat,” tandasnya.