Jabar Hari Ini: Sunyi di Taman Siswa hingga Biawak Ganggu Laju Whoosh | Info Giok4D

Posted on

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Jumat, 25 Juli 2025 dari mulai sekolah Taman Siswa di Bandung sepi peminat, hingga kejadian biawak masuk rel kereta cepat dan membuat perjalanan Whoosh terganggu hingga membuat delay selama 45 menit.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Sebuah papan nama besar bertuliskan “Perguruan Taman Siswa” masih berdiri kokoh di Jalan Tamansiswa Nomor 4, Kota Bandung. Namun di balik pagar sekolah yang menyimpan sejarah panjang itu, terselip hal memilukan.

Suasana lengang menyelimuti ruang-ruang kelas sekolah yang berdiri sejak seratus tahun lalu itu. Di tahun ajaran baru 2025/2026, Sekolah Taman Siswa hanya memiliki satu siswa baru untuk jenjang SMA. Sementara SMK, tanpa satu pun murid.

Kondisi ini menggambarkan penurunan drastis animo siswa terhadap lembaga pendidikan yang dulu pernah melahirkan tokoh-tokoh besar Tanah Air. Anwar Hadjah, Ketua Bidang Organisasi dan SDM Yayasan Taman Siswa, tak menampik situasi memprihatinkan ini.

“Saat ini SMA hanya memiliki satu siswa kelas X, hanya satu orang. Padahal waktu daftar awalnya itu ada 12 orang, tapi kemudian satu per satu mengundurkan diri karena diterima di sekolah negeri,” ucap Anwar saat dijumpai hari ini.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Meskipun hanya satu murid baru, proses belajar-mengajar tetap dilaksanakan. Guru-guru tetap hadir, siswa itu pun tetap datang setiap hari, belajar seperti biasa.

“Kadang-kadang juga kasihan anaknya, jenuh karena sendiri, tidak punya teman. Tapi alhamdulillah, kita senantiasa support, memberikan pembelajaran yang menarik, efisien, tidak hanya dalam kelas, tapi juga di luar kelas,” tutur Anwar.

Jika kondisi SMA sudah genting, maka SMK Taman Siswa bahkan dalam status vakum total. Tahun ini sempat tercatat ada lima siswa mendaftar. Namun semua memilih pindah ke sekolah negeri. Termasuk satu siswa terakhir yang sempat bertahan, namun akhirnya mengundurkan diri.

“Ada satu sebenarnya, tadinya saya mau pindahkan ke SMA biar ada dua. Tapi dia milih mundur. Padahal sudah bayar,” kata Anwar.

Anwar menjelaskan, penurunan jumlah siswa sudah terjadi sejak bertahun-tahun lalu, terutama sejak kebijakan zonasi diterapkan secara nasional sekitar tahun 2012. Padahal SMA Taman Siswa dikenal sebagai ‘rahimnya’ para atlet nasional. Salah satunya Muhammad Shohibul Fikri, juara All England 2022.

“Dulu, Taman Siswa itu sekolahnya para atlet. Taufik Hidayat, Atep, Eka Ramdani, Fikri yang terakhir juara All England, semuanya dari sini. Kita pelopor sekolah atlet. Tahun 1980 sampai 2010 itu masa kejayaannya,” ujarnya.

Kini, total siswa aktif di SMA Taman Siswa hanya berjumlah 23 orang dari seluruh angkatan. Itu pun angka yang menurun setiap tahunnya. Kondisi serupa juga dialami unit SMK maupun SMP.

Sekolah yang telah beroperasi selama 103 tahun ini menurut Anwar pernah melahirkan dua tokoh yang menjadi Gubernur Jawa Barat, mereka yakni Sanusi Hardjadinata dan Aang Kunaefi.

Anwar berharap pemerintah tidak menutup mata terhadap kondisi sekolah-sekolah swasta yang kini makin sulit bertahan.

“Jadi saya berharap kebijakan-kebijakan itu harus dibangun secara adil dan memperhatikan kehidupan dan kelangsungan sekolah swasta. Sekolah swasta harus dianggap mitra, jangan dianggap kompetitor. Itu harapan saya,” tandasnya.

Kereta cepat Whoosh relasi Tegalluar Summarecon-Halim mengalami keterlambatan perjalanan hingga 40 menit pada Kamis (24/7). Sebab, kereta cepat menabrak biawak.

Peristiwa ini terjadi di KM 86+200 antara Stasiun Padalarang dan Karawang pada pukul 14.32 WIB. Insiden seperti ini bukan kali pertama terjadi.

Manager Komunikasi KCIC Emir Monti mengatakan pada semester 1 pada 2025 ini terjadi 10 insiden biawak tertabrak kereta Whoosh. Tabrakan itu seluruhnya terjadi di jalur antara Padalarang dan Karawang.

“Jalur itu melewati kawasan dengan tutupan vegetasi yang cukup lebat, seperti semak belukar, hutan kecil, dan aliran air terbuka, yang menjadi habitat alami bagi satwa seperti biawak,” kata Emir dalam keterangannya kepada media hari ini.

Pihak KCIC pun mengambil langkah yang bertujuan mencegah hal serupa kembali terjadi di kemudian hari. KCIC memasang pagar pengaman di sepanjang lintasan dan terus memperkecil celah-celah pagar untuk mencegah hewan liar masuk ke jalur kereta.

Selain itu, KCIC rutin melakukan patroli serta membersihkan area semak belukar di sekitar jalur sebagai langkah meminimalisir potensi gangguan akibat hewan liar.

Sementara itu, saat kereta menabrak biawak, petugas langsung melakukan pengecekan. Hasilnya, diketahui biawak itu tertabrak dan langsung mati.

“Sesaat setelah kejadian, petugas segera turun dan menemukan bahwa hewan yang tertabrak adalah seekor biawak,” jelas Emir.

Usai memeriksa apa yang terjadi, petugas juga melakukan langkah lain. Tim teknis melakukan pemeriksaan menyeluruh guna memastikan tidak ada komponen rangka bawah kereta yang terdampak.

“Proses pembersihan jalur dari bangkai hewan juga membutuhkan waktu tambahan sebelum perjalanan dapat dilanjutkan untuk memastikan kondisi prasarana sudah kembali steril dari benda asing,” ujar Emir.

Suasana tak biasa menyelimuti salah satu hotel di kawasan Jalan Kalen Buaya, Pangandaran, Jumat siang. Seorang tamu hotel ditemukan meninggal dunia dalam posisi terlentang di luar kamar, tepatnya pada dua kursi yang berada di lorong lantai tiga.

Kejadian itu pertama kali diketahui sekitar pukul 07.00 WIB oleh Anggi, seorang pegawai hotel, saat hendak mematikan lampu. Awalnya, ia mengira tamu tersebut hanya sedang tertidur.

“Mereka datang setengah 10 malam (24/7) kemarin dan masih terlihat sehat. Saya kira dia tidur, tapi ternyata sudah meninggal dunia,” ujar Anggi saat ditemui di depan hotel yang terletak tak jauh dari kawasan Pantai Pangandaran.

Korban diketahui berinisial MRT (50), warga asal Jakarta. Ia merupakan seorang teknisi mesin yang tengah bertugas sebagai supervisor proyek di wilayah Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran. MRT diketahui menginap di hotel tersebut bersama seorang rekan kerjanya, Cesar Carlos Sumartono (22).

Berdasarkan informasi yang dihimpun, MRT dan rekannya melakukan check-in pada Kamis malam (24/7/2025) sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut pengakuan Cesar, mereka sempat beristirahat bersama dalam kamar nomor 305 di lantai tiga. Namun, sekitar pukul 00.00 WIB, ia menyadari MRT sudah tidak lagi berada di tempat tidur.

“Saya kira sedang di luar untuk mencari udara. Tapi posisinya seperti sedang tidur di luar kamar,” ujar Cesar saat memberikan keterangan kepada petugas Sat Reskrim Polres Pangandaran.

Kejadian tersebut semakin mengejutkan saat telepon genggam milik MRT berdering di dalam kamar sekitar pukul 07.00 WIB. Ketika Cesar bermaksud membangunkan rekannya agar menjawab panggilan itu, ia justru menemukan tubuh MRT dalam keadaan tidak bernyawa dan dipenuhi semut.

Pihak kepolisian dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pangandaran segera mendatangi lokasi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Garis polisi dipasang untuk membatasi area penyelidikan di sekitar kamar nomor 305.

Jenazah korban kemudian dibawa ke RSUD Pandega Pangandaran untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, guna mengetahui penyebab pasti kematian.

Kasi Humas Polres Pangandaran Aiptu Yusdiana mengatakan bahwa penemuan mayat pria di hotel kawasan Pantai Pangandaran sedang dalam penyelidikan.

“Masih penyelidikan, Jenazah sekarang sedang screening dokter RSUD Pandega,” kata Yusdiana.

Saat ditanyakan soal autopsi jenazah, pihaknya masih menunggu konfirmasi keluarga. “Masih menunggu pihak keluarga untuk otopsi,” katanya.

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, memberikan lampu hijau terkait dengan kegiatan study tour bagi anak-anak sekolah. Ia menyatakan, kegiatan tersebut boleh dilakukan, termasuk jika tujuannya ke luar daerah.

Namun demikian, Edo mengingatkan bahwa studi tur tidak boleh dilakukan sembarangan. Ia menegaskan, kegiatan itu harus dirancang dengan baik agar memberikan manfaat bagi siswa.

Menurutnya, studi tur seharusnya menjadi bagian dari proses pembelajaran di luar kelas. Oleh karena itu, perlu ada panduan atau rambu-rambu yang jelas dalam pelaksanaannya.

“Kalau studi tur, asalkan dengan rambu-rambu yang kuat, sebetulnya tidak menjadi persoalan buat saya,” ujar Edo saat ditemui di Kota Cirebon hari ini.

Ia memandang, kegiatan studi tur bisa menjadi sarana bagi siswa untuk mengenal dunia luar dan mendapatkan pengalaman baru yang tidak mereka temukan di ruang kelas.

“Tentunya harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anak-anak, walaupun ke luar daerah,” kata Edo.

Selain itu, Edo juga melihat sisi lain dari kegiatan studi tur. Menurutnya, kegiatan semacam ini dapat mendorong peningkatan kunjungan ke suatu daerah, termasuk ke Kota Cirebon.

“Tentunya juga bisa meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah). Kalau dilarang kan nanti orang-orang enggak mau datang ke Kota Cirebon,” kata dia.

Sekadar diketahui, Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour melalui Surat Edaran Nomor 45/PK.03.03/KESRA menimbulkan beragam reaksi.

Baru-baru ini, kebijakan itu bahkan telah menyulut gelombang protes besar-besaran dari pelaku usaha pariwisata. Demonstrasi yang dipusatkan di Gedung Sate, Senin (21/7/2025), bahkan meluas ke Flyover Pasupati hingga menyebabkan kemacetan panjang.

Bagi para pelaku wisata, kebijakan ini tidak hanya memangkas pendapatan, tetapi juga menghancurkan ekosistem ekonomi yang selama ini bergantung pada mobilitas wisata pelajar.

Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ATSINDO) Jabar, Joseph Sugeng Irianto, mengecam keras sikap Gubernur yang menurutnya mengabaikan dampak nyata terhadap ribuan pekerja wisata. Ia bahkan menyinggung citra Dedi Mulyadi sebagai ‘Bapak Aing’ yang justru dinilai tidak berlaku adil bagi semua ‘anaknya’.

“Kang Dedi itu lupa kalau dia itu punya sebutan Bapak Aing. Bapak Aing itu artinya kan bapak bagi semua anak-anaknya, dalam hal ini warga Jabar. Anaknya tuh kan banyak dengan berbagai macam karakter. Tapi Kang Dedi ini kelihatannya kok hanya memanjakan satu-dua orang anak saja dan tidak memperhatikan anak-anak yang lain,” ujar Joseph, Selasa (22/7).

Setelah sekian lama menuai keluhan dari warga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akhirnya mengambil langkah tegas untuk memperbaiki Jembatan Sungai Citarum Baru yang berada di ruas Jalan Raya Dayeuhkolot-Banjaran, Kabupaten Bandung. Perbaikan jembatan ini dijadwalkan dimulai pada Sabtu (26/7/2025) tepat pukul 00.00 WIB, dan ditargetkan rampung pada 6 September 2025.

Penutupan sementara jembatan selama masa perbaikan ini telah diumumkan melalui berbagai kanal, termasuk media sosial. Dalam imbauan yang beredar, masyarakat diingatkan untuk mencari jalur alternatif guna menghindari gangguan perjalanan

“MOHON MAAF PERJALANAN ANDA TERGANGGU. JEMBATAN CITARUM BARU RUAS JALAN DAYEUHKOLOT-BANJARAN AKAN DITUTUP SEMENTARA PADA TANGGAL 26 JULI 2025 PUKUL 00.00 WIB HINGGA TANGGAL 06 SEPTEMBER 2025. MOHON MENCARI JALAN ALTERNATIF LAIN,” tulis imbauan resmi tersebut.

Proyek perbaikan jembatan ini akan ditangani oleh Dinas Bina Marga dan Tata Ruang UPTD Wilayah Pelayanan III Bandung. Selama proses perbaikan berlangsung, masyarakat yang hendak melintasi jalur tersebut-baik dari maupun menuju Banjaran-diimbau menggunakan Jalan Terusan Bojongsoang atau jalur lain yang lebih aman dan memungkinkan.

Kerusakan pada jembatan ini sejatinya sudah lama dikeluhkan. Jembatan penghubung antara Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah ini mengalami retakan serius di salah satu bagiannya. Berdasarkan pantauan infoJabar pada Februari 2023, kerusakan tersebut sempat direspons dengan pemasangan jembatan bailey atau jembatan sementara yang dibangun pada tahun 2022. Namun seiring waktu, kondisi jembatan tetap mengkhawatirkan.

Jembatan sementara tersebut hanya dapat menahan beban maksimal 5 ton, sehingga kendaraan berat harus dialihkan ke jembatan lain di sebelahnya. Meski demikian, masih ada pengemudi truk yang nekat melintasi jalur tersebut, memicu kekhawatiran akan potensi keruntuhan.

“Jembatan Dayeuhkolot kita akan mulai tanggal 26 Juli 2025 ini dan selesai sekitar bulan September kalau enggak salah itu dalam waktu 3 bulan ke depan,” ujar Bupati Bandung, Dadang Supriatna, di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, hari ini.

Pembangunan atau perbaikan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Sehingga permasalahan jembatan tersebut bisa segera diselesaikan.

“Tentu ini akan bertahap ya. Jadi tahun ini hanya perbaikan supaya lalu lintas bisa berjalan lancar dan tahun depannya adalah pembongkaran yang sebelah kanannya,” katanya.

Dengan adanya perbaikan jembatan tersebut masyarakat tidak perlu khawatir kembali. Apalagi jika masyarakat melintasi jembatan lama yang telah dipasang Bailey.

“Tetapi yang secara bertahap kalau kedua-duanya dibongkar kan tidak bisa lalu lintas. Nah, tentunya mohon sabar dan mohon doanya semoga pelaksanaan pembangunan jembatan ini bisa berjalan dengan lancar,” jelasnya.

Dadang menegaskan yang diperbaiki saat ini adalah jembatan yang telah dipasang Bailey. Kemudian selanjutnya jembatan yang ke arah Baleendah akan diperbaiki.

“Yang sebelah kirinya ya (Bailey). Jadi yang sebelah kirinya kita perbaiki dulu dengan Pak Gubernur tentunya nanti setelah selesai yang kiri sebelah kanannya kita bongkar di tahun depan rencananya,” ucapnya.

Sunyi Sepi Nasib Sekolah Taman Siswa Bandung

Biawak Buat Perjalanan Whoosh Terganggu

Tamu Hotel Ditemukan Tewas Dikerumuni Semut

Ada Syaratnya! Study Tour Diperbolehkan Walkot Cirebon

Jembatan Dayeuhkolot Ditutup Sementara

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, memberikan lampu hijau terkait dengan kegiatan study tour bagi anak-anak sekolah. Ia menyatakan, kegiatan tersebut boleh dilakukan, termasuk jika tujuannya ke luar daerah.

Namun demikian, Edo mengingatkan bahwa studi tur tidak boleh dilakukan sembarangan. Ia menegaskan, kegiatan itu harus dirancang dengan baik agar memberikan manfaat bagi siswa.

Menurutnya, studi tur seharusnya menjadi bagian dari proses pembelajaran di luar kelas. Oleh karena itu, perlu ada panduan atau rambu-rambu yang jelas dalam pelaksanaannya.

“Kalau studi tur, asalkan dengan rambu-rambu yang kuat, sebetulnya tidak menjadi persoalan buat saya,” ujar Edo saat ditemui di Kota Cirebon hari ini.

Ia memandang, kegiatan studi tur bisa menjadi sarana bagi siswa untuk mengenal dunia luar dan mendapatkan pengalaman baru yang tidak mereka temukan di ruang kelas.

“Tentunya harus diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi anak-anak, walaupun ke luar daerah,” kata Edo.

Selain itu, Edo juga melihat sisi lain dari kegiatan studi tur. Menurutnya, kegiatan semacam ini dapat mendorong peningkatan kunjungan ke suatu daerah, termasuk ke Kota Cirebon.

“Tentunya juga bisa meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah). Kalau dilarang kan nanti orang-orang enggak mau datang ke Kota Cirebon,” kata dia.

Sekadar diketahui, Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour melalui Surat Edaran Nomor 45/PK.03.03/KESRA menimbulkan beragam reaksi.

Baru-baru ini, kebijakan itu bahkan telah menyulut gelombang protes besar-besaran dari pelaku usaha pariwisata. Demonstrasi yang dipusatkan di Gedung Sate, Senin (21/7/2025), bahkan meluas ke Flyover Pasupati hingga menyebabkan kemacetan panjang.

Bagi para pelaku wisata, kebijakan ini tidak hanya memangkas pendapatan, tetapi juga menghancurkan ekosistem ekonomi yang selama ini bergantung pada mobilitas wisata pelajar.

Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ATSINDO) Jabar, Joseph Sugeng Irianto, mengecam keras sikap Gubernur yang menurutnya mengabaikan dampak nyata terhadap ribuan pekerja wisata. Ia bahkan menyinggung citra Dedi Mulyadi sebagai ‘Bapak Aing’ yang justru dinilai tidak berlaku adil bagi semua ‘anaknya’.

“Kang Dedi itu lupa kalau dia itu punya sebutan Bapak Aing. Bapak Aing itu artinya kan bapak bagi semua anak-anaknya, dalam hal ini warga Jabar. Anaknya tuh kan banyak dengan berbagai macam karakter. Tapi Kang Dedi ini kelihatannya kok hanya memanjakan satu-dua orang anak saja dan tidak memperhatikan anak-anak yang lain,” ujar Joseph, Selasa (22/7).

Setelah sekian lama menuai keluhan dari warga, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akhirnya mengambil langkah tegas untuk memperbaiki Jembatan Sungai Citarum Baru yang berada di ruas Jalan Raya Dayeuhkolot-Banjaran, Kabupaten Bandung. Perbaikan jembatan ini dijadwalkan dimulai pada Sabtu (26/7/2025) tepat pukul 00.00 WIB, dan ditargetkan rampung pada 6 September 2025.

Penutupan sementara jembatan selama masa perbaikan ini telah diumumkan melalui berbagai kanal, termasuk media sosial. Dalam imbauan yang beredar, masyarakat diingatkan untuk mencari jalur alternatif guna menghindari gangguan perjalanan

“MOHON MAAF PERJALANAN ANDA TERGANGGU. JEMBATAN CITARUM BARU RUAS JALAN DAYEUHKOLOT-BANJARAN AKAN DITUTUP SEMENTARA PADA TANGGAL 26 JULI 2025 PUKUL 00.00 WIB HINGGA TANGGAL 06 SEPTEMBER 2025. MOHON MENCARI JALAN ALTERNATIF LAIN,” tulis imbauan resmi tersebut.

Proyek perbaikan jembatan ini akan ditangani oleh Dinas Bina Marga dan Tata Ruang UPTD Wilayah Pelayanan III Bandung. Selama proses perbaikan berlangsung, masyarakat yang hendak melintasi jalur tersebut-baik dari maupun menuju Banjaran-diimbau menggunakan Jalan Terusan Bojongsoang atau jalur lain yang lebih aman dan memungkinkan.

Kerusakan pada jembatan ini sejatinya sudah lama dikeluhkan. Jembatan penghubung antara Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah ini mengalami retakan serius di salah satu bagiannya. Berdasarkan pantauan infoJabar pada Februari 2023, kerusakan tersebut sempat direspons dengan pemasangan jembatan bailey atau jembatan sementara yang dibangun pada tahun 2022. Namun seiring waktu, kondisi jembatan tetap mengkhawatirkan.

Jembatan sementara tersebut hanya dapat menahan beban maksimal 5 ton, sehingga kendaraan berat harus dialihkan ke jembatan lain di sebelahnya. Meski demikian, masih ada pengemudi truk yang nekat melintasi jalur tersebut, memicu kekhawatiran akan potensi keruntuhan.

“Jembatan Dayeuhkolot kita akan mulai tanggal 26 Juli 2025 ini dan selesai sekitar bulan September kalau enggak salah itu dalam waktu 3 bulan ke depan,” ujar Bupati Bandung, Dadang Supriatna, di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, hari ini.

Pembangunan atau perbaikan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Sehingga permasalahan jembatan tersebut bisa segera diselesaikan.

“Tentu ini akan bertahap ya. Jadi tahun ini hanya perbaikan supaya lalu lintas bisa berjalan lancar dan tahun depannya adalah pembongkaran yang sebelah kanannya,” katanya.

Dengan adanya perbaikan jembatan tersebut masyarakat tidak perlu khawatir kembali. Apalagi jika masyarakat melintasi jembatan lama yang telah dipasang Bailey.

“Tetapi yang secara bertahap kalau kedua-duanya dibongkar kan tidak bisa lalu lintas. Nah, tentunya mohon sabar dan mohon doanya semoga pelaksanaan pembangunan jembatan ini bisa berjalan dengan lancar,” jelasnya.

Dadang menegaskan yang diperbaiki saat ini adalah jembatan yang telah dipasang Bailey. Kemudian selanjutnya jembatan yang ke arah Baleendah akan diperbaiki.

“Yang sebelah kirinya ya (Bailey). Jadi yang sebelah kirinya kita perbaiki dulu dengan Pak Gubernur tentunya nanti setelah selesai yang kiri sebelah kanannya kita bongkar di tahun depan rencananya,” ucapnya.

Ada Syaratnya! Study Tour Diperbolehkan Walkot Cirebon

Jembatan Dayeuhkolot Ditutup Sementara

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *