Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (9/5/2025). Dari mulai pria Cianjur dianiaya polisi akibat salah tangkap hingga viral sopir ekspedisi todong pistol ke pengendara mobil di Tol Cipularang.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Nyanyang Suherli (45), penjual biji kopi asal Desa Jamali, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur diduga jadi korban salah tangkap. Bahkan Nyanyang diduga dianiaya hingga wajah dan tubuhnya babak belur.
Dugaan salah tangkap dan penganiayaan itu mencuat setelah Nyanyang mengunggah cerita kejadian tersebut di akun media sosial pribadi miliknya.
Dalam video berdurasi 1.17 menit yang viral di media sosial itu, Nyanyang meminta bantuan kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi agar dibantu lantaran dirinya menjadi korban kekerasan anggota polisi dan salah tangkap.
“Pak Dedi (Gubernur Jabar) tulungan abdi yeuh.Abdi korban kekerasan anggota polisi, salah tangkap. Tulungan abdi awak asa pasiksak, bengeut rusak. (Pak Dedi tolong saya ini, saya korban kekerasan anggota polisi, salah tangkap. Tolong saya, badan rusak wajah rusak),” ucap dia dalam unggahannya sebagaimana dilihat infoJabar hari ini.
Nyanyang Suherli, mengungkapkan jika peristiwa itu terjadi pada 2 Juni 2025 lalu ketika dirinya hendak pergi ke daerah Lampegan Cianjur untuk mengambil stok biji kopi jualannya.
“Saya sehari-hari jualan, kebetulan ada pesanan biji kopi. Karena di rumah habis, saya mau ambil stok di gudang di daerah Lampegan,” ujar dia saat dihubungi infoJabar melalui telepon seluler.
Dia pun meminta temannya untuk mengantar ke gudang kopi lantaran tidak memiliki kendaraan pribadi. “Kebetulan sebelumnya teman saya sekampung chat saya. Sekalian saya ngojek ke dia, minta antar ke gudang,” kata dia.
Tetapi saat di sekitaran Bojong Kecamatan Karangtengah, dirinya tiba-tiba disergap beberapa orang pria. Mengira jika orang-orang tersebut adalah begal, Nyanyang pun memberontak.
“Saya sedang main HP saat motor tersebut maju. Tiba-tiba ada yang menyergap dan memegangi saya. Dikira begal, karena kan posisinya malam hari. Saya berontak, berusaha melepaskan diri. Soalnya ada yang memegangi saya,” kata dia.
Saat memberontak itu, lanjut dia, diduga salah seorang pria yang menyergapnya terkena sikut atau lengannya. Sehingga dirinya pun dianiaya sambil dimasukkan ke dalam mobil.
“Katanya ada yang terkena sikut. Tapi kan itu tidak sengaja, soalnya saya tidak tahu kenapa saya disergap dan diamankan. Saya langsung dianiaya saat di mobil dan di perjalanan,” kata dia.
Bahkan, dia mengaku sempat mendapatkan ancaman dari pria yang mengaku anggota polisi tersebut.
“Ada yang memberikan ancaman, saya jadi makin takut. Posisinya tidak tahu saya kenapa ditangkap dan mau dibawa ke kantor polisi,” kata dia.
Bahkan, Nyanyang mengaku aksi kekerasan oknum polisi itu berlanjut saat tiba di Mapolres Cianjur. Dirinya dianiaya beberapa oknum polisi, meskipun sudah meminta ampun dan menanyakan kesalahannya.
“Saya dengan teman saya dibawa ke Polres Cianjur. Di sana saya kembali dianiaya. Saya sudah meminta ampun, meskipun masih bingung kenapa saya ditangkap dan dianiaya,” kata dia.
Esok paginya, Nyanyang pun hendak dilepaskan lantaran terungkap jika teman yang mengantarkannya ke gudang merupakan target operasi dari polisi.
“Ternyata teman saya DPO. Katanya penadah barang curian, tapi tidak tahu kasus pastinya apa. Tapi saya juga jadi ikut terseret dan mendapatkan penganiayaan. Malah saat hendak pulang saya tetap disalahkan, katanya saya melawan petugas. Padahal itu kan reflek, karena saya takut dan tidak tahu apa salah saya,” kata dia.
Dia menuturkan lantaran luka yang dideritanya, Nyanyang tidak langsung dipulangkan dan menginap selama tiga hari di Mapolres Cianjur.
“Saya sempat diobati seadanya, karena kan wajah memar habis dipukuli. Tapi selama menginap itu ada juga yang baik, ngasih saya makan dan nanyain keadaan seperti pak Kanitnya dan penyidiknya. Kalau yang menganiaya saya ada sekitar enam orang yang saya ingat,” kata dia.
Dia pun akhirnya dipulangkan pada Kamis (5/6). Salah seorang anggota pun memberikan uang Rp 100 ribu untuk ongkos pulang.
“Saat dipulangkan dikasih Rp 100 ribu untuk ongkos katanya. Saya pulang sendiri. Itu juga tidak langsung ke rumah, karena takut orang tua saya syok lihat wajah masih lebam, jadi saya menginap di teman,” kata dia.
Dia menjelaskan, akibat dugaan salah tangkap dan penganiayaan oleh oknum polisi tersebut, dirinya mengalami luka lebam di wajah dan badan. Selain itu beberapa giginya patah.
“Yang parah itu di bagian kepala, mata lebam dua duanya. Gigi juga ada yang patah. Kalau dada sampai sekarang masih nyeri,” kata dia.
Dirinya berharap para oknum polisi tersebut ditindak sehingga tak terjadi hak serupa. “Saya berharap tidak kejadian lagi ke orang lain,” tegasnya.
Kapolres Cianjur AKBP Rohman Yonky Dilatha, mengatakan pihaknya membenarkan adanya tindakan dari personilnya yang tidak sesuai prosedur tersebut.
Yonky pun memohon maaf dan akan menindak personelnya tersebut sesuai dengan aturan yang ada.
“Memang benar tindakan di luar prosedur itu terjadi. Kami memohon maaf pada masyarakat atas ketidaknyamanan ini. Saya pastikan tidak ada yang ditutup-tutupi, dan akan menindak tegas petugas yang tidak sesuai prosedur. Sekarang sudah diproses oleh Propam,” kata dia.
Sebuah bus jurusan Palabuhanratu-Bogor mengalami kecelakaan tunggal saat sedang ngetem di Jalan Nasional III, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Bus mendadak melaju sendiri dan sang sopir yang mencoba menahannya justru terluka.
Peristiwa itu terjadi dini hari tadi, pukul 01.00 WIB. Saat itu, bus berhenti di pinggir jalan dengan posisi mesin masih menyala.
Namun, kendaraan mendadak bergerak sendiri, menyenggol bangunan rumah warga, menabrak pohon, dan menyebabkan kerusakan pada trotoar.
Sopir bus mengalami luka di tangan dan kaki. Sang sopir kini tengah menjalani perawatan di RSUD Palabuhanratu.
Pantauan infoJabar di lokasi, terlihat pecahan kaca besar dari bagian bus berserakan di trotoar. Salah satu pecahan memuat tempelan tarif trayek bus jurusan Palabuhanratu-Bogor, lengkap dengan daftar harga dan rute pemberhentian.
Kaca terlihat retak parah, menandakan kerasnya benturan saat insiden terjadi.
Bangunan yang berada tepat di pinggir jalan juga tampak rusak berat. Atapnya ambrol, genteng dan kayu penyangga berantakan, serta puing-puing bata berserakan di depan pagar berwarna hijau.
Bangunan itu tampak miring dan sebagian struktur depannya nyaris roboh.
Trotoar di sekitar lokasi pun rusak, penuh dengan serpihan kaca dan reruntuhan. Sebuah pohon besar dekat bangunan terlihat condong ke jalan, diduga menjadi titik awal benturan sebelum bus menghantam rumah.
Kepala Depo MGI Palabuhanratu, Gilang membantah, dugaan awal bahwa kecelakaan disebabkan rem blong.
“Bukan rem blong, posisinya kan sopir dan kondektur sudah turun dari bus,” ujar Gilang saat dikonfirmasi infoJabar.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, Ipda Wangsit menyampaikan, kronologi resmi berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara.
“Kecelakaan lalu lintas tersebut bermula ketika kendaraan Hino Bus dengan nomor polisi F 7524 QA yang dikemudikan Sdr. Sukanta sedang ngetem atau berhenti dalam keadaan mesin menyala,” kata Wangsit.
Ia menjelaskan bahwa kendaraan hanya diganjal menggunakan batu sebagai penahan.
“Bus tersebut kemudian diganjal menggunakan batu, lalu pengemudi turun dari kendaraan,” lanjutnya.
Namun nahas, tak lama setelah pengemudi turun, bus justru meluncur sendiri ke arah kanan jalan.
“Kendaraan melaju sendiri dan menabrak pohon yang berada di sebelah kanan jalan,” tambah dia.
Jagat maya dihebohkan dengan aksi driver jasa ekspedisi yang diduga menodongkan pistol ke arah pemobil di Tol Cipularang. Aksi koboi ini terjadi dipicu rasa tak terima si driver usai kendaraannya disalip.
Dari informasi yang diterima infoJabar, kejadian ini terjadi di Tol Cipularang arah Bandung KM 93 Kabupaten Purwakarta,Sabtu, 7 Juni 2025 sekira Pukul 16.49 WIB. Korban yakni Muhammad Diaz Alfikar sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Purwakarta.
Dari hasil penyelidikan sementara dan komunikasi dengan komunitas pengemudi ekpedisi dari identitas kendaraan yang digunakan, terduga pelaku bernama Maruddin, karyawan swasta, berasal dari Cinere, Depok.
“Ciri-ciri pelaku menggunakan mobil Grand Max warna Silver Nopol B-2850-UFZ, memakai kaos lengan pendek warna merah dan celana panjang warna hitam serta menggunakan topi,” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan hari ini.
Hendra menyebut, tidak ada saksi yang melihat peristiwa tersebut, namun pelapor merekam peristiwa tersebut dengan menyimpan HP di Dashboard di kendaraannya.
“Tidak Ada CCTV di lokasi kejadian,” ujar Hendra.
“Modus operandi diduga kesalahpahaman saat berkendara,” tambah Hendra.
Hendra menjelaskan kronologi kejadian ini, di mana terjadi peristiwa seseorang yang menodongkan benda menyerupai senjata api kepada pelapor ketika pelapor pulang dari Palembang menuju Ciamis. Kejadian ini terjadi di ruas Jalan Tol Cipularang KM 93 arah Bandung.
“Ketika pelapor mau menyalip kendaraan terduga pelaku yang menggunakan kendaraan jenis mobil Grandmax yang berada di jalur kanan, kemudian pelapor menyalip kendaraan si pelaku namun pelaku tidak memberikan jalan akhirnya pelaku menyalip dari kiri, namun setelah disalip mobil yang dikendarai pelaku memepet terus dari belakang, sampai di KM 93 Cipularang arah Bandung pelapor menepi ke pinggir jalan yang diikuti juga oleh pelaku, selanjutnya pelapor turun dari mobil untuk menghampiri pelaku guna menanyakan maksud dan tujuannya,” jelas Hendra.
Namun sebelum menghampiri, pelapor menyiapkan kamera di atas dashboard untuk merekam peristiwanya.
“Ketika menghampiri pelaku, pelapor menanyakan kenapa mepet-mepet jalan terus, si pelaku menjawab namanya juga di jalan situ kencang saya juga kencang, si pelaku menanyakan maunya gimana sambil merogoh sesuatu di belakang jok mobilnya dan mengeluarkan sesuatu benda yang diduga senjata api yang di bungkus berwarna ungu kemudian mengokang dan menodongkannya ke arah pelapor, karena takut pelapor lari dan masuk ke dalam mobil dan memundurkan kendaraannya menjauhi pelaku,” tambah Hendra.
Polisi saat ini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku.”Kami masih melakukan pencarian terhadap terduga pelaku ke wilayah Depok dan sekitarnya,” pungkasnya.
Tumpukan sampah setinggi hampir dua meter terlihat menutupi sisi Jalan Gunung Batu, tepatnya di TPS Gunung Batu Barat, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Pantauan infoJabar hari ini, sampah yang menumpuk hampir meluber ke bahu jalan dengan air lindi yang mulai muncul. Kondisi itu membuat bau menyengat menusuk hidung setiap pengendara yang melintas.
Padahal di lokasi TPS itu, terdapat plang kuning bertuliskan “Dilarang Membuang Sampah Sembarangan”. Menurut Ujang Rusmana, salah seorang petugas TPS, penumpukan ini sudah terjadi sejak usai Lebaran Idul Fitri 2025.
“Sejak lebaran jarang diangkut, paling seminggu sekali, itu pun cuma satu mobil. Gak cukup buat ngangkut semua, paling yang di pinggir-pinggir jalan aja yang diambil,” keluhnya saat ditemui di lokasi.
Menurut Ujang, TPS ini melayani wilayah cukup luas mencakup 7 RW, yaitu 4 RW di Kelurahan Sukaraja dan tambahan 3 RW dari perbatasan kelurahan sekitar. Beban ini kian berat karena frekuensi pengangkutan yang tidak menentu.
“Dulu sehari sekali diangkut pakai mobil 12 kubik, beres. Waktu itu jadwalnya jelas tiap hari. Lalu berubah dua hari sekali, masih aman. Tiga hari sekali pun masih bisa dikontrol. Tapi sekarang nggak jelas. Kadang sekali, kadang dua kali seminggu. Gak ada jadwal pasti, makanya jadi kayak gini,” ujar Ujang.
Menurutnya, volume sampah yang masuk tidak berubah, bahkan cenderung meningkat setiap harinya. Selain dari sampah yang diangkut oleh petugas, banyak pengendara yang membuang sampah di sana.
Ujang mengaku sudah beberapa kali menyampaikan permintaan agar pengangkutan dilakukan minimal empat kali seminggu. Adapun sampah terakhir kali diangkut pada Kamis pekan lalu dan rencananya akan diangkut kembali hari ini.
“Kalau rutin seminggu empat kali, sampah nggak bakal numpuk kayak gini,” tegas Ujang.
“Sabtu rencananya diangkut kembali, tetapi gagal karena sebagian petugas disibukkan dengan kegiatan kurban. Hari ini katanya mau diangkut, tapi sampai siang belum datang juga,” pungkasnya.
Tragedi longsor di Gunung Kuda Cirebon menguak masih banyak tambang ilegal di Jabar. Polda Jabar bergerak mengusut kasus tambang ilegal.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat menemukan 176 titik tambang ilegal yang tersebar di 16 kabupaten dan satu kota. Polda Jabar membidik keberadaan tambang ilegal dan menertibkan lokasi tambang tak berizin.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan, seperti di Tasikmalaya sudah ada 4 kasus tambang ilegal yang ditangani polisi.
“3 kasus tambang pasir dan 1 kasus tambang emas yang tidak berizin atau melanggar ketentuan,” kata Hendra dalam keterangan yang diterima infoJabar hari ini.
Hendra mengungkapkan, untuk 3 kasus yang ditangani murni tidak mempunyai perizinan dan 1 kasus memiliki perizinan tetapi melaksanakan kegiatan penambangan di luar wilayah perizinannya
“4 kasus tambang ilegal tersebut prosesnya ada yang sudah di kejaksaan dan sudah diserahkan tersangka berikut BB nya (1 kasus tambang pasir), dan ada yang masih di tahap penyidikan (2 kasus tambang pasir dan 1 kasus tambang emas ilegal),” ungkapnya.
Menurut Hendra, untuk kasus yang masih dalam proses penyidikan, pelakunya sudah ditetapkan sebagai tersangka bahkan ada yang sudah ditahan di Rutan Mapolres Tasikmalaya Kota, sedangkan yang satu kasus lagi masih dalam proses koordinasi dengan ahli.
“Kami berkomitmen untuk memberantas kegiatan tambang ilegal yang ada di wilayah hukumnya, serta mengharapkan partisipasi masyarakat untuk turut serta membantu polres melalui pemberian informasi terkait aktivitas tambang ilegal di wilayah hukum Polres Tasikmalaya kota.” ujar Hendra.
Sebelumnya, Kepala Dinas ESDM Jabar, Bambang Tirtoyuliono mengatakan,Pemprov Jabar menyatakan komitmennya untuk menertibkan pertambangan ilegal dan memastikan seluruh aktivitas pertambangan berjalan sesuai regulasi.
Evaluasi terhadap RKAB akan diperketat, dan perusahaan yang terbukti menyimpang akan dikenai sanksi administratif hingga pidana.”Kami tidak ingin ada lagi korban jiwa atau kerusakan lingkungan akibat tambang ilegal atau penyalahgunaan izin,” ujarnya.