Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin, 16 Juni 2025 dari mulai Herang yang membunuh ibu kandung tahun 2024 lalu meninggal dunia karena sakit paru-paru, hingga seorang anak di Karawang coba melerai aksi pembunuhan dilakukan ayahnya kepada ibunya.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Rahmat atau Herang, pria asal Sukabumi yang pada tahun 2024 lalu tega membunuh ibunya, dikabarkan meninggal dunia. Warga Desa Sekarsari, Kecamatan Kalibunder, Kabupaten Sukabumi, tutup usia pagi tadi.
Kematian Herang terjadi jauh dari sorotan media dan publik. Lelaki berusia 26 tahun itu menghembuskan napas terakhir karena penyakit paru-paru basah yang dideritanya sejak lama. Ia meninggal dalam perawatan seadanya di desanya, setelah sebelumnya sempat menjalani operasi di RSUD Jampang Kulon.
Tak ada keluarga yang datang menjenguk maupun merawatnya secara penuh. Jenazahnya pun kini tengah menunggu proses pemakaman yang diurus oleh aparat desa.
“Barusan pukul 09.45 WIB meninggal karena paru-paru basah. Dioperasi di RS Jampang, tapi belum memadai, dipulangkan. Gak ada keluarganya, dibiarin. Sekarang yang mengurus staf-staf desa,” kata H Deris, tokoh masyarakat Desa Sekarsari, kepada infoJabar hari ini.
Deris mengungkapkan, sebelum meninggal, Herang memang sudah tidak lagi mendapat pendampingan dari keluarga. Kakak dan istrinya disebut enggan merawat karena ketakutan terhadap kondisi kejiwaan Herang.
“Iya dirawat di desa. Keluarganya, kakaknya, istrinya, pada takut. Perawatan karena paru-parunya. Kalau waktu di Sukabumi itu, keterangannya ODGJ,” ungkapnya.
Kasus pembunuhan terhadap ibunya, Inas (45), sempat menggegerkan Sukabumi pada pertengahan 2024. Herang menusuk ibunya dengan garpu tanah hingga tewas. Tubuh korban ditemukan bersimbah darah di dalam kamar, dan luka-luka terbuka ditemukan di wajah, leher, dan bahu.
Namun, proses hukum tak pernah berlanjut ke meja hijau. Setelah ditangkap, Herang sempat menjalani observasi kejiwaan. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia mengalami gangguan jiwa. Pihak penyidik kala itu memutuskan bahwa proses hukum tidak bisa dilanjutkan karena pelaku tidak bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
“Dia tidak menjalani hukuman karena kondisi mental, karena ODGJ. Sempat ditahan, terus dipulangkan ke keluarganya. Tapi gak ada yang ngurus juga,” tutur Deris.
Herang sempat dirawat selama hampir 10 bulan di sebuah fasilitas kesehatan jiwa di Sukabumi. Namun, karena masalah biaya dan kurangnya pendampingan keluarga, ia dipulangkan. Bukannya kembali ke rumah, Herang justru masuk rumah sakit lagi karena sakit parah, lalu dipulangkan dalam kondisi lemah.
Saat ini pihak desa tengah berupaya memakamkan jenazahnya secara layak. “Masih nunggu gali kubur. Jasadnya sudah di desa,” ujar Deris.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengusulkan agar Bandara Husein Sastranegara untuk direaktivasi, menyusul belum maksimalnya operasional Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Wakil Ketua DPRD Jabar Ono Surono angkat bicara soal usulan itu. Menurutnya, masalah tersebut bukan kewenangan Walikota Bandung, melainkan pemerintah pusat.
“Memang yang menentukan Farhan? Kan bukan,” kata Ono kepada infoJabar, Minggu (15/6).
“Termasuk terkait penutupan Bandara Husein bukan oleh Wali Kota Bandung. Oleh pemerintah pusat terutama oleh Kementerian Perhubungan,” tambah Ono.
Ono menyatakan, penutupan Bandara Husein Sastranegara bukan tanpa alasan. Salah satu yang jadi pertimbangan penutupan bandara tersebut adalah faktor keamanan.
“Satu hal yang saya lihat ada strategi pemerintah untuk tidak lagi pangkalan udara militer digunakan untuk bandara komersial. Kan arah kebijakannya kesana, sehingga akan lebih fokus,” ungkap Ono.
“Kedua, Husein itu memiliki keterbatasan dan selamanya tidak akan bisa dilakukan penambahan sarana dan prasarana, penambahan lahan pacu yang terbatas, bandara yang terbatas dan sekelilingnya pemukiman, sehingga dari jumlah pesawat juga terbatas, besar kecilnya pesawat hanya yang kecil-kecil,” ucapnya menambahkan.
Tak hanya itu, fasilitas bandara juga harus ditunjang dengan infrastruktur jalan. Seperti kita ketahui, jalan di Kota Bandung kerap mengalami kemacetan terutama di akhir pekan dan libur panjang.
Terkait warga Bandung banyak pilih Jakarta untuk melakukan penerbangan, Ono menyebut, alangkah baiknya Farhan meminta infrastruktur dari Kota Bandung ke Kertajati kepada pemerintah.
“Juga terkait keselamatan dan kemacetan di Kota Bandung. Sehingga harusnya Wali Kota Bandung sudah tidak lagi bicara bagaimana Husein diartikan untuk bandara komersial, karena sudah menjadi keputusan pemerintah pusat, bandara internasionalnya ada di Kertajati, sehingga Wali Kota Bandung butuh apa? Shuttle bus yang mengangkut dari Bandung ke Kertajati, oh harus ada kereta dari Bandung ke Kertajati, lebih baik itu yang diusulkan dan tidak lagi memaksakan Husein diaktivasi,” jelasnya.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
Menurut Ono, alangkah bijaknya juga jika Farhan mendukung kebijakan pemerintah pusat yang ingin menghidupkan BIJB yang berada di Kabupaten Majalengka. Menurut Ono, Bandung sudah maju, pemerataan ekonomi harus terjadi di daerah lainnya juga.
“Iya dan Bandung jangan egois dong, Bandung kan sudah tumbuh menjadi kota dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup dari sisi kota jasa, kota perdagangan, banyak daerah yang membutuhkan pertumbuhan ekonomi di Jabar, sehingga bagaimana yang selama ini Bandung yang sudah jadi destinasi wisata, di mana Jumat-Minggu macet untuk dibuat lebih nyaman, para wisatawan dari Jakarta, Cirebon, Sukabumi, Tasik dan lainnya merasa nyaman berwisata di Bandung,” terang Ono.
Menurut Ono, dengan seringnya macet Kota Bandung saat hari libur, itu membuktikan jika wisatawan yang gunakan jalur darat masih banyak.
“Coba dilihat wisatawan di luar kota yang menggunakan jasa penerbangan dibandingkan jalan darat, saya yakin masih banyak yang gunakan jalur darat. Jangan menambah hal-hal yang tidak urgent untuk dilakukan, mendingan berani yang lain,” terangnya.
Terkait warga Bandung yang banyak menggunakan bandara di Jakarta dan Kota Bandung kehilangan pendapatan asli daerah (PAD) nya, kata Ono, hal tersebut sudah menjadi urusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
“Itu bukan urusan Farhan, itu urusan Gubernur Jabar, yang penting PAD tidak turun, kalau (PAD) turunkan, kan ekonomi juga sedang begini, tidak terkait dengan Bandara Husein, pendapatan negara, PAD dan termasuk pendapatan rakyat tidak baik-baik saja, kita lihat libur kemarin hunian hotel berkurang,” ucap Ono.
Ono juga mendorong kepada Dedi Mulyadi agar penerbangan umrah warga Jabar bisa seluruhnya dilakukan di BIJB Kertajati.
“Kalau lari ke Jakarta kita dorong gubernur buat gerakan bagaimana Bandara Kertajati teraktivasi, kalaupun digunakan umrah bagaimana 18-20 Kabupaten kota terbang di Kertajati,” ujar Ono.
Aksi maling motor berpistol kembali meresahkan warga Garut. Kali ini, sang maling berinisial AAS apes karena tertangkap warga saat beraksi meski sempat menembak warga yang hendak menangkapnya.
Ceritanya bermula ketika AAS dan seorang temannya sesama maling berupaya melakukan aksi pencurian sepeda motor di Kampung Kaum Kidul, Desa Sukaratu, Malangbong, pada Minggu (15/6) pagi kemarin.
“Dua orang pelaku mendatangi rumah warga yang terdapat sepeda motor,” ucap Kapolsek Malangbong AKP Suwarna kepada infoJabar hari ini.
Kedatangan dua orang maling ini terendus sang pemilik rumah. Korban yang mengintip dari jendela melihat AAS sedang menduduki motornya dan terlihat berupaya membawa kabur sepeda motor jenis Honda Beat.
“Korban dan tiga orang saksi kemudian mengejar pelaku,” katanya.
Di sini lah, kemudian drama terjadi. AAS dan temannya yang menyadari aksinya kepergok, lari tunggang-langgang.
Suwarna menjelaskan, di momen tersebut, AAS sempat mencabut sebuah pistol dari tas yang digunakannya. Kemudian, pistol tersebut ditembakkan sebanyak 3 kali ke arah warga yang mengejarnya, hingga seorang warga terluka.
AAS akhirnya menyerah usai dikepung warga. Dia sempat menjadi sasaran amuk massa, sebelum diamankan personel Polsek Malangbong yang berada dekat dengan lokasi kejadian.
AAS kemudian digiring ke kantor polisi. Sedangkan rekannya, kabur dan kini menjadi buronan polisi. Dari hasil penyelidikan diketahui, jika pistol yang digunakan AAS saat beraksi berjenis airsoft gun.
“Kami amankan sebuah pistol berjenis airsoft gun, gas CO2, peluru gotree, kunci leter Y, dan tas selempang serta gunting kecil,” kata Suwarna.
AAS ternyata bukanlah orang baru di dunia hitam pencurian sepeda motor di wilayah Garut Utara. Suwarna mengatakan, AAS pernah dibui dalam kasus serupa.
“Tersangka ini residivis. Pengakuannya sudah tiga kali mencuri sepeda motor di wilayah Malangbong,” ungkap Suwarna.
AAS kini ditahan polisi. Dia terancam penjara belasan tahun usai dijerat polisi dengan Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan, juga berpotensi disangkakan pasal dalam Undang-undang Darurat terkait pistol.
Aksi curanmor bersenjata api sendiri, bukan kali ini saja meresahkan warga Garut. Sebelum AAS, setidaknya ada dua maling motor berpistol lain yang diringkus polisi dalam rentang tahun 2025 ini.
Kisah pembunuhan Lusi Febiyani (23) oleh suaminya sendiri Bagus Setiyo Aji (26) tengah jadi perhatian publik, namun kisah tragis itu ternyata mengundang banyak pertanyaan.
Pembunuhan yang terjadi pada Kamis (12/6) dini hari di Desa Lemahmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang itu, sesat menjadi kisah pilu, sebab kedua anak Lusi yakni bayi berusia lima bulan, dan anak berusia lima tahun harus jadi korban sekaligus saksi kekejaman sang ayah terhadap ibunya.
Ahmad Jaelani paman dari korban menuturkan, kala itu, anak Lusi yang berusia lima bulan, tengah terbangun usai menyusu, bahkan saat ditemukan tetangganya bayi itu sedang memandangi jenazah ibunya. Sekaligus tubuh ayahnya yang terbujur kaku usai kritis karena berupaya bunuh diri.
“Anaknya yang 5 bulan, saat ditemukan sedang tengkurap memandangi jasad ibunya, sekaligus tubuh ayahnya yang terbujur kaku. Sedangkan anak pertama Lusi waktu itu, menyaksikan kebengisan ayah terhadap ibunya, anak sekecil itu hanya bisa menangis melihat orang tuanya berantem,” ujar Ahmad, saat berbincang dengan infoJabar, di Kelurahan Adiarsa, Kabupaten Karawang hari ini.
Ahmad akhirnya mengetahui apa yang menimpa keponakannya itu di malam yang mengerikan dari anak Lusi, atau cucunya sendiri, saat sudah merasa tenang.
“Dari cucu saya, atau anak dari korban, sesaat sudah tenang dia baru mau cerita kalau saat itu awalnya adu mulut. Namun memang ada yang beda, biasanya hanya sebatas adu mulut, saat itu wajah ayahnya atau pelaku bukan seperti ayahnya anaknya pun takut,” kata dia.
Sang anak, saat itu berupaya melerai perkelahian yang berujung maut tersebut dengan tangisannya, bahkan anaknya juga sempat membanting beberapa mainan kepada ayahnya agar kebengisannya mereda.
“Namanya anak melihat ayah ibunya berantem mungkin secara spontan menangis, tapi saat itu mungkin sudah terlalu bengis anaknya ini justru melempar ayahnya dengan mainan, mungkin supaya pertengkaran itu mereda,” ungkapnya.
Namun upaya sang anak yang baru berusia lima tahun itu tak dapat menahan kebengisan ayahnya, sang ayah saat itu menyeret ibunya ke dalam kamar lalu menutup pintunya, saat itulah ibunya berupaya meminta pertolongan, yang juga didengar oleh para tetangganya.
“Iya ibunya diseret ke kamar, terus minta tolong kan. Yang ini tetangga juga pada dengar, anak ini juga histeris beberapa saat setelah ayahnya menyeret ibunya ke kamar anaknya kemudian masuk, saat membuka pintu kamar anaknya melihat tubuh ayah ibunya berlumuran darah, dan tak bergerak,” ucap Ahmad.
Saat itu, anak Lusi mengira bahwa ayah dan ibunya meninggal, akibat perkelahian tersebut, beberapa saat kemudian para tetangga datang. Dan anaknya kemudian membukakan pintu rumah lalu bercerita kalau ayah ibunya meninggal.
“Setelah itu warga datang anaknya buka pintu dan bilang kalau ayah ibunya meninggal. Padahal ayahnya tidak meninggal dia bunuh diri cuma gagal,” ungkapnya.
Atas dasar itu, Ahmad juga menuntut agar penegak hukum melalukan upaya maksimal agar terduga pelaku yakni Bagus yang merupakan suami korban dapat dihukum berat.
“Saya ingin pelaku dihukum maksimal, ini istrinya yang dia bunuh. Yang jadi korban juga kedua anaknya, bahkan satu lagi masih bayi, mereka harus kehilangan kasih sayang ibu. Ini jelas monster tanpa belas kasihan harus dihukum berat,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Kapolres Karawang AKBP Fiki Novian Ardiansyah menuturkan,
Pihaknya sudah memeriksa empat orang saksi yakni tetangga korban, dan berdasarkan pemeriksaan tersebut kesimpulan sementara sang istri diduga menjadi korban pembunuhan oleh suaminya sendiri.
“Kita periksa 4 orang saksi tetangga korban, kesimpulan sementara istrinya diduga jadi korban pembunuhan yang saat ini juga dalam kondisi kritis, kemungkinan pelaku berupaya mengakhiri hidup (bunuh diri) usai mencelakai istrinya hingga meninggal,” kata dia.
Mengenai motif dijelaskan Fiki, bermula dari pertengkaran rumah tangga, yang kerap terjadi didasari rasa cemburu suami kepada istrinya Lusi Febiyani yang saat ini meninggal.
“Iya kesimpulannya memang motifnya ini pertengkaran, suaminya cemburu kepada istri, sering cekcok hingga berujung penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia,” terangnya.
Seorang pelajar mengalami luka serius di bagian kepala, akibat diserang pengendara sepeda motor di Jalan SL Tobing, Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya, Senin (16/6/2025) dini hari. Korban yang diketahui bernama Abdul Latif (16) warga Kampung Katubang Desa Cintaraja, Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya itu, kini menjalani perawatan intensif di RS TMC Kota Tasikmalaya.
Informasi yang dihimpun, sesaat sebelum kejadian Abdul Latif mengendarai sepeda motor bersama temannya Randi Maulana (16). Latif dan Randi adalah teman sekampung dan satu sekolah, keduanya siswa sebuah SMP swasta di Cintaraja Singaparna.
“Sekitar jam 2 dini hari, saya niatnya mau ke Jalan HZ Mustofa. Mau ngopi,” kata Randi, di lokasi kejadian hari ini.
Menurut Randi, saat itu dia dibonceng Latif, mengendarai sepeda motor Honda Beat. Keduanya tak memakai helm dan knalpot sepeda motor mereka bising. “Tapi bawa motornya nyantai kok,” kata Randi.
Sampai di Jalan SL Tobing dekat pertigaan Jalan Lukmanul Hakim, dari arah berlawanan muncul sepeda motor jenis Yamaha Aerox. “Ada Aerox dari depan, satu motor tiga orang. Warna motornya nggak begitu terlihat, tapi yang jelas bukan warna putih,” kata Randi.
Saat berpapasan, motor Aerox melakukan menuver kanan seperti hendak memotong jalan. Di moment itu Randi melihat seorang yang dibonceng melemparkan benda.
“Nggak tahu balok, nggak tahu batu. Pelakunya yang dibonceng paling belakang,” kata Randi.
Benda itu rupanya mengenai kepala Latif, sehingga motornya langsung oleng dan masuk ke selokan kiri jalan.
Sementara motor pelaku langsung tancap gas ke arah Linggajaya. “Latif langsung nggak sadar, motor masuk ke selokan. Saya juga ikut terjatuh,” kata Randi.
Saat itu Randi berusaha mencari pertolongan, tapi suasana sepi. Dia akhirnya menepikan Latif ke pinggir jalan. Dia juga berusaha menaikkan sepeda motor dari selokan.
“Saya minta bantuan dulu ke teman yang ada di HZ Mustofa, Latif terpaksa saya tinggalkan dulu,” kata Randi.
Tak lama Randi kembali ke TKP, sementara Latif masih tak sadarkan diri. “Saat itu beruntung ada taksi online yang lewat, kita minta bantuan. Akhirnya Latif dibawa ke RS TMC,” kata Randi.
Menurut Randi kondisi Latif mengalami luka parah, akibat ada luka di kepalanya. “Sampai sekarang belum sadar,” kata Randi. Setelah itu Randi kemudian melapor ke polisi.
infoJabar sempat menanyakan apakah Randi mengetahui aturan jam malam bagi pelajar, dimana jam 21.00 WIB sudah harus di rumah.
“Iya tahu, tadinya hanya mau ngopi. Kita kan baru lulus SMP tahun ini,” kata Randi.
Usai menerima laporan, aparat Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota dan Polsek Cihideung langsung mendatangi TKP. Polisi juga mengajak Randi untuk menjelaskan apa yang dialaminya dini hari tadi.
Di lokasi kejadian ditemukan bercak darah di dekat selokan. Namun terkait benda apa yang digunakan melempar korban, polisi masih menyelidiki.
Saat olah TKP, terlihat polisi memetakan dengan cukup detail, rentetan kejadian berdasarkan pengakuan Randi.
Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Herman Saputra membenarkan adanya kejadian tersebut.
“Jadi awalnya kami mendapatkan laporan dari masyarakat, adanya pengendara yang tergeletak dengan posisi terluka di bagian kepalanya,” kata Herman.
Dia mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan atas laporan korban tersebut. “Kami ini lagi mendalami kejadian tersebut, apakah ini merupakan tindak pidana yang dilakukan sekelompok orang atau ini Lakalantas. Mengingat kejadiannya di pinggir jalan,” kata Herman.
Terkait kondisi korban, Herman juga membenarkan korban saat ini dirawat di RS TMC Tasikmalaya.
“Kondisi korban sekarang dirawat di rumah sakit. Jadi untuk keterangan awal si korban ini dia berjalan dua orang. Kami sedang memperdalam keterangan dari teman si korban,” kata Herman.