Jabar Hari Ini: Jam Malam Untuk Pelajar di Jawa Barat

Posted on

Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Senin (26/5/2025). Mulai dari ancaman PHK di tengah okupansi sulit perhotelan di Jabar, dua perusak stadion GBLA ditangkap hingga jam malam untuk pelajar

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini:

Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 mulai menimbulkan dampak serius di sektor perhotelan di Jawa Barat.
Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Dodi Ahmad, mengungkapkan bahwa ribuan pekerja hotel berisiko kehilangan pekerjaan apabila tidak ada pelonggaran kebijakan hingga semester dua tahun ini.

“Kalau berkepanjangan tidak ada perubahan kelonggaran dari pemerintah, kemungkinan akan terjadi PHK 10-30 persen,” ujar Dodi saat dikonfirmasi, Selasa (27/5/2025).

Menurut Dodi, situasi itu tidak hanya terjadi di Jawa Barat, tetapi juga melanda hampir seluruh wilayah Indonesia. Namun hingga saat ini, Dodi menyebut memang belum terjadi gelombang PHK besar-besaran di sektor perhotelan.

Meski begitu, tekanan terhadap industri perhotelan sudah sangat terasa. Sejumlah hotel di Bogor dan Depok dilaporkan tutup operasional, sementara sebagian besar hotel di daerah lain mulai melakukan efisiensi tenaga kerja.

“Di Jawa Barat (hotel) yang sudah tutup ada di Bogor 2, Depok 1 yang lainnya belum ada kabar. Kemudian pegawai harian tidak diperpanjang, tidak ada pekerjaan harian, kemudian karyawan sekarang di shift, satu minggu kerja satu minggu libur,” jelasnya.

“Kalau PHK belum ada di Jabar, baru hotel yang tutup di Depok dan Bogor. Di Bandung juga daerah lain belum ada. Hanya ada pengaturan jadwal pekerjaannya,” sambungnya.

Kondisi ini berdampak langsung pada penghasilan karyawan. Banyak dari mereka yang bersedia menerima pemotongan gaji hingga 50 persen demi tetap bisa bekerja.

“Memang tidak ada di aturan tenaga kerja cuma kan apakah mau seperti itu, ya mereka mau siapa tau nanti ada perubahan lagi kan ke semula. Dikurangi hampir 50 persen, dari pada tidak kerja lebih baik yang ada aja, mudah-mudahan semester dua ada perbaikan,” ungkapnya.

Dua pelaku perusakan Stadion GBLA MDB dan MRW diamankan polisi. Keduanya memiliki peran masing-masing saat melakukan perusakan stadion.
Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono mengatakan, keduanya ditangkap di daerah Rancasari, Kota Bandung dan Pacet, Kabupaten Bandung. Mereka ini lah yang jelas terekam kamera saat merusak fasilitas di Stadion GBLA.

“Satu pelaku atas nama MDB ini yang melakukan pemotongan (jaring) tali gawang. Sedangkan, MRW itu yang melakukan pengambilan rumput ataupun tanah di lapangan bola tersebut,” katanya, Selasa (27/5/2025).

Budi mengatakan, polisi bergerak setelah menerima aduan dari Pemkot Bandung yang masih menjadi pengelola Stadion GBLA. Setelah memeriksa video yang tersebar di medsos, MDB dan MRW pun bisa diamankan.

“Sementara ini kami masih lakukan pendalaman kepada dua orang pelaku tersebut. Apakah memang yang bersangkutan memang melakukan perbuatan tersebut atau tidak,” ucapnya.

Meski baru dua orang, Budi memastikan polisi masih menelusuri pelaku lain yang terlibat dalam aksi perusakan Stadion GBLA. Nasib kedua pelaku pun nantinya akan dikoordinasikan dengan Pemkot Bandung selaku pemilik stadion.

“Dan bagaimana ke depannya tetap kita akan berkoordinasi dengan Pemkot karena memang ini yang mengelola lapangan adalah Pemkot. Arahnya seperti apa nanti diinformasikan kembali,” pungkasnya.

Keduanya kini sudah ditahan di Mapolrestabes Bandung. Mereka terancam dijerat Pasal 406 KUHP dan juga Pasal 170 KUHP.

Keracunan massal terjadi di SMA kawasan Desa Cintabodas, Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (26/5/2025).

Sebanyak 19 siswa dan guru mengalami gejala keracunan. Sebelumnya, mereka sempat mengonsumsi cilok, makanan khas Sunda yang terbauat dari tepung tapioka atau aci, Minggu (25/5/2025) malam.

“Betul ada laporan keracunan para siswa dan ada guru,” kata Kapolsek Bantarkalong, AKP Mujiono kepada infoJabar Senin (26/5/2025) malam.

Gejala keracunan mulai dirasakan pada Senin siang. Mereka mengalami keluhan mual, pusing, dan demam tinggi. Para korban kemudian berdatangan ke Puskesmas Culamega. Total terdapat 19 orang yang mendapat penanganan medis.

“Ada korban sebanyak 19 orang, enam pulang dan 13 masih dirawat di puskesmas setempat,” jelas Mujiono.

Dugaan penyebab keracunan masih belum bisa dipastikan karena masih menunggu hasil laboratorium dari sampel makanan yang dikonsumsi. Yang pasti, siswa dan guru sempat masak dan mengonsumsi cilok bersama.

“Sample makanan sudah diamankan, mereka sebelum keracunan sempat makan vilok,” ucap Mugianto.

Tim kesehatan Puskesmas Culamega masih melakukan observasi terhadap korban yang dirawat di puskesmas maupun di lingkungan sekolah. Penyelidikan lanjutan akan dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti keracunan massal ini.

“Potensi nambah korban ada, karena yang makan cilok sebanyak 34 orang,” pungkas Mugiono.

Kisah menyentuh seorang kepala desa (kades) yang menolong warganya dengan rela merogoh kocek sendiri dan menjaminkan STNK mobil miliknya mendapat respons dari berbagai pihak, mulai dari orang misterius hingga Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Kisah Kades Cikahuripan Heri Suryana yang akrab disapa Jaro Midun ini entah bagaimana mendapat perhatian dari seseorang yang mengaku mengikuti kisah tulusnya di media. Hal ini diketahui Jaro Midun setelah pihak RSUD Palabuhanratu menghubunginya pada Selasa (27/5/2025) pagi

“Saya dihubungi oleh pihak RSUD Palabuhanratu, katanya tunggakan pasien, utang warga saya itu sudah dilunasi oleh seseorang. Katanya orang Bandung, tapi istrinya orang Palabuhanratu,” kata Jaro Midun kepada infoJabar, Selasa (27/5/2025).

Jaro Midun mendapatkan sebuah nama, namun saat itu orang tersebut ternyata sudah berpesan agar dirinya tidak mendapat sorotan. “Ada namanya, tapi beliau wanti-wanti katanya tidak usah bagaimana-bagaimana,” ungkap Jaro Midun.

Diketahui, utang warga tersebut sejumlah Rp 1,2 juta setelah sebelumnya berjumlah Rp 1,7 juta, Jaro Midun merogoh kocek pribadinya sebesar Rp 500 ribu dan menjaminkan STNK mobil miliknya agar pasien bisa pulang dari rumah sakit.

“Utang kurang-lebih Rp 1,2 juta sudah dilunasi, malam juga pihak RSUD Palabuhanratu sebenarnya sudah mengkonfirmasi, mengabari tidak usah sebenarnya kalau sampai menjaminkan STNK segala,” tutur Jaro Midun.

Selain orang misterius, Jaro Midun mengaku sudah dihubungi asisten Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Melalui asistennya, KDM, sapaan akrabnya menanyakan jumlah tunggakan di RSUD Palabuhanratu.

“Salah satu asistennya bilang katanya Kang Dedi Mulyadi mengikuti soal ini, dan berniat membantu. Menanyakan tunggakannya berapa, saya sempat bilang kalau utang ke RS sudah lunas, akhirnya beliau mengarahkan agar bantuan tersebut diberikan ke pasien saja,” kata Jaro Midun.

Diberitakan sebelumnya, sebuah video memperlihatkan Kepala Desa Cikahuripan, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Heri Suryana alias Jaro Midun berdiri di kasir rumah sakit sambil menyerahkan uang dan STNK mobilnya viral.

Aksi itu dilakukan untuk membantu seorang warga kurang mampu yang tidak memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan sedang sakit. Peristiwa menyentuh ini terjadi pada Minggu (25/5/2025). Menurut Jaro Midun, saat itu keluarga pasien mendatangi rumahnya tengah malam karena sang pasien mengalami sesak napas.

“Ada warga yang sakit setelah dicek dia tidak punya KIS, sedangkan warga itu tidak mampu dan harus segera diobati,” kata Midun kepada infoJabar Senin (26/5/2025).

“Waktu itu keluarganya datang ke rumah tengah malam dan saya bawa langsung ke rumah sakit,” lanjutnya.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas malam bagi para peserta didik. Hal ini tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 51/PA.03/DISDIK tertanggal 23 Mei 2025.
Dalam surat edaran itu, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menetapkan bahwa peserta didik tidak diperbolehkan melakukan aktivitas di luar rumah mulai pukul 21.00 WIB hingga 04.00 WIB, kecuali untuk beberapa keadaan tertentu.

Di antaranya adalah apabila peserta didik mengikuti kegiatan resmi sekolah atau lembaga pendidikan, aktivitas keagamaan yang diketahui orang tua, sedang bersama orang tua/wali, atau dalam kondisi darurat dan bencana.

“Langkah ini diambil sebagai bagian dari program pembentukan generasi Panca Waluya Jawa Barat Istimewa, yakni generasi muda yang memiliki karakter Cageur (sehat), Bageur (baik), Bener (benar), Pinter (cerdas), dan Singer (terampil),” tulis Dedi dalam penjelasan surat tersebut dilihat Selasa, (27/5/2025).

Dedi juga meminta, pemerintah daerah tidak hanya mensosialisasikan kebijakan ini, tetapi juga turut aktif dalam pelaksanaan dan pengawasannya serta dinas pendidikan untuk mengkoordinasikan satuan pendidikan.

Dalam surat itu juga ditegaskan bahwa peserta didik yang dimaksud mencakup seluruh anak dan remaja yang sedang berada dalam jenjang pendidikan dasar, menengah, hingga pendidikan khusus.

Saat dikonfirmasi, Plt Kadisdik Jabar Deden Saepul Hidayat membenarkan perihal surat edaran terkait pengaturan jam malam tersebut. Menurut Deden, pengawasan akan dilakukan oleh kepala daerah, disdik dan melibatkan Kemenag.

“Ya, betul (ada jam malam),” singkat Deden.

Kondisi Sulit Perhotelan di Jabar

Dua Perusak Stadion GBLA Ditangkap

Keracunan Cilok di Tasikmalaya

Happy Ending Kisah Jaro Midun

Jam Malam untuk Pelajar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *