Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin 7 Juli 2025. Dari mulai geng motor kembali meresahkan di Kota Cimahi hingga seorang balita di Kuningan terjepit di pintu gerai ATM.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Masyarakat Kota Cimahi dibuat resah dengan aksi geng motor. Seorang pemuda menjadi korban pengeroyokan yang dilakukan 13 orang anggota geng motor di Jalan Pojok Utara, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Sabtu (28/6) sekitar pukul 01.30 WIB.
Dalam kejadian ini, korban ZMR, yang ditusuk oleh kawanan geng motor tersebut pada bagian punggung sampai tembus ke bagian dada depan. Tak cuma itu saja, korban juga disabet senjata tajam di beberapa bagian tubuhnya.
Kapolres Cimahi, AKBP Niko N. Adi Putra mengatakan, 13 tersangka yang menganiaya sebagian besar masih di bawah umur.
“Kami amankan 13 anggota geng motor yang menganiaya seorang pemuda di Cimahi, 3 dewasa 10 masih pelajar di bawah umur. Korban mengalami luka cukup parah, ada bacokan di kepala, punggung,” kata Niko saat konferensi pers di Mapolres Cimahi hari ini.
Menurut Niko, penganiayaan terhadap ZMR berawal saat tersangka yang sudah dewasa, di antaranya Marcel dan Rifqy mengajak para tersangka di bawah umur yang saat itu sedang pesta minuman keras menyerang anggota geng motor lain.
Kemudian para tersangka melakukan penyisiran sasaran mereka mulai dari Jalan Cihanjuang, Pasantren, hingga Jalan Pojok Utara. Di lokasi kejadian, mereka menemukan korban yang sedang berjalan.
“Di situ mereka langsung menganiaya korbannya, dengan tangan kosong dan senjata tajam. Saat ini korban masih dalam perawatan intensif, namun sudah bisa berkomunikasi,” ungkap Niko.
Setelah melakukan aksi tersebut, para pelaku kabur ke berbagai daerah, salah satunya Kabupaten Garut. Berdasarkan pemeriksaan, penyerangan itu dilakukan karena dendam terhadap geng motor lainnya.
“Tujuan awalnya mereka ini informasinya menyerang secara acak, jadi bukan hanya menyasar geng motor yang mereka akui ada masalah dengan mereka. Jadi mereka saat aksi itu mengacungkan senjata tajam sebagai tanda kehadiran mereka dan menakuti masyarakat,” jelas Niko.
Ketiga tersangka yang sudah dewasa dijerat dengan Pasal 170 atau Pasal 351 Juncto atau 55 KUHPidana dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara. Sedangkan bagi pelaku dibawa umur penegakan hukum akan dilakukan berdasarkan Undang-Undang tentang Hukum Acara Anak, dan tentunya status mereka sebagai Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH).
“Hukum acara terhadap anak berbeda dengan dewasa, tetapi tetap diberlakukan secara profesional. Mereka tetap bertanggung jawab atas perbuatannya. Upaya-upaya diversi sudah dilakukan terhadap 10 anak, namun hasilnya gagal. Oleh karena itu, proses penyidikan tetap dilakukan terhadap 13 tersangka dan dilanjutkan ke proses pidana,” ucap Niko.
Nasib malang dialami balita berusia 22 bulan yang dianiaya ayah kandung di Purwakarta masih menjalani perawatan di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Kondisi balita itu sudah membaik dengan pelukan ibunya. Hal itu diungkapkan Kapolres Purwakarta AKBP Lilik Andriansyah yang menjenguk sang balita di RSUD Bayu Asih, Purwakarta, hari ini.
“Kami melihat perkembangan anak yang jadi korban penganiayaan orang tuanya. Alhamdulillah keadaan membaik, dan menurut dokter insyaallah hari ini bisa pulang, ibunya sendiri sama dari sisi kondisi sudah membaik,” ujar Lilik.
Lilik mengungkapkan, ia sudah membentuk tim khusus yang akan memberikan trauma healing dan pendampingan kepada anak dan ibu itu sehingga kondisi psikologisnya kembali pulih. Ibu balita itu pun mengalami trauma lantaran disiksa pelaku.
“Kami akan terus melakukan pendampingan mengingat yang masih tersisa adalah trauma psikologis anak dan ibu, nanti tim kami mendampingi dan dinas sosial dan rumah sakit kita akan bareng-bareng dampingi mereka sampai tuntas,” ungkapnya.
Menurut Lilik, luka fisik yang masih dialami korban adalah luka memar di beberapa tubuh dan ditemukan ada beberapa titik luka bekas sundutan rokok yang dilakukan oleh ayahnya sendiri.
“Betul jadi secara fisik ada sundutan rokok di kaki dan paha tapi itu sudah lama, luka lain Alhamdulillah tidak ada luka dalam dan hari ini diizinkan pulang,” ungkapnya.
Terkait pelaku yang diketahui berinisial DH, Lilik mengatakan, pihak kepolisian telah menetapkan sang ayah sebagai tersangka dan kini sudah ditahan. Ia menekankan proses pemberkasan kasus dipercepat agar segera dapat dilimpahkan ke kejaksaan.
“Kalau tersangka itu normal, kami pastikan dalam keadaan sadar melakukan tersebut tidak terpengaruh miras obat-obatan, kita tetap periksa kondisi psikologis yang bersangkutan, alasan pergi dari rumah karena istri pelaku dibentak di rumah, takut ke suaminya yang sering melakukan kekerasan,” ujarnya.
Direktur Utama RSUD Bayu Asih Purwakarta, Tri Muhammad Hani, mengungkapkan bahwa korban saat pertama kali tiba di rumah sakit dalam kondisi trauma berat.
“Pada saat datang memang kondisinya mengalami trauma. Setiap kali melihat orang langsung menangis, terutama saat disentuh oleh petugas medis,” ucap Hani.
Hani mengatakan, penanganan awal dilakukan oleh tim dokter spesialis anak yang berkolaborasi dengan dokter bedah. Dugaan awal, adanya trauma pada bagian perut akibat diinjak oleh ayah kandungnya sendiri.
“Karena dalam video yang beredar itu, sang anak diinjak dan juga ada yang dipukul bahkan badannya diangkat lalu diterbalikan dengan posisi kepala di bawah, dikhawatirkan itu ada luka dalam,” katanya.
Namun, setelah pemeriksaan menyeluruh, hasilnya menunjukkan organ dalam korban tidak mengalami kerusakan. “Alhamdulillah, bagian dalam perutnya tidak apa-apa,” ujar Tri.
Pemeriksaan lebih lanjut sempat mengarah pada kemungkinan tulang rusuk retak, namun hasilnya nihil. “Yang ditemukan adalah kondisi paru-paru yang menunjukkan gejala penyakit ringan seperti flek, tetapi tidak memerlukan pengobatan rutin,” imbuhnya
Hani masih menunggu satu pemeriksaan terakhir dari dokter psikiatri. Jika hasilnya dinyatakan aman, korban bisa diperbolehkan pulang hari ini dan akan ditindaklanjuti oleh Dinas Sosial, khususnya tim psikolog anak.
Siang tadi, gempa bumi berkekuatan M 5,1 terjadi di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Gempa terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.
Dari informasi BMKG, pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 10 kilometer.
“Info Gempa Mag: 5.1, 7 Juli 25 12.00.25 WIB. Lok: 10.14 LS, 108.57 BT, 271 km Tenggara Kab Pangandaran, Jabar. Kedalaman 10 kilometer,” tulis BMKG di laman inatews.bmkg.go.id hari ini.
Dalam laman itu, BMKG menegaskan gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Namun BMKG meminta masyarakat untuk waspada akan potensi gempa susulan.
“Tidak berpotensi tsunami,” tegas BMKG.
Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Kuningan memberikan pertolongan kepada balita perempuan yang empat jari tangannya terjepit di pintu ATM di RSUD 45 Kabupaten Kuningan.
Kepala UPT Damkar Kabupaten Kuningan, Andri Arga Kusuma memaparkan, kejadian tersebut bermula ketika Aulia bersama dengan anaknya bernama Karnaya Ramadani yang berusia 16 bulan ingin menjenguk saudaranya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 45 Kuningan.
“Tadi ada yang melaporkan pengunjung pasien yang sedang mengantre dan tidak sengaja balitanya yang berusia 16 bulan bermain di dekat pintu ATM. Dan tidak sengaja balita tersebut tangannya masuk ke sambungan pintu ATM dan kejepit, sulit keluar,” tutur Arga hari ini.
Kala itu, posisi korban sedang berada di depan ATM yang ada di RSUD 45 Kuningan. Dan secara tidak sengaja, saat orang keluar dari mesin ATM, keempat jari tangan korban terjepit pintu ATM. Karena kesakitan dan panik sang anak terus menangis. Menurut Arga, anak tersebut terjepit di pintu ATM selama kurang lebih 15 menit.
Meskipun sudah dilakukan berbagai macam upaya, namun, karena tak kunjung berhasil dan sang anak terus menangis, akhirnya satpam ATM yang bernama Rudiana melaporkan kejadian tersebut kepada Damkar Kabupaten Kuningan.
“Kisaran anak terjepit itu 15 menitan. Karena kami lihat itu anak sudah dikasih baby oil tapi masih belum bisa lepas juga. Itu yang kejepit tangan kiri yang kejepitnya ada empat jari,” tutur Arga.
Setelah mendapatkan laporan, Damkar Kabupaten Kuningan langsung mengirim dua petugas untuk menolong anak yang terjepit pintu ATM tersebut. Oleh petugas langsung dilakukan penanganan pelepasan jari, dengan bantuan alat penjepit pintu, akhirnya setelah 5 menit keempat jari balita tersebut bisa terlepas.
“Pelepasannya dengan menggunakan alat pompa pembuka pintu namanya Airbigpump. Dengan dipompa jadi kacanya juga aman tidak ada kerusakan dan si bayi juga aman, tangannya juga mudah keluar,” tutur Arga.
Setelah berhasil dilepaskan, anak langsung dibawa ke IGD RSUD 45 Kuningan untuk menjalani pemeriksaan. Menurut Arga, karena terlalu lama terjepit pintu, jari tangan anak mengalami bekas merah.
“Dan ketika lepas tadi langsung dibawa ke IGD untuk menjalani pemeriksaan, dilihat secara kasat mata memang tidak ada luka serius cuman sampai merah karena kejepit itu ada. Jadi karena khawatir pihak rumah sakit juga bertanggung jawab,” tutur Arga.
Terkait kejadian tersebut, Arga menghimbau agar masyarakat terus memantau anak-anaknya apalagi ketika berada di fasilitas umum.
“Lebih berhati-hati terutama ketika membawa anaknya di fasilitas umum. Anak kecil kan suka seenaknya sehingga bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang terjadi di RSUD 45 Kuningan. Karena anaknya terkadang tidak paham ini berbahaya atau tidak,” pungkas Arga.
Maman Surahman (42) wisatawan yang hilang di Pantai Sayang Heulang, berhasil ditemukan. Maman sebelumnya dilaporkan hilang usai terseret ombak saat berdiri di tepi karang.
Maman ditemukan tewas oleh nelayan, pagi tadi. Lokasi penemuan jasadnya berjarak sekitar 3 mil dari titik pertama hilang.
“Benar, korban telah berhasil ditemukan dan dievakuasi. Kondisinya MD (Meninggal Dunia),” ucap Kasat Polairud Polres Garut Iptu Aep Saepudin, kepada infoJabar hari ini.
Aep menuturkan, jasad korban pertama kali ditemukan oleh sekelompok nelayan yang sedang melaut, sekitar jam 06.30 WIB. Temuan itu kemudian dilaporkan oleh nelayan kepada tim SAR.
“Tim kemudian bergerak melakukan evakuasi dan membawa jasad korban ke pesisir pantai,” katanya.
Maman merupakan seorang wisatawan asal Cimaung, Kabupaten Bandung, yang sebelumnya dilaporkan hilang usai terseret ombak di Pantai Sayang Heulang, Mancagahar, Pameungpeuk, Garut.
Kejadiannya berlangsung pada Sabtu, (5/7) sore lalu, saat Maman tengah berwisata. Saat itu, menurut keterangan saksi, Maman berjalan ke tepian karang yang ada di pesisir pantai.
Sejumlah saksi mata yang melihat aksi Maman tersebut, sempat memperingatinya karena hal tersebut dianggap berbahaya, mengingat ombak di sana ganas.
Kekhawatiran warga di sana, benar terjadi. Sejurus kemudian, datang ombak besar yang menyeret tubuh Maman ke tengah lautan. Dia perlahan terus ke tengah dan tenggelam, hingga jasadnya kemudian ditemukan pagi ini.