Jabar Hari Ini: Geger Tangis Bayi di Teras Musala Lembang | Info Giok4D

Posted on

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin, 1 Desember 2025, dari mulai bayi perempuan ditemukan tergeletak di salah satu musala di Lembang, Bandung Barat hingga puluhan siswa di Sukabumi diduga keracunan kerang.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Warga Kampung Sukasari, RT 05/RW 12, Desa Pagerwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dihebohkan dengan penemuan sesosok bayi hari ini. Bayi malang berjenis kelamin perempuan itu ditemukan tergeletak di teras musala dalam keadaan masih hidup. Warga yang menemukan bergegas menyelamatkan bayi tersebut ke bidan terdekat.

“Betul ada laporan dari warga soal penemuan bayi di teras musala. Sudah diamankan sekarang posisi bayi ada di bidan,” kata Kanit Reskrim Polsek Lembang, AKP Yuhadi saat dikonfirmasi hari ini.

Yuhadi mengatakan, bayi tersebut awalnya ditemukan seorang warga yang hendak ke kamar mandi di sekitaran musala. Saat itu ia samar-samar mendengar suara tangisan. Saksi kemudian mengecek sumber suara tangisan tersebut.

“Setelah dicek ternyata itu tangisan bayi, yang ditemukan terbungkus selimut berwarna hitam. Saksi lalu memberitahukan temuan tersebut ke warga setempat sampai akhirnya bayi dibawa ke bidan,” kata Yuhadi.

Yuhadi mengatakan berdasarkan pemeriksaan sementara, bayi perempuan tersebut dalam keadaan sehat. Panjang tubuh bayi sekitar 48 sentimeter dengan berat mencapai 2,7 kilogram.

“Untuk saat ini bayi masih ada di bidan, besok akan diserahkan ke Dinas Sosial KBB karena banyak yang mau mengadopsi. Silakan bagi yang mau mengadopsi menghubungi dinsos dan menempuh jalur prosedural,” kata Yuhadi.

Pihaknya kemudian memeriksa sejumlah saksi mata dan mengecek CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk mengungkap terduga pelaku yang membuang bayi malang tersebut di musala.

“Saat ini kita masih penyelidikan, nanti perkembangannya akan kami sampaikan lagi,” kata Yuhadi.

Sebuah toko bangunan di Desa Lebakwangi, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Kuningan hangus terbakar hari ini. Diperkirakan kebakaran tersebut menyebabkan kerugian mencapai Rp 1,8 miliar.

Kepala UPT Damkar Kabupaten Kuningan Andri Arga Kusuma memaparkan peristiwa kebakaran tersebut bermula sekitar pukul 02.00 WIB. Kala itu, seorang pedagang serabi yang hendak berjualan bernama Acih (45) melihat kepulan asap di Toko Bangunan Sri Mekarsari.

Melihat kepulan asap yang besar, Acih langsung mendatangi rumah anak pemilik toko bernama Fauzi untuk memberitahukan bahwa toko milik ayahnya terbakar. Setelah menerima laporan, Fauzi langsung menghubungi petugas Damkar Kabupaten Kuningan.

“Menurut keterangan saksi, pada pukul 02.00 WIB ketika hendak berjualan serabi dia melihat kepulan asap di TB Sri Mekarsari, Kecamatan Lebakwangi. Kemudian saksi menuju rumah Fauzi, anak pemilik toko bangunan itu, untuk melaporkan kebakaran di toko ayahnya,” tutur Arga hari ini.

Setelah menerima laporan, Damkar Kuningan langsung mengirimkan 15 anggotanya dan 3 unit mobil pemancar air ke lokasi kejadian pada pukul 02.49 WIB. Arga memaparkan, banyaknya bahan yang mudah terbakar bahkan beracun menjadi kendala selama proses pemadaman berlangsung, ditambah dengan akses sumber air yang jauh dan terbatas. Untuk mengatasi masalah suplai air tersebut, petugas damkar mengambil air dari selokan dan kolam warga.

“Jarak lumayan jauh sehingga mesin portable pendorong air tidak kuat. Lalu kami mengubah skema dengan menggunakan mesin pendorong mesin mobil PTO yang tekanannya sangat kuat, jadi bisa running 1 jam tanpa henti penyemprotan. Kesulitan lainnya karena banyak bahan mudah terbakar, berbahaya, dan beracun,” tutur Arga.

Meski begitu, setelah upaya pemadaman berlangsung hampir 6 jam, akhirnya api dapat dipadamkan sekitar pukul 07.05 WIB. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi, diduga api tersebut berasal dari mesin pencampur cat dengan terminal yang dialiri listrik sehingga mengalami korsleting ditambah di sekitar terminal banyak cairan yang mudah terbakar.

“Di situ ada mesin pencampur cat dan komputer. Kemungkinan ada kabel terminal yang terlalu banyak sambungan sehingga menyebabkan arus pendek, ditambah lagi di sekitar itu banyak barang material yang mudah terbakar, termasuk cat dan tiner ada puluhan kaleng sehingga api cepat membesar. Setelah melakukan pendataan, kerugian ditaksir sebesar Rp 1,8 miliar,” pungkas Arga.

Menyikapi kejadian tersebut, Damkar Kuningan menghimbau agar para pelaku usaha tetap waspada terhadap potensi bahaya kebakaran, terutama akibat korsleting listrik yang sering menjadi penyebab utama kebakaran. Pemilik usaha juga disarankan rutin memeriksa instalasi listrik dan tidak menyimpan bahan mudah terbakar secara sembarangan.

Dua sekolah yang berada di Lingkungan Singaparna, Kelurahan Regolwetan, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terpaksa diliburkan. Hal ini terjadi karena sekolah sempat terendam banjir.

Berdasarkan informasi yang diperoleh infoJabar, banjir yang merendam dua sekolah tersebut terjadi pada Minggu malam. Banjir terjadi usai wilayah Sumedang diguyur hujan deras yang mengakibatkan meluapnya Sungai Cipicung dan selokan yang berada tepat di belakang SDN Sukasirna I dan SDN Sukasirna II.

Menurut Kabid Pengembangan Sarana dan Prasarana (Sapras) Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, Dondon, banjir tersebut menyebabkan sejumlah ruang kelas, peralatan elektronik, administrasi sekolah, serta beberapa set sofa rusak akibat terendam hingga ketinggian air mencapai sekitar 1 meter.

Sementara itu, berdasarkan data, terdapat 125 siswa dari SDN Sukasirna I, dan 89 siswa di SDN Sukasirna II. Menurut Dondon, proses belajar mengajar untuk sementara waktu terpaksa dilaksanakan secara daring.

“Kami sudah berkoordinasi dengan kedua kepala sekolah, Insyaallah penanganan pasca banjir akan kami usulkan dalam anggaran, dan semoga dapat segera terealisasi,” ujar Dondon hari ini.

Dondon mengatakan, proses belajar bagi siswa akan diadakan melalui metode Belajar Dari Rumah (BDR) yang diperkirakan akan berlangsung selama dua hari. Sebab, hingga saat ini sekolah masih dalam proses pembersihan, dan penataan ruang kelas juga sedang diselesaikan.

“Proses pembelajaran dilakukan secara BDR selama dua hari. Insyaallah, mudah-mudahan ini tidak panjang lagi. Karena kendalanya sangat luar biasa. Penanganan administrasi dan perbaikan fasilitas akan dilakukan secara bertahap,” katanya.

Guna mencegah banjir kembali terjadi, penanganan jangka pendek yang akan dilakukan adalah normalisasi sungai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang berkoordinasi dengan pihak terkait.

Puluhan siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Cidadap, Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi, diduga mengalami keracunan massal. Para siswa tersebut harus mendapatkan penanganan medis usai menyantap jajanan di lingkungan sekolah.

Camat Cidadap, Azwar Fauzi Abd Mufti, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Berdasarkan informasi awal yang diterima pihak kecamatan, dugaan kuat penyebab keracunan berasal dari jajanan jenis kerang yang dibeli para siswa dari pedagang keliling.

“Iya, diduga keracunan kerang dari pedagang kejadiannya tadi pagi,” kata Azwar saat dikonfirmasi hari ini.

Azwar menjelaskan, dampak dari kejadian tersebut cukup masif. Sebanyak 30 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan dan langsung dievakuasi ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama. “Korban dari SDN 2 Cidadap yang dibawa ke puskesmas 30 siswa,” ujarnya.

Saat ini, pihak kecamatan bersama unsur terkait tengah menelusuri keberadaan pedagang yang menjual kerang tersebut.

Menurut Azwar, pedagang itu diketahui bukan warga setempat, melainkan berasal dari wilayah Baros. Pencarian dilakukan segera untuk mengantisipasi jajanan tersebut dijual ke tempat lain dan menambah jumlah korban.

“Informasi pedagangnya orang Baros, lagi dicari agar tidak ada korban lagi,” tegas Azwar.

infoJabar masih berupaya melakukan konfirmasi ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi terkait kondisi terkini para siswa serta rencana uji sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.

Puluhan rumah rusak disapu angin puting beliung yang terjadi di kawasan Sekeloa, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Minggu (30/11) kemarin. Kejadian ini dalam penanganan BPBD Kota Bandung.

Kepala BPBD Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, kerusakan akibat kejadian ini bervariatif dari mulai kerusakan ringan hingga berat.

BPBD Kota Bandung menerima laporan dari pihak kewilayahan pada Pukul 13.45 WIB dan langsung menurunkan tim untuk melakukan kaji cepat ke lokasi. Tim BPBD tiba di lapangan pukul 17.00 WIB.

“Dampak kerusakan ini terjadi di RW 04, hingga meluas ke RW 03 dan RW 15,” kata Didi dalam keterangan tertulis yang diterima infoJabar hari ini.

“Berdasarkan hasil kaji cepat sementara, total 33 rumah dilaporkan terdampak angin puting beliung di beberapa RT/RW,” tambahnya.

Dari data BPBD Kota Bandung, kerusakan di RT 01-02 RW 04 mencapai 23 rumah. 3 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang dan 16 rumah rusak ringan.

Untuk di RW 03 ada 9 rumah rusak. 3 rumah rusak ringan dan sedang di RT 06, 3 rumah rusak ringan di RT 07 dan 3 rumah rusak ringan di RT 08. Sedangkan di RT 02 RW 15 ada satu rumah yang alami kerusakan sedang akibat tertimpa panel tower.

“Tidak ada laporan warga mengungsi, korban luka maupun korban jiwa,” ujarnya.

Didi mengungkap dari keterangan warga, hujan deras disertai angin berputar terjadi di kawasan tersebut sekitar pukul 13.20-13.45 WIB. Hembusan angin merusak atap dan struktur rumah, serta menumbangkan bangunan ringan.

“Beberapa atap rumah warga dilaporkan terbuka dan belum dapat diperbaiki hingga Minggu malam, sehingga berpotensi terpapar air hujan apabila terjadi cuaca buruk susulan,” ujarnya.

BPBD sudah melaksanakan kaji cepat kerusakan dan pendataan rumah terdampak, bersama kelurahan, RT/RW setempat, dan unsur relawan RCT dan Tagana.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Kami mengimbau warga untuk tetap waspada dan menjauhi area rumah yang masih berpotensi roboh,” imbaunya.

BPBD Kota Bandung masih melakukan pemantauan lanjutan serta siap menyalurkan bantuan tambahan apabila dibutuhkan. “Proses verifikasi data kerusakan terus diperbarui untuk laporan resmi dan tindak lanjut penanganan,” pungkasnya.

Malang Bayi Perempuan Ditemukan Tergeletak di Teras Musala Lembang

Toko Bangunan di Kuningan Terbakar, Kerugian Capai Rp 1,8 Miliar

2 SD Sumedang Terendam Banjir, Ratusan Siswa Terpaksa Belajar di Rumah

30 Siswa SDN 2 Cidadap Sukabumi Diduga Keracunan Kerang

⁠Puting Beliung Terjang Sekeloa Bandung, Puluhan Rumah Rusak