Jabar Hari Ini: Amukan Pria di Bandung Bakar Keset Masjid-Tusuk Warga - Giok4D

Posted on

Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Jumat (16/5/2025), beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Meluapnya Sungai Cisunggalah meluap rendam permukiman, sempat hilang remaja di Karawang hilang di Cikuray ditemukan selamat, OTK bakar keset masjid dan tusuk warga di Bandung.

Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini :

Permukiman warga yang berada di Desa Panyadap, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung kembali terendam banjir akibat luapan Sungai Cisunggalah. Sungai tersebut meluap akibat volume aliran sungai meningkat pasca hujan dengan intensitas tinggi turun di wilayah tersebut.

Pantauan infoJabar, Jumat (16/5/2025) sekitar Pukul 09.30 WIB luapan sungai menggenangi Jalan Panyadap-Bojong. Selain itu, warga menutup gang menuju pemukiman dengan menggunakan papan kayu, karena aliran sungai masih deras.

Luapan sungai tersebut dikeluhkan oleh warga sekitar, salah satunya Jajang. Dia menyebut, kawasan itu memang menjadi langganan banjir akibat luapan Sungai Cisunggalah.

“Sekarang agak mengecil meski masih terlihat deras, kalau tadi subuh deras banget luapannya,” kata Jajang kepada infoJabar.

Tak hanya itu, aliran sungai juga membawa material bambu, kayu, ranting pohon hingga sampah dan material tersebut tersangkut di jembatan yang ada di aliran sungai tersebut.

“Memang selalu begini, suka bawa sampah airnya,” ujar Jajang.

Jajang menduga, jika terjadi alih fungsi lahan di kawasan hulu sungai.

“Kayanya gunungnya gundul jadi gini, kalau sampah sih pasti dari warga yang tinggal di dekat aliran sungai,” ujar Jajang.

Tak hanya itu, luapan sungai juga menyisakan lumpur di akses jalan Panyadap-Solokanjeruk. Lumpur yang masuk jalan cukup tebal.

“Udah biasa ini mah, pernah banjir lebih gede dari ini, bosan sebetulnya, tapi ya gimana lagi,” kata Titin warga lainnya.

Titin berharap, karena pemukimannya sering terdampak banjir akibat luapan Sungai Cisunggalah, dia ingin jika pemerintah bisa membuat kolam retensi untuk penampungan air.

“Bikin kolam retensi buat penampung air, karenakan kalau pelebaran gak mungkin selain bikin retensi,” ujar Titin.

“Perbaiki kawasan hulu sungai juga, supaya kalau hujan gak gini lagi,” tambahnya.

EGP (16), remaja asal Karawang yang hilang saat mendaki Gunung Cikuray ditemukan selamat. Dia ditemukan tim SAR, usai hilang hampir empat hari di gunung tersebut.

EGP diketahui ditemukan di sebuah lembah di antara Pos 6 dan Pos 5 Gunung Cikuray, pada Jumat (16/5/2025) pagi, oleh sejumlah personel tim penyelamat yang sejak beberapa hari terakhir mencari keberadaannya.

dalam keadaan selamat, usai dinyatakan hilang setelah terpisah dari rombongan pendakian pada Selasa, (13/5) lalu.

Hal tersebut dibenarkan Kapolsek Cilawu, AKP Hasan Sadikin. Menurut Hasan, posisi ditemukannya EGP cukup jauh dari titik awal EGP menghilang.

“Benar, bahwa korban telah berhasil ditemukan,” kata Hasan saat dikonfirmasi infoJabar.

EGP sebelumnya dilaporkan hilang di Gunung Cikuray sejak Selasa lalu. Cerita ini bermula ketika EGP bersama dua orang rekannya mendaki Gunung Cikuray pada Senin, (12/5) lalu.

Pada hari Selasa pagi itu, EGP dan dua orang temannya turun dari puncak gunung. Dari keterangan teman-teman korban, EGP menitipkan barang bawaannya saat sedang melakukan perjalanan turun di antara Pos 7 dan Pos 6 dengan alasan kelelahan.

EGP, kemudian berjalan sendiri. Pada pukul 9 pagi, komunikasi antara EGP dan kedua temannya terputus. Meski begitu, kedua temannya tetap melakukan perjalanan hingga tiba di base camp pada pukul 12.30 WIB.

Karena sampai pukul 13.30 WIB EGP tak kunjung datang, kedua temannya berupaya melakukan pencarian hingga jam 16.00 WIB di sekitar Pos 4. Mendapati hal tersebut, kedua temannya melapor ke warga setempat.

Kejadian ini diketahui baru dilaporkan ke polisi, pada Rabu, (14/5) malam jam 20.00 WIB. Pada Kamis, (15/5) pagi kemarin, tim SAR gabungan kemudian melakukan pencarian dengan menyisir kawasan rute pendakian Gunung Cikuray seharian.

Hingga akhirnya, korban berhasil ditemukan Jumat pagi ini, tepatnya di hari keempat setelah hilang. Menurut Hasan, saat ini korban masih dalam perjalanan untuk dievakuasi oleh petugas SAR.

“Korban masih dalam perjalanan dievakuasi. Ditemukan dalam keadaan selamat,” pungkas Hasan.

Orang tidak dikenal (OTK) mengamuk dan menusuk seorang warga di Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Kamis (15/5) kemarin. Selain menusuk warga, OTK tersebut juga membakar keset masjid yang berada di Kantor KUA Coblong. Kejadian ini viral di media sosial (medsos).

Salah satu saksi mata sekaligus salah satu penghulu di KUA Kecamatan Coblong Agus Tatang mengatakan, sebelum melakukan penusukan terhadap warga, OTK itu sempat masuk ke kantor KUA dan berlalu-lalang di sekitar kantor KUA.

“Perihal ada orang yang tidak dikenal masuk ke KUA. Karena kemarin ada pernikahan di KUA, kami kira itu adalah tamu salah satu pengantin. Tapi dari mimik mukanya tidak menyenangkan. Nah sampai dia masuk, sempat di sana melihat pernikahan kemudian dia masuk ke sini, saya kira itu hanya tamu mencari toilet. Ditanya nggak bilang. Ada teman di sana, mau cari siapa? Dia akhirnya keluar, keluar KUA, dia duduk di situ (depan posyandu). Tapi sekali-sekali melihat ke dalam ke pernikahan,” kata Agus kepada infoJabar, Jumat (16/5/2025).

Menurut Agus para pegawai KUA juga menaruh curiga, apalagi ketika pernikahan warga yang menikah di KAU selesai, OTK itu tak kunjung pulang.

“Pengantin sudah pada enggak ada. Kita kan kemudian sholat, berjamaah di mushola ya, di mushola ini. Nah setelah itu, kita setelah keluar dari masjid, kita penasaran, saya penasaran, saya tanya. Dari mana, apa maksudnya? Saya lagi nunggu teman, kata dia. Terus dari mana asalnya? Saya perantau pak, dari mana? Palembang, gitu kan. Nah udah gitu, saya bilang, kenapa enggak sholat dulu? Enggak, nanti aja katanya. Kita masuk ke dalam, tapi kita stand by di sini, kan khawatir. Kemudian tiduran di situ (pelataran masjid), tiduran,” ungkapnya.

Setelah pegawai KUA masuk kembali ke kantor, OTK itu terlihat masuk ke halaman masjid, namun membawa sebotol bahan bakar.

“Itu tiba-tiba dia ke sana, ke depan masjid, ada keset dibakar. Kita kan udah curiga, kita kejar. Si bensinnya itu disimpan di bawah pohon. Saya tanya, kamu bakar masjid ya? Enggak pak saya cuman (kasih alasan gak jelas). Posisinya itu di atas, bukan di bawah. Jadi kasetnya yang di atas. Kalau nggak dipadamkan, yang namanya juga keset kaya karpet (mudah terbakar),” tuturnya.

Disinggung apakah OTK itu ada kepentingan dengan KUA, Agus menyebut tidak ada. OTK itu juga sempat mengancam pegawai KUA dengan pisau.

“Kita tidak tahu siapa dia. Mau apa dia, kan nggak paham maksudnya kemana. Kemudian, cabut pisau. Saya bertahan. Tapi kemudian dia mundur,” ujarnya.

Setelah diinterogasi warga, pelaku masih memberikan keterangan yang tidak jelas. Pria itu kemudian masuk ke dalam gang dan diam di depan minimarket. Tak berselang lama, datang warga yang marah karena tahu kelakuan pelaku.

“Setelah itu saya balik, ada warga yang merasa ini masjid tempat dia sholat, kemudian marah kan. Akhirnya dikejar sama bertiga. Pas mau masuk ke Alfamart, kita mau menangkap, mau lumpuhkan, kan karena dia bawa pisau. Terjadi di situ keributan. Akhirnya dia ngeluarin pisau. Dikejar ke sini, ditusuk di situ, di depan KUA,” ujarnya.

Saat dikejar kembali oleh warga, OTK itu langsung melarikan diri dan informasinya melarikan diri dengan menaiki ojek online ke arah Jalan Tubagus Ismail.

Informasi kejadian ini dibenarkan oleh Kasi Humas Polrestabes Bandung AKP Nurindah. Menurutnya, kejadian ini masih dalam penyelidikan.

“Kejadiannya ada, tadi malam saksi sekaligus korban kakinya masih belum bisa jalan (karena alami luka), belum bisa laporan, masih dalam penyelidikan,” kata Nurindah dikonfirmasi via sambungan telepon.

Nasib malang dialami seorang anak perempuan di Kabupaten Tasikmalaya, ia diduga menjadi korban pencabulan yang dilakukan tiga orang pemuda. Ironisnya akibat kejadian itu korban hamil hingga melahirkan bayi.

“Kami mendapat laporan dari masyarakat terkait kasus ini. Bahwa ada anak di bawah umur yang lahirkan bayi, dugaannya dicabuli,” kata Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto pada infoJabar, Jumat (16/5).

Informasi yang dihimpun infoJabar, terduga pelaku berjumlah tiga orang. Mereka diketahui tinggal satu daerah dengan korban.

“Terduganya ada tiga orang, kami akan turun ke lapangan untuk investigasi. Kita dorong supaya korban dan keluarga melapor pada polisi,” ujar Ato Rinanto.

Ato menambahkan, proses ini harus diselesaikan melalui jalur hukum karena anak menjadi korban. “Terlepas informasinya sudah ada yang mau tanggungjawab. Proses kejahatan asusila yang korbannya anak harus diselesaikan secara hukum. Melalui mekanisme hukum kalaupun para pihak mau duduk bersama, ya itu harus tetap melalui jalur hukum. Tidak bisa di luar, ini persoalannya anak korbannya,” jelas Ato Rinanto.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Sodonghilir, Iptu Caryadi menyebut, jika pihaknya masih mendalami informasi ini. Pihaknya akan turun langsung melakukan penyelidikan. Sejauh ini, keluarga korban belum melapor di Kepolisian.

“Kami tentu turun tangan jemput bola, tetapi sejauh ini keluarga korban belum laporan. Kami akan fasilitasi untuk laporan keluarga korban,” ujar Caryadi.

Menurut Caryadi, berdasarkan penelusuran lapangan, para pihak yang terlibat sudah bertemu. “Salah seorang terduga pelaku siap menikahi korban dan bertanggungjawab. Tapi kami tentu masih mendalami itu. Karena ada anak yang diduga jadi korban, maka penyelesaiannya melalui mekanisme hukum,” pungkas Caryadi.

Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat yang digelar pada Jumat (16/5/2025) diwarnai aksi walk out. Aksi walk out itu dilakukan oleh seluruh anggota Fraksi PDIP.

Diketahui, paripurna tersebut membahas sejumlah agenda seperti pandangan fraksi terhadap usulan Raperda yang diusulkan Pemprov Jabar hingga padangan Gubernur atas usulan raperda yang disampaikan DPRD.

Hadir dalam rapat paripurna itu, Wakil Gubernur Jabar Erwan Setiawan, pimpinan DPRD Jabar, hingga anggota lainnya. Namun sesaat setelah rapat dibuka salah satu anggota Fraksi PDIP, Doni Maradona Hutabarat melakukan interupsi.

Dalam interupsinya, Doni menyampaikan, kekecewaannya Fraksi PDIP terhadap Gubernur Dedi Mulyadi yang dianggap telah menyinggung Marwah DPRD pada pernyataan di acara Musrenbang di Cirebon beberapa waktu lalu.

“9 hari lalu gubernur di acara yang sakral saya anggap, di acara musrenbang ada pernyataan gubernur yang menurut saya perlu disikapi. Beliau menyampaikan, saya berpikiran beliau mendiskreditkan lembaga DPRD Jawa Barat dan menurut saya mendiskreditkan masing-masing anggota DPRD,” kata Doni dalam interupsinya.

“Saya menyimpulkan gubernur sepertinya tidak membutuhkan pendapat teman-teman DPRD,” sambungnya.

Padahal kata Doni, dalam menyusun peraturan daerah, pemerintah jelas-jelas membutuhkan peran legislatif untuk membahasnya. Dia menegaskan, gubernur tidak bisa berjalan sendiri dalam memimpin Jawa Barat.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Saya berharap di rapat paripurna hari ini, sebelum menyampaikan pandangan fraksi masing-masing terhadap rancangan peraturan daerah, saya meminta ada klarifikasi dari gubernur. Dia tidak bisa berjalan sendiri,” tegasnya.

“Sebelum ada klarifikasi gubernur terhadap pernyataannya di Musrenbang, menurut saya kita tidak perlu menyampaikan pandangan. Karena kita harus ada etika, harus saling menghargai,” lanjutnya.

Doni menyebut, sejak Musrenbang pada 7 Mei lalu, tidak ada satupun anggota maupun fraksi di DPRD yang menyikapi pernyataan Gubernur Dedi Mulyadi tersebut.

“Sampai hari ini DPRD tidak ada yang bersuara terhadap pernyataan itu. Dari fraksi PDIP menginginkan klarifikasi itu, kalau memang tidak membutuhkan dprd tidak usah dibahas raperda di DPRD,” tegasnya.

Sementara Memo Hermawan, anggota Fraksi PDIP lainnya kemudian mengajak seluruh anggota fraksi untuk walk out dari ruang rapat paripurna, termasuk Wakil Ketua DPRD Ono Surono.

“Saya meminta fraksi PDIP untuk out, termasuk Bapak Ono, sebelum selesai hubungan eksekutif legislatif baik. Terimakasih. Silahkan berdiri, tidak perlu ikut rapat paripurna, saya minta tidak ikut rapat paripurna dan walk out,” tegasnya.

Sungai Cisunggalah Meluap Rendam Permukiman

Remaja Karawang yang Hilang di Cikuray Ditemukan Selamat

OTK Bakar Keset Masjid dan Tusuk Warga di Bandung

Anak Perempuan di Tasik Diperkosa 3 Pemuda

Kecewa dengan KDM Fraksi PDIP Walk Out Saat Paripurna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *