Di atas motor yang melaju perlahan di jalanan tanah berlumpur, Agus mengikat tubuh istrinya dengan kain agar tak terjatuh. Sang istri, Kokom, sedang sakit dan hendak dibawa ke klinik. Namun, sebelum sempat mendapat perawatan, Kokom meninggal di perjalanan.
Tak ada ambulans, tak ada mobil siaga. Hanya motor dan jalan rusak yang membelah kampung. Jenazah Kokom pun akhirnya ditandu warga dan dibawa pulang dengan pikap terbuka.
Potongan-potongan video peristiwa ini menyebar di media sosial, menyuarakan jeritan warga di pelosok Tasikmalaya yang tak kunjung tersentuh infrastruktur layak.
“Pak Dedi, pak Dedi, Pak Dedi desanya tak punya mobil siaga, jalannya rusak,” kata salah seorang warga di dalam video tersebut, seperti dilihat infojabar Kamis (5/6/2025) siang.
Ditelusuri infojabar Kamis (5/6/25), jenazah yang ditandu dan dibawa menggunakan bak terbuka merupakan warga Kampung Ciamtayan, Desa Campakasari, Kecamatan Bojonggambir Kabupaten Tasikmalaya.
Almarhum awalnya akan berobat menuju klinik di Desa Ciheuras, Kecamatan Cipatujah. Namun di perjalanan, korban meninggal dunia.
“Di jalan istri saya minta air, loh kok kenapa istri saya kayak gini panas dingin. Saya berhenti di Ciheras sudah enggak ada istri saya meninggal kemudian dibawa ke klinik swasta,” kata Agus Suami Almarhum ditemui media di rumahnya, Senin (5/6/25).
Agus menambahkan dia tidak membawa istrinya gunakan mobil karena kondisi jalan tidak memungkinkan. Jalan milik Kabupaten Tasikmalaya ini rusak parah hingga sulit dilalui kendaraan roda empat.
Agus memutuskan menggunakan motor membawa istrinya menuju klinik untuk diobati. Sang istri diikat di bagian punggungnya agar tidak jatuh.
“Tadinya istri saya sakit, keadaan jalan gak memungkinkan bawa roda empat, saya kepaksa bawa motor. Di motor bawa istri diikat pakai kain. Supaya tertolong saya gak ngobrol ke desa, berhubung jalan darurat saya bawa aja pakai motor, tahunya gak tertolong,” kata Agus.
Kokom dipastikan meninggal dunia oleh tenaga medis di sebuah klinik swasta. Sebelum dibawa berobat, Kokom mengeluh lemas disertai demam.
“Istri saya sehat awalnya tapi malam ngeluh panas dan lemas. Akhirnya meninggal,” kata Agus.
Jasad almarhum sempat dibawa menggunakan ambulans. Namun lagi-lagi jalanan rusak menyulitkan ambulans lewat. Alhasil, warga Tasik ini harus memutar lewat jalanan Kabupaten Garut.
Persoalan belum usai, ambulans harus terhenti karena jembatan gantung penghubung Kabupaten Tasikmalaya dan Garut, tidak bisa dilintasi kendaraan. Jenazah Kokom ditandu warga melintasi jembatan gantung.
Terakhir, jasad korban dibawa menggunakan pikap menuju rumah duka.
“Yang saya tahu jalan dari dulu koral, tapi sejak sembilan tahun alhamdulillah jalan belum ada yang mulus. Susah jadinya ini jalan kabupaten,” kata Agus.
Peristiwa ini mengundang keprihatinan wakil rakyat. Cecep Nuryakin, Ketua Komisi 2 DPRD Kabupaten Tasikmalaya meminta agar Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya segera memperbaiki infrastruktur.
“Saya prihatin dan bela sungkawa sedalam-dalamnya. Dari awal kami minta pemerintah supaya segera membenahi infrastruktur agar cerita orang sakit kayak gini tidak terulang,” kata Cecep Nur Yakin.
Bupati Tasikmalaya, Cecep Nurul Yakin yang baru dilantik mengaku prihatin dengan kejadian ini. Dia menyampaikan bela sungkawa serta akan memberikan bantuan melalui Dinas Sosial dan BPBD Kabupaten Tasikmalaya.
“Kami sebagai Bupati Tasikmalaya tentu berbela sungkawa atas kejadian ini. Saya akan perintahkan BPBD dan Dinas Sosial membantu keluarga,” kata Cecep Nurul Yakin, Bupati Tasik
Cecep memastikan fokus pembangunan era kepemimpinannya memperbaiki infrastruktur jalan, pendidikan dan kesehatan.
“Saya komitmen nanti urusan infrastruktur akan jadi prioritas supaya hal ini tidak terjadi lagi,” kata Cecep Nurul Yakin.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.