Ironi SMPN 6 Kuningan, Lebih Banyak Guru-Staff Ketimbang Siswa Baru

Posted on

Sunyi menyelimuti SMP Negeri 16 Kabupaten Kuningan. Di tengah hingar bingar tahapan seleksi penerimaan murid baru (SPMB) 2025, sekolah ini hanya memiliki 12 siswa baru.

Sekolah yang terletak di Jalan Pramuka, Purwawinangun, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan ini jadi salah satu sekolah yang minim pendaftar. Pada SPMB 2025 ini, sekolah hanya mendapatkan 12 siswa baru yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 5 perempuan.

Bagian Kesiswaan SMPN 6 Kuningan, Eti mengatakan, kondisi penurunan jumlah murid baru sudah terjadi selama beberapa tahun terakhir.

Hal terlihat dari jumlah total siswa SMPN 6 Kuningan dari kelas 7 sampai 9 yang hanya 46 siswa. Padahal, lanjut Eti, pihaknya telah melakukan berbagai macam cara agar dapat menarik siswa baru lebih banyak seperti sosialisasi ke sekolah hingga menerima siswa yang tidak diterima di sekolah lain.

“Jumlahnya siswa baru kelas 7 itu ada 12 dengan rincian 7 laki-laki dan 5 perempuan. Di kelas 8 ada 17 siswa dengan rincian 12 laki-laki dan 5 perempuan 5. Di Kelas 9 juga ada 17 dengan rincian 8 laki-laki 9 perempuan. Totalnya 46. Selama empat tahun ke belakang memang terus mengalami penurunan,” tutur Eti. Jumat (11/7/2025).

Ironinya, jumlah siswa baru di SMPN 6 ini tak lebih banyak dari guru dan staff. Bahkan, jumlah siswa baru sama seperti jumlah ruangan yang tersedia.

Eti mengatakan jumlah guru di SMPN 6 totalnya mencapai 10 guru. Kemudian bagian tata usaha 7 orang dan petugas kebersihan 1 orang.

“Guru total 10 sama TU 7 Petugas kebersihan untuk total ruangannya itu 12 ruangan. Fasilitas lengkap sama kayak sekolah lain. Di sini juga gratis. Dulunya sekolah Teknik tingkat SMP tahun 1994 alih fungsi jadi SMPN 6. Kalau ngajarnya tetap normal kayak biasa. Malah kadang ruangannya sering dibuat rapat atau pertemuan,” tutur Eti.

Eti sendiri tidak mengetahui secara pasti apa penyebab minat orang tua siswa enggan menyekolahkan anaknya ke SMPN 6 Kuningan. Ia menduga salah satu penyebabnya karena lokasi sekolah yang tidak strategis ditambah dengan adanya sistem zonasi.

“Mungkin dari lokasinya yang masuk ke dalam nggak pinggir jalan. Mungkin karena zonasi juga, di sini kan banyak SMP kayak SMPN 4 itu kebanyakan dari Sindangagung, di SMPN 2 itu kebanyakan dari Cigadung. Jadi di sininya nggak kebagian,” tutur Eti.

Meskipun hanya menerima 12 siswa baru. SMPN 6 masih akan tetap mengadakan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari Senin (14/7/2025). Eti hanya berharap semoga di tahun depan, SMPN 6 Kuningan dapat lebih banyak lagi menerima siswa baru.

“Semoga saja makin bertambah, karena kan sayang gedungnya kalau sepi. Tetap masuk bahkan hari Senin nanti berangkatnya setengah tujuh, ” tutur Eti.

Sementara itu, penanggung jawab atau PIC SPMB 2025 sekaligus Kasi Kurikulum SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan, Udin Khaerudin membenarkan minimnya jumlah siswa baru di SMPN 6 Kuningan yang hanya 12 siswa. Udin sendiri tidak mengetahui secara pasti apa penyebab dari sepinya SMPN 6 Kuningan.

“Ada satu sekolah dari tahun ke tahun jumlah pendaftarnya sedikit yaitu SMPN 6 Kuningan. Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan melibatkan unsur kepala sekolah untuk turut membantu yang SMPN 6 yang jumlahnya sedikit. Apakah karena kepercayaan masyarakat, animo masyarakat, motivasi anaknya atau lain sebagainya sehingga siswanya sedikit,” tutur Udin.

Salah satu upaya untuk menambah jumlah siswa di SMPN 6 Kuningan adalah dengan memasukkan siswa yang tidak diterima di sekolah dengan pendaftar yang banyak ke SMPN 6 Kuningan. Namun, upaya tersebut juga tidak membuahkan hasil, pasalnya beberapa orang tua siswa memutuskan untuk mengambil kembali berkas dan memindahkannya ke sekolah yang lain.

“Rencananya para siswa yang tidak diterima di SMP besar tersebut akan dimasukkan ke dalam SMP 6 yang sepi peminat. Tapi orang tua si anak yang nggak diterima itu berkasnya malah diambil dari SMP 6. Entah kita ini belum melakukan pendekatan dengan pihak orang tua apa faktornya kenapa nggak mau mendaftarkannya ke SMPN 6,” tutur Udin.

Ke depan, pihaknya melakukan branding sekolah SMPN 6 Kuningan agar lebih diterima lagi orang para orang tua murid. Pihaknya juga akan mengevaluasi pelaksana SPMB 2025 di Kuningan.

“Di satu sisi kan kita perlu membranding SMPN 6 agar lebih diterima masyarakat. Padahal akses mobilitas itu bagus, jalan protokol. Cuman ini sudah hampir 4 atau 5 tahun jumlahnya memang tidak signifikan,” pungkas Udin.