Hutan Gunung Cikuray diduga rusak akibat kegiatan offroad. Aksi itu dikecam berbagai pihak, karena dianggap berdampak buruk untuk ekosistem hutan.
Terkait kejadian ini, Indonesia Offroad Federation (IOF) sebagai penyelenggara menghaturkan permohonan maafnya.
Menurut Ketua IOF Cabang Garut, Asep Mulyana, pihaknya meminta maaf jika kegiatan HUT IOF Garut ke-3 itu, menimbulkan respons negatif dari masyarakat, khususnya Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Berkah Tani.
“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya, terutama pada pelaku, atau pegiat lingkungan, mengenai acara tersebut. Karena, acara tersebut telah membawa kerusakan-kerusakan, seperti yang diungkapkan oleh pihak LPHD Berkah Tani,” kata Asep kepada wartawan di kawasan Hampor, Garut, pada Senin, (14/7/2025) malam.
Menurut Asep, sejak Minggu, (13/7), pihaknya telah menemui pihak LPHD maupun instansi terkait, untuk membahas permasalahan tersebut. Dalam pertemuan, disepakati IOF akan bertanggungjawab melakukan rehabilitasi lahan yang dianggap rusak.
“Kenapa hal tersebut bisa terjadi, sebetulnya jalur tersebut sudah beberapa kali dipakai offroad. Hanya saja, ketidaktahuan kami bahwa wilayah tersebut statusnya sudah berubah. Maka, terjadilah hal seperti ini,” katanya.
Asep menambahkan, kejadian ini diharapkan menjadi cermin bagi rekan sesama pehobi, untuk lebih berhati-hati, ketika melakukan kegiatan offroad di hutan.
“Tujuannya supaya tidak terjadi lagi hal seperti ini di kemudian hari,” pungkas Asep.
Diberitakan sebelumnya, kerusakan hutan Cikuray menjadi perbincangan usai dokumentasi kerusakan hingga aktivitas offroad di Gunung Cikuray di media sosial.
Seperti dilihat infoJabar, Senin, (14/7/2025) malam, terdapat sejumlah video yang berkaitan dengan hal tersebut. Di antaranya, adalah sebuah video berisi sekelompok warga setempat menunjukan jejak ban mobil offroad yang merusak tutupan vegetasi di sana.
“Tinggali ieu leuweung abdi Pak Dedi, Gunung Cikuray abdi Pak Dedi kalah dijadikeun offroad (Lihat hutan kita Pak Dedi, Gunung Cikuray kita Pak Dedi malah dijadikan tempat offroad),” ucap salah seorang dalam video tersebut.
Dalam video itu terlihat jelas, selain merusak pepohonan di lokasi, jejak offroad juga membuat aliran sebuah sungai yang tadinya diklaim sangat jernih, menjadi keruh.
Video tersebut ramai menjadi perbincangan di media sosial. Usai diunggah pada Minggu pagi, videonya mendapat beragam kecaman dari warganet. Selain menghujat aksinya, warganet juga ramai-ramai mengecam perusahaan yang mensponsori kegiatan tersebut.
“Kawal, jangan sampai semua gunung, khususnya hutan lindung ancur oleh kegiatan kayak gini,” ucap akun @pep******.
“Ujung2 paling klarifikasi minta maaf. Tapi bentuk tanggung jawab na kmha Tah,” kata akun @mul******.
Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 12 Juli 2025. Adapun momen dalam video yang beredar di media sosial, diketahui memperlihatkan kerusakan yang terjadi di Gunung Cikuray, tepatnya di Blok Pasir Kiara, Desa Sukamurni, Cilawu.
Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Berkah Tani Desa Sukamurni angkat bicara. Mereka secara resmi telah mengirimkan laporan resmi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI atas kejadian ini.
“Kerusakan terjadi di kawasan yang selama ini dikelola masyarakat, sebagai bagian dari program Perhutanan Sosial,” kata Ketua LPHD Berkah Tani, Hendra Anggara.
Hendra menuturkan, saat itu pihaknya tengah melakukan pemetaan kawasan konservasi yang akan dijadikan habitat perlindungan burung merak hijau. Namun, saat sampai di lokasi, pihaknya terkejut karena mendapati alam yang sudah rusak.
“Kami melihat adanya pembukaan lahan dan penebangan vegetasi asli yang tidak berizin. Diduga kuat kerusakan ini disebabkan oleh kegiatan offroad, dalam rangka perayaan milad salah satu kelompok offroad,” ungkap Hendra menambahkan.