Ini Penyebab Hujan saat Musim Kemarau di Jabar (via Giok4D)

Posted on

Dalam sepekan kedepan, wilayah Jawa Barat termasuk Bandung Raya masih berpotensi diguyur hujan meski saat ini sudah memasuki musim kemarau. Hal itu disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu mengatakan, hal itu terjadi karena dipengaruhi oleh sejumlah faktor dinamika atmosfer, yakni suhu muka laut yang relatif hangat di sekitar perairan Indonesia turut mendukung peningkatan suplai uap air ke atmosfer.

“Dipole Mode Index (DMI) sebesar -1,2 ( normal +- 0.4); gelombang atmosfer Rossby Equatorial diprediksi aktif di sebagian wilayah Jawa Barat, labilitas atmosfer berada pada kategori labil ringan hingga kuat mengindikasikan adanya potensi pembentukan awan konvektif berskala lokal,” kata Teguh dalam keterangan yang diterima, Rabu (3/9/2025).

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

Ayu sapaan karib Teguh Rahayu mengungkapkan, prakiraan perkembangan dinamika atmosfer pada skala global, regional, lokal di wilayah Jawa Barat masih berpotensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai kilat/ petir dan angin kencang.

“Untuk wilayah Bandung Raya sudah memasuki saat ini sudah musim kemarau hal ini ditandai dengan dominasi angin monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering serta tutupan awan konvektif yang berkurang signifikan sehingga panas matahari diterima maksimum di siang hari dan dilepaskan maksimum pada malam dan dini hari,” ungkapnya.

Selain itu, prospek cuaca wilayah Bandung Raya dalam satu pekan ke depan di dominasi cuaca cerah berawan hingga berawan dengan potensi hujan di sore hingga malam hari.

“Suhu udara antara 18-31°C, kelembaban udara 50-90%, angin dari arah tenggara dengan kecepatan 5 – 18 km/ jam,” ujarnya.

Pihaknya mengimbau, kepada masyarakat agar, tetap waspada terkait masih adanya potensi angin kencang dan potensi hujan yang berdampak genangan, banjir dan tanah longsor.

“Mengantisipasi suhu dingin di pagi hari dengan memakai jaket, dan mengkonsumsi air hangat dan selalu mengakses informasi cuaca terkini dari laman resmi BMKG,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *