Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait evaluasi publik atas kinerja 100 hari gubernur dan wakil gubernur di Jawa yang salah satunya adalah hasil survei kepuasan akan kinerja Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
Dalam rilisnya, Rabu (28/5/2025), Indikator Politik Indonesia menyatakan kepuasan publik terhadap kinerja Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jabar ada di angka 94,7 dengan rincian 41 sangat puas 54 cukup puas, 4 kurang puas, tidak menjawab 1. Angka itu jadi yang paling tinggi dari lima gubernur lain di Jawa.
“Dalam survei kalau responden di Jabar kita tanya kepuasan atau ketidakpuasan terhadap Dedi Mulyadi. Di Jawa Barat total 94,7 persen warga Jabar yang puas sama Dedi Mulyadi. Khusus yang menjawab sangat puas tinggi sekali,” kata Founder & Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.
“Yang paling tinggi (dari enam gubernur di Jawa) memang kepuasan terhadap Dedi Mulyadi sebagai gubernur Jawa Barat,” lanjutnya.
Namun tingkat kepuasan publik itu tidak diikuti dengan hasil survei terhadap Erwan Setiawan sebagai Wakil Gubernur Jabar. Burhanuddin menyebut publik yang puas dengan kinerja Erwan yakni 9, cukup puas 52, kurang puas 19, tidak puas sama sekali 1 dan tidak menjawab 19 dengan total 61,3.
“Di Jawa Barat Pak Erwan gape-nya cukup jauh ya antara yang puas sama Dedi Mulyadi sebagai gubernur dengan pak Erwan sebagai wakil gubernur. Di sini overall memang Dedi Mulyadi sangat tinggi,” ungkapnya.
Burhanuddin juga menjelaskan, tingkat kepuasan publik itu tidak didasari oleh faktor teknokratik semata. Menurut dia, ada juga faktor lain yang menyumbang tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemimpin.
“Studi kami, menunjuk tingkat kepuasan terhadap pemimpin di Indonesia tidak semata-mata karena faktor teknokratik. Jadi bukan semata-mata faktor kinerja, tapi banyak juga sumbangan faktor emosi,” ungkapnya.
“Jadi persepsi itu tidak semata-mata dibentuk keberhasilan bagi seorang pemimpin dalam menyelesaikan agenda teknokratik, tapi juga persepsi bahwa pemimpin itu betul-betul dianggap bekerja untuk rakyat. Jangan langsung buru-buru mengambil kesimpulan bahwa faktor kinerja yang menyumbang, ada banyak variabel,” jelasnya.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.