Imbas Dugaan Keracunan, Kegiatan MBG di Pangandaran Disetop Sementara

Posted on

Delapan siswa MI Atarbiyah Cigugur, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (1/10/2025) pagi pukul 08.30 WIB. Akibatnya semua siswa dibawa ke Puskesmas setempat untuk melakukan perawatan.

Dari delapan siswa sampai siang ini, 4 siswa sudah bisa pulang. Sementara, sisanya masih dalam pemeriksaan dan observasi.

Kejadian itu, membuat kegiatan penyaluran MBG di Kabupaten Pangandaran akan diberhentikan sementara. Hal ini disampaikan Koordinator Wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Pangandaran Virgin Cristina.

“Untuk sementara ini, kegiatan dapur MBG di Kabupaten Pangandaran diberhentikan sementara,” ucap Virgin kepada infoJabar saat ditemui di Puskesmas Cigugur, Rabu (1/10/2025).

Menurutnya, penentuan penyaluran kembali MBG menunggu hasil uji lab yang saat ini sudah dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran. “Menunggu hasil uji lab dan menunggu arahan dari pusat,” ucapnya.

Ia mengatakan untuk SPPG yang menyalurkan MBG hari ini baru pertamakali menyalurkan sebanyak 2.800 siswa. “Yang di wilayah ini baru hari ini menyalurkan,” katanya.

Terkait ke higienisan dapur, kata dia, pihaknya mengklaim sudah maksimal melakukan pengawasan. “Tentu selalu kami pantau terus. Dari mulai bahan baku sampai proses penghidangan,” ucapnya.

Ia mengatakan saat ini akan langsung evaluasi kepada seluruh SPPG di Kabupaten Pangandaran. “Evaluasi langsung semua SPPG,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi mengatakan terkait siswa-siswi yang diduga keracunan karena MBG, sudah ditangani.

“Kasus keracunan ini langsung ditanggapi dan ditangani Puskesmas setempat. Dari 8 siswa ada 4 orang sudah dipulangkan. Untuk 4 orang yang belum pulih sepenuhnya mereka akan diobservasi, di cek kondisi kesehatan, diperiksa dokter, Alhamdulillah pemantauan terakhir mulai stabil,” kata Yadi.

Menurutnya, untuk 4 siswa yang masih di Puskesmas akan diobservasi termasuk uji lab sisa makanan dan muntahan. “Baru mengirim sampel, sisa makanan dan muntahan, ke laboratorium di Kabupaten Pangandaran,” katanya.

Ia mengatakan untuk melihat hasil uji lab baru bisa terlihat 1×24 jam untuk mengetahui jenis bakteri dan penyebabnya.

Sementara itu, kata dia, untuk sertifikat higienis dari 16 dapur baru 2 dapur yang mengajukan. “Belum semua mengajukan baru dua dapur,” katanya.

Sementara itu, Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan mengatakan saat ini bersama Forkopimda sudah membentuk satgas. “Langkah kami setelah kejadian ini langsung melaksanakan pemantauan,” ucapnya.

Menurutnya, saat ini akan berkoordinasi dengan Forkopimda dan segera melakukan penanganan agar tidak terjadi. “Besok kami langsung akan Rakor bersama Pemkab Pangandaran menanggapi hal ini,” katanya.