Sebanyak 30 ekor paus beluga di taman margasatwa laut Marineland, Kanada, terancam disuntik mati. Ancaman ini muncul setelah pihak taman mengaku kehabisan dana untuk merawat mamalia laut tersebut.
Dalam surat bertanggal 3 Oktober yang dilansir The Guardian, Marineland menyebut kondisi keuangannya kini sangat kritis. Mereka mengaku tidak lagi memiliki sumber daya untuk memberikan perawatan layak bagi para paus.
“Jika pemerintah tidak memberikan pendanaan atau izin ekspor sebelum 7 Oktober, kami akan menghadapi keputusan yang menghancurkan: eutanasia terhadap populasi paus beluga kami,” tulis pihak taman itu dikutip dari CNN Indonesia.
Marineland terletak di Air Terjun Niagara, Ontario, dan dikenal sebagai taman hiburan laut seluas hampir 400 hektare. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, taman ini sering disorot karena dugaan kondisi hewan yang memprihatinkan.
Sejak 2019, sebanyak 20 paus telah mati di sana-terdiri dari 19 beluga dan satu orca. Kini, taman tersebut bahkan tak lagi beroperasi selama musim panas dan dikabarkan tengah bersiap untuk dijual.
Awalnya, Marineland berencana memindahkan 30 paus beluga itu ke Chimelong Ocean Kingdom di Zhuhai, China. Namun, Menteri Perikanan Kanada, Joanne Thompson, menolak permohonan ekspor tersebut.
“Saya tidak bisa, dengan hati nurani, menyetujui ekspor yang akan melanggengkan perlakuan seperti yang dialami paus-paus itu,” ujar Thompson.
Thompson menegaskan, memberi izin ekspor berarti membiarkan paus-paus tersebut terus hidup dalam penangkaran dan dijadikan hiburan publik.
Perdana Menteri Ontario, Doug Ford, menyatakan keprihatinannya dan berjanji mencari solusi agar paus-paus itu tetap hidup.
“Kondisi taman itu sangat buruk,” ujarnya.
Pemerintah Ontario memiliki kewenangan untuk menyita hewan-hewan tersebut demi keselamatan mereka. Selain itu, pemerintah dapat menagih biaya pemeliharaan ketika properti taman dijual.
Sementara itu, kelompok pemerhati hak hewan menilai ancaman eutanasia ini sebagai upaya tekanan terhadap pemerintah. Mereka menilai krisis keuangan Marineland bukanlah hal baru.
“Marineland telah puluhan tahun mendapat untung dari memelihara paus dalam tangki sempit. Mereka punya kewajiban moral untuk membiayai perawatan hewan-hewan itu,” kata Camille Labchuk, Direktur Eksekutif Animal Justice.
Marineland membantah tuduhan tersebut. Mereka menegaskan paus-paus di taman itu mendapatkan perawatan 24 jam dan “lebih baik dari manusia di mana pun.”
Hingga kini, nasib 30 paus beluga tersebut belum jelas. Para aktivis terus mendesak agar hewan-hewan itu dipindahkan ke suaka laut alami. Namun, ketersediaan lokasi yang sesuai masih sangat terbatas.
Artikel ini telah tayang di .