Ikatan Alumni Itenas Gandeng Universiti Kebangsaan Malaysia dan Perguruan Tinggi China untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Indonesia

Posted on

Demi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Ikatan Alumni (IA) Itenas menggandeng Universiti Kebangsaan Malaysia dan enam perguruan tinggi di China. Kegiatan ini dilakukan demi terciptanya kerjasama positif, di mana dapat dilakukan pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi.

Tak hanya itu, IA Itenas juga menggandeng, IA ITB, IKA Unpar, IKA Unpad untuk meningkatkan kolaborasi dan konektivitas antara alumni perguruan tinggi demi menyongsong Indonesia Emas 2025.

Talk Show Pendidikan Tinggi menjadi salah satu rangkaian kegiatan ini. Talkshow itu dihadiri oleh petinggi alumni perguruan tinggi, mahasiswa, guru dan siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi.

Penggunaan gadget, menjadi salah satu pembahasan utama dalam talk show tersebut. Sejumlah peserta yang hadir aktif bertanya kepada narasumber, salah satu pertanyaannya dampak negatif gadget pada anak dan dikaitkan dengan Indonesia Emas 2045.

Ketua IA Itenas Panca Saktiadi mengatakan, orang tua harus membatasi penggunaan gadget bagi anak-anaknya. Gadget dapat digunakan untuk kebutuhan yang positif.

Usai acara, Panca menilai peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut sangat antusias dan aktif berdiskusi dengan para narasumber. “Ternyata lebih memahami keadaan sekarang, tentang gadget, keberlanjutan perguruan tinggi dan keinginan warga Indonesia semakin maju,” kata Panca kepada infoJabar.

“Ayo Bersama Membangun Koneksi dan Kolaborasi Menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045,” tambah Panca.

Sekjen IKA Unpad Yodhisman mengatakan, Indonesia Emas 2025 bisa terwujud jika dilakukan dengan cara kolaboratif.

“Kita bersama-sama bisa berkontribusi menyiapkan visi Indonesia 2025, kontribusi ini dilakukan kolaboratif, melibatkan seluruh stakeholder dan fenomena yang terjadi saat ini bisa menjadi perhatian bersama, jadi pemikiran kita bantu pemerintah siapkan generasi untuk 2045 nanti,” ujarnya.

Yodi juga menilai, penggunaan gadget berlebihan bagi anak-anak juga tidak baik bagi masa depannya. Apalagi gadget digunakan bukan untuk kebutuhan positif.

“Karena kalau bahan bakunya tidak bagus saat ini, akibat bullying, gadget, narkoba dan sebagainya, maka kita bisa memastikan tidak ada generasi unggul di 2045,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur UKMShape Universiti Kebangsaan Malaysia Prof Datuk DR. Muhammad Hussin mengatakan, melalui kegiatan ini, tak hanya kerjasama antar perguruan tinggi saja yang terwujud, dia ingin ada juga kolaborasi dalam penelitian.

“Tahun ini, UKM siap menyambut calon mahasiswa-mahasiswi terbaik dari Indonesia,” kata Hussin.

“Bukan hanya pertukaran mahasiswa, saya juga berharap ada kerjasama dalam penelitian,” ujar Hussin.