Aktivitas warga pada Minggu (10/8) sore itu di Kampung Cigeger, Desa Citeureup, Kabupaten Bogor tiba-tiba berubah menjadi kelabu. Keceriaan pun langsung memudar saat gumpalan debu tiba-tiba datang menutupi pandangan dan hingga ke pemukiman.
Padahal, di sore itu, ada acara yang tak mau dilewatkan. Di lapangan sepakbola yang terletak di samping pabrik Indocement Desa Citeureup, Kabupaten Bogor, sedang berlangsung pertandingan persahabatan yang jadi tontonan bagi warga sekitar.
Lapangan pun langsung menjadi pusat keramaian. Anak-anak dan remaja larut dalam keceriaan, sementara para orang tua menonton dari tepi lapangan atau sibuk melayani pembeli di warung-warung kecil yang berjejer di sekitar area.
Namun, keceriaan itu tak berlangsung panjang. Sekitar pukul 15.30 WIB, datang petaka yang tak diguga-duga setelah gumpalan debu putih tiba-tiba melayang hingga menutupi pandangan dan membuat napas terasa berat.
“Warung-warung langsung tertutup debu, anak-anak di lapangan pun berhenti main,” tutur Pj Kepala Desa Citeureup, Padi Ardianto, saat dihubungi wartawan.
Belakangan diketahui, hujan debu ini bermula dari proses pembersihan sumbatan di pabrik Indocement yang berlangsung sekitar lima hingga tujuh menit. Meski tak ada laporan kerusakan, namun debu yang melayang akhirnya menyerang pemukiman.
Ditambah, saat itu angin bertiup kencang. Debu akhirnya terbawa dan berputar di udara hingga 1-2 jam sebelum hilang diguyur hujan sekitar pukul 17.00 WIB. Padi pun memperkirakan sekitar 400 rumah di RW 5 terdampak, dengan total 1.200 jiwa.
Pemeriksaan kesehatan gratis segera dilakukan melalui kerja sama puskesmas dan pihak Indocement untuk memastikan warga tidak mengalami gangguan pernapasan. “Kalau hanya bicara genteng dan halaman kena debu, ya satu RW itu terdampak semua,” kata Padi.
Ia juga mengungkapkan, hujan debu bukanlah peristiwa baru di kampung tersebut. Bahkan ia menyebut fenomena ini seolah menjadi hal yang terjadi setiap tahunnya. “Kalau tidak salah, setiap tahun bisa dua kali, biasanya saat pembersihan sumbatan atau clogging,” ujarnya.
Kejadian ini pun langsung mendapat respons dari pihak PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. General Manager Operation Kompleks Pabrik Citeureup, Setia Wijaya, membeberkan bahwa insiden terjadi ketika Plant 5 sedang tidak beroperasi dan pekerja melakukan pembersihan sumbatan di bagian pemisahan material.
Saat lubang pemeriksaan dibuka, debu keluar dan terbawa angin kencang ke arah permukiman. “Mengetahui hal tersebut, pekerja kami segera menutup lubang check hole, sehingga dalam waktu sekitar tiga menit jatuhan debu semen langsung teratasi,” ujarnya.
Indocement mengaku sudah meminta maaf, berkoordinasi dengan perangkat desa, dan memperbaiki prosedur pembersihan agar tidak dilakukan pada kondisi angin kencang, guna mencegah peristiwa serupa di kemudian hari.
Respons Pabrik Semen
Kejadian ini pun langsung mendapat respons dari pihak PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. General Manager Operation Kompleks Pabrik Citeureup, Setia Wijaya, membeberkan bahwa insiden terjadi ketika Plant 5 sedang tidak beroperasi dan pekerja melakukan pembersihan sumbatan di bagian pemisahan material.
Saat lubang pemeriksaan dibuka, debu keluar dan terbawa angin kencang ke arah permukiman. “Mengetahui hal tersebut, pekerja kami segera menutup lubang check hole, sehingga dalam waktu sekitar tiga menit jatuhan debu semen langsung teratasi,” ujarnya.
Indocement mengaku sudah meminta maaf, berkoordinasi dengan perangkat desa, dan memperbaiki prosedur pembersihan agar tidak dilakukan pada kondisi angin kencang, guna mencegah peristiwa serupa di kemudian hari.