Usia pertama kali remaja terlibat dalam hubungan seksual kini semakin muda. Fakta mengejutkan terungkap dari survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Barat.
Landry Kusmono, Pengelola Program KPA Jawa Barat menerangkan, pihaknya pernah melakukan survei di tahun 2022. Dalam survei itu dia menyebut, rata-rata siswa SMA mengaku pertama kali melakukan hubungan seksual pada usia 13 hingga 14 tahun.
“Pertanyaan pertama itu kapan pertama kali melakukan hubungan seksual? Itu rata-rata menjawab di angka 13-14 tahun. Kemudian pertanyaan kedua, hubungan seksual itu dilakukan di mana? Kebanyakan dilakukan di rumah, ketika orang tuanya enggak ada mungkin ya,” ungkapnya.
Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian dari mereka tidak hanya berhubungan seksual dengan satu orang. “Di catatan kita itu ada yang sekali melakukan hubungan seks dengan dua atau tiga orang,” lanjutnya.
Fenomena ini disebut Landry sebagai bagian dari pola baru penyebaran HIV di kalangan anak dan remaja. Jika sebelumnya kasus HIV banyak dipicu oleh penggunaan narkoba suntik, kini hubungan seksual bebas menjadi penyebab utama.
“Saat ini yang ngetren ya hubungan seksual. Karena narkoba, terutama narkoba suntik, obatnya sekarang sudah jadi jarang, susah, harganya mahal. Yang paling gampang ya hubungan seksual. Karena aksesnya juga gampang. Mereka dapat informasi dari internet dan semua macam itu yang mempengaruhi mereka,” jelas Landry.
Angka Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Jawa Barat pun kembali meningkat. Hingga 2024, tercatat ada 10.405 ODHA, dan lebih dari 2.900 di antaranya berasal dari kelompok anak dan remaja.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat, sebanyak 107 ODHA tercatat di rentang usia 5-14 tahun, 645 orang di usia 15-19 tahun, dan 2.164 orang di usia 20-24 tahun.
“Kalau ngelihat data tadi, artinya usia di bawah 18 tahun, kalau 18 tahun itu masih anak ya. Anak itu kita di Jawa Barat sampai 2024 itu hampir 800 orang, anak yang dengan HIV,” jelas Landry.
Yang cukup mencolok, lonjakan kasus banyak ditemukan di daerah Priangan Timur dan bahkan menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak pernah masuk radar kasus HIV.
“Karena beberapa juga ditemukan kasus pada anak itu di wilayah-wilayah Priangan Timur cukup banyak. Di kalangan anak SMA juga,” katanya.
“Beberapa daerah kita temui itu daerah kecil loh, bukan daerah kota. Daerah-daerah terpencil itu kasusnya ada juga,” sambungnya.
Dengan cepatnya penyebaran informasi di internet, minimnya pengawasan orang tua, dan kurangnya pendidikan seksual yang memadai, Landry menilai pergaulan remaja saat ini telah memasuki fase bebas tanpa batas.
“Kalau kita lihat era sekarang zamannya ya bebas gitu, bebas banget,” tutupnya.