Setiap tanggal 29 Oktober, dunia memperingati Hari Internet Internasional, sebuah momen penting yang menandai titik awal revolusi digital yang telah mengubah lanskap komunikasi global secara fundamental. Peringatan ini merayakan peristiwa pengiriman pesan pertama melalui ARPANET pada tahun 1969, yang merupakan cikal bakal internet modern.
Lebih dari sekadar perayaan teknologi, Hari Internet mengingatkan kita akan betapa vitalnya peran internet dalam setiap sendi kehidupan, dari pekerjaan, pendidikan, hingga interaksi sosial. Di Indonesia, tanggal yang sama juga diperingati sebagai Hari Internet Nasional, sebuah penanda tersambungnya jaringan internet Indonesia ke kancah internasional
Kisah internet bermula dari visi yang ambisius pada tahun 1960-an, didorong oleh kebutuhan Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) untuk menciptakan sistem komunikasi yang tangguh dan terdesentralisasi, terutama dalam skenario darurat seperti serangan nuklir . Gagasan ini bertujuan untuk menghindari adanya satu titik pusat informasi yang rentan dihancurkan.
Pada Oktober 1963, Joseph Carl Robnett Licklider dari Bolt Beranek and Newman Inc. (BBN) memimpin program Advanced Research Projects Agency (ARPA), yang kemudian dikenal dengan nama ARPANET. Licklider berperan krusial dalam merumuskan konsep dasar jaringan komputer yang akan diimplementasikan di ARPANET, meyakinkan ilmuwan seperti Ivan Sutherland dan Bob Taylor untuk mewujudkan visi tersebut.
Bersamaan dengan itu, berbagai ilmuwan komputer mulai mengembangkan konsep packet switching, sebuah metode revolusioner yang membagi data menjadi paket-paket kecil . Paket-paket ini dapat menempuh rute yang berbeda dalam jaringan dan kemudian disatukan kembali di titik tujuan. Ide packet switching ini, yang awalnya dikemukakan oleh Leonard Kleinrock dalam makalahnya tahun 1961 “Information Flow in Large Communication Nets” dan dikembangkan secara independen oleh Paul Baran serta Donald Davies, menjadi fondasi utama infrastruktur internet modern .
Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi transmisi data tetapi juga memperkuat ketahanan jaringan terhadap kegagala sistem.
Puncak dari upaya ini terjadi pada 29 Oktober 1969 . Pada malam itu, sebuah prototipe pertama dari jaringan yang mengimplementasikan packet switching, ARPANET, berhasil melakukan transmisi data pertama antara dua komputer. Lokasinya adalah Network Measurement Center di University of California, Los Angeles (UCLA) dan Stanford Research Institute (SRI).
Pesan yang ingin dikirim adalah “LOGIN”, namun dalam percobaan perdana yang bersejarah itu, hanya dua huruf pertama, “LO”, yang berhasil terkirim sebelum sistem di SRI mengalami crash.
Meskipun demikian, momen ini tetap diakui sebagai pengiriman pesan pertama di dunia maya dan menjadi tonggak penting dalam sejarah komunikasi digital . Awalnya ARPANET hanya menghubungkan empat situs (Stanford Research Institute, UCLA, University of California, Santa Barbara, dan University of Utah), namun pada akhir tahun 1971, lima belas situs telah terhubung, menandai pertumbuhan awal yang pesat.
Perjalanan dari ARPANET menuju internet global yang kita kenal sekarang melibatkan serangkaian inovasi dan kolaborasi penting . Pada tahun 1971, Ray Tomlinson mengirimkan surat elektronik (email) pertama menggunakan ARPANET, mempopulerkan penggunaan simbol ‘@’ untuk memisahkan nama pengguna dari jaringan, sebuah konvensi yang masih kita gunakan hingga kini.
Setahun kemudian, pada 1972, International Network Working Group (INWG) dibentuk dengan Vint Cerf sebagai pembicara pertamanya, yang kemudian dikenal sebagai “Bapak Internet” bersama Bob Kahn . Kelompok ini bertugas untuk mengembangkan teknologi dan standar jaringan komputer.
Tahun 1973 menjadi penting karena jaringan global mulai terbentuk ketika University College of London (Inggris) dan Royal Radar Establishment (Norwegia) terhubung ke ARPANET, dan istilah “internet” mulai muncul .
Pada tahun 1974, Vinton Cerf dan Bob Kahn menerbitkan “A Protocol for Packet Network Interconnection” yang merinci desain Transmission Control Protocol (TCP) . Protokol ini, yang kemudian dipadukan dengan Internet Protocol (IP) menjadi TCP/IP, distandarisasi pada tahun 1982 dan secara resmi diadopsi oleh ARPANET pada 1 Januari 1983 .
TCP/IP memungkinkan berbagai jaringan independen untuk saling terhubung dan berkomunikasi sebagai satu sistem global yang tunggal . Hal ini mengubah ARPANET menjadi “internet” yang lebih luas, sebuah “jaringan dari jaringan”
Terlepas dari perkembangan signifikan ARPANET dan TCP/IP, akses internet pada awalnya masih terbatas pada kalangan militer dan akademisi . Revolusi sebenarnya dalam akses publik terjadi pada tahun 1989 . Tim Berners-Lee, seorang ilmuwan komputer dan fisikawan Inggris yang bekerja di CERN, mencetuskan World Wide Web (WWW).
Bersama Robert Cailliau pada tahun 1990, Berners-Lee mengembangkan sistem manajemen informasi terdesentralisasi yang mengandalkan dua pilar utama: bahasa pemrograman HTML untuk membuat halaman web dan protokol HTTP untuk permintaan dan penerimaan halaman.
Pada April 1993, sistem ini disebarluaskan dan dengan cepat menjadi populer, terutama setelah rilis Mosaic pada November 1993, browser web grafis pertama. Jumlah situs web meledak dari beberapa juta pada awal 1990-an menjadi sekitar 400 juta pada tahun 2000.
Munculnya penyedia layanan internet komersial (ISP) pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, serta dekomisioning tulang punggung NSFNET pada 1995 yang menghilangkan pembatasan penggunaan internet untuk lalu lintas komersial, semakin mempercepat adopsi internet secara luas . Sejak itu, internet terus berkembang pesat, dengan munculnya broadband dan mobile internet yang meningkatkan kecepatan dan aksesibilitas, serta melahirkan era jejaring sosial dan Internet of Things.
Perayaan Hari Internet Internasional pertama kali dirayakan pada 29 Oktober 2005 oleh Asosiasi Pengguna Internet . Peringatan ini bertujuan untuk menghargai perkembangan teknologi dan mengingatkan masyarakat akan pentingnya internet . Di Indonesia, tanggal 29 Oktober juga memiliki makna khusus sebagai Hari Internet Nasional .
Ini menandai peristiwa bersejarah pada 29 Oktober 1994, ketika jaringan internet Indonesia secara resmi tersambung ke dunia internasional melalui gateway IPTEKnet milik BPPT.
Sejarah internet di Indonesia sendiri dimulai lebih awal, pada tahun 1983, ketika PT. INDOSAT memperkenalkan layanan telekomunikasi yang hanya dapat diakses oleh kalangan akademisi dan instansi pemerintah . Universitas Indonesia kemudian menjadi penyedia konten internet pertama pada tahun 1994 dengan UI-Vision, diikuti oleh PT. Telkom yang meluncurkan layanan dial-up TelkomNet pada tahun 1996 untuk masyarakat umum .
Pembentukan Badan Pengelola Internet Indonesia (BPPTI) pada tahun 1997, yang kemudian menjadi Pusat Informasi Teknologi dan Informatika (Pusintek) pada tahun 2000, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengatur dan mengembangkan penggunaan internet di Tanah Air .banten.tribunnews.cominfo.cominfo.comid.wikipedia.orglib.ub.ac.id
Dari pengiriman pesan “LO” yang sederhana hingga konektivitas global yang kompleks saat ini, internet telah menyatukan jarak dan waktu, membuka peluang tak terbatas bagi pendidikan, bisnis, dan komunikasi .
Pada tahun 2021, tercatat sekitar 5,5 miliar pengguna internet aktif yang menghasilkan 79 zettabyte data, didukung oleh 14,4 miliar koneksi Internet of Things dan sekitar 6.500 satelit yang beroperasi .
Internet bukan hanya alat teknologi; ia adalah kekuatan transformatif yang membentuk budaya, ekonomi, dan cara hidup miliaran manusia . Namun, di balik kemudahan dan inovasinya, penting untuk selalu menggunakan internet dengan bijak dan bertanggung jawab, menghadapi tantangan seperti penyebaran konten ilegal dan masalah keamanan online .
Hari Internet adalah pengingat bahwa perjalanan teknologi ini masih terus berlanjut, membawa potensi dan tantangan baru bagi umat
Awal Mula Jaringan Global: Kelahiran ARPANET
Evolusi Menuju Internet Global
Melahirkan World Wide Web dan Akses Publik
Hari Internet di Indonesia








