Seorang pria berinisial JA (25) menjadi korban pengeroyokan oleh sekelompok pelajar di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Korban sempat kritis di RSUD Welas Asih sebelum akhirnya meninggal dunia pada Jumat (15/8).
Kejadian tragis itu bermula pada Minggu dini hari, 10 Agustus 2025. Suasana di jalanan Baleendah, Kabupaten Bandung, tampak lengang. JA yang tengah dibonceng motor oleh temannya tak pernah menyangka malam itu menjadi perjalanan terakhirnya.
Sekitar pukul 02.00, dari kejauhan muncul rombongan empat sepeda motor berisi belasan pelajar. Mereka bergerombol, melaju zig-zag, dan tanpa alasan jelas mendekat ke arah motor yang ditumpangi JA. Tak lama kemudian, sebuah stik baseball menghantam kepalanya. Motor terjatuh ke pinggir jalan, korban pun terkapar.
JA segera membawanya ke RSUD Welas Asih, Baleendah. Kondisi JA kritis, koma tak sadarkan diri.
“Setiba di rumah sakit benar ditemukan ada korban inisial JA warga Baleendah dalam kondisi kritis atau koma. Sehingga dari Polsek ini menggali informasi dari pelapor atau korban,” ujar Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono, Kamis (21/8/2025) sore.
Namun takdir berkata lain. Lima hari setelah kejadian, pada Jumat (15/8), JA meninggal dunia.
“Kemudian pada hari Jumat 15 Agustus Ini korban meninggal dunia,” ucap Aldi.
Dari hasil autopsi, polisi menemukan bekas hantaman benda tumpul di dahi depan korban. Fakta itu menguatkan dugaan pengeroyokan.
“Nah kejadiannya ketika pukul 2.00 dini hari. Jadi korban ini bertemu dengan sekelompok orang yang menggunakan empat sepeda motor yang ditumpangi oleh lebih kurang 11 orang,” katanya.
Tak butuh waktu lama, polisi memburu para pelaku. Pada Rabu (20/8) kemarin, 11 orang diamankan.
“Kemarin pada tanggal 20 Agustus diamankan ke 11 orang tersebut. Jadi empat motor itu berhasil diamankan,” bebernya.
Pemeriksaan mengungkap bahwa dua pelajar menjadi pelaku utama. Keduanya secara brutal menghantam JA.
“Nah untuk sementara dua orang dijadikan tersangka inisial HMN dan inisial RG. Hasil pemeriksaan dan keterangan saksi-saksi ini saudara HMN inilah yang melakukan pemukulan menggunakan stik baseball kepada korban,” kata Aldi.
Sayangnya, barang bukti utama berupa stik baseball telah dibuang. “Kemudian barang bukti yang atau stik baseball ini dibuang oleh pelaku ya kami masih dalam pencarian. Sedangkan untuk ke-9-nya ya, ini masih kami dalami,” tambahnya.
Mayoritas pelajar yang diamankan masih duduk di bangku SMK, bahkan satu orang masih SMP. Mereka ternyata tergabung dalam sebuah grup WhatsApp bernama Bandung Selatan High.
“Jadi para pelaku ini punya grup WA namanya Bandung Selatan High,” jelas Aldi.
Grup itu terbentuk dari tongkrongan mereka di sebuah warung. Dari sanalah kebiasaan berkumpul, hingga akhirnya malam itu berubah jadi aksi brutal.
“Di situlah saling berkenalan, kemudian mereka membuat grup namanya Bandung Selatan High,” tuturnya.
Fakta lain, sebelum kejadian mereka menenggak minuman keras. “Jadi para pelaku ini dan teman-temannya menjelaskan malam itu sempat meminum minuman jenis ciu yang mereka beli dari Muhammad Toha Kota Bandung,” jelas Aldi.
Aksi mereka pun dilakukan secara acak, tanpa mengenal korban. “Jadi malam itu para pelaku ini sebenarnya enggak kenal dengan korban ya. Jadi berselisihan yang acak melakukan pemukulan dan akhirnya korban meninggal dunia,” lanjutnya.
Tergabung dalam Kelompok
Mayoritas pelajar yang diamankan masih duduk di bangku SMK, bahkan satu orang masih SMP. Mereka ternyata tergabung dalam sebuah grup WhatsApp bernama Bandung Selatan High.
“Jadi para pelaku ini punya grup WA namanya Bandung Selatan High,” jelas Aldi.
Grup itu terbentuk dari tongkrongan mereka di sebuah warung. Dari sanalah kebiasaan berkumpul, hingga akhirnya malam itu berubah jadi aksi brutal.
“Di situlah saling berkenalan, kemudian mereka membuat grup namanya Bandung Selatan High,” tuturnya.
Fakta lain, sebelum kejadian mereka menenggak minuman keras. “Jadi para pelaku ini dan teman-temannya menjelaskan malam itu sempat meminum minuman jenis ciu yang mereka beli dari Muhammad Toha Kota Bandung,” jelas Aldi.
Aksi mereka pun dilakukan secara acak, tanpa mengenal korban. “Jadi malam itu para pelaku ini sebenarnya enggak kenal dengan korban ya. Jadi berselisihan yang acak melakukan pemukulan dan akhirnya korban meninggal dunia,” lanjutnya.