Kasus pemerkosaan yang dilakukan Priguna Anugerah Pratama alias PAP (31) masih terus diselidiki kepolisian. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali ikut berkomentar atas kasus yang menyeret dokter residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) tersebut.
Diketahui, Priguna tega memperkosa seorang wanita yang sedang menunggu pasien di RSHS Bandung pada 18 Maret 2025 dini hari. Priguna kini sudah jadi tersangka dan dijebloskan ke penjara, termasuk sudah dipecat dari PPDS Unpad hingga surat tanda registrasi (STR) kedokterannya telah dicabut.
Ditemui di Paguyuban Pasundan, Dedi Mulyadi kembali berkomentar soal kasus Priguna. Ia awalnya menyinggung tentang upaya perdamaian yang sempat ditempuh antara Priguna dengan korbannya.
“Kalau saya tetap, kan saya denger ada aspek-aspek yang bersifat perdamaian. Intinya kan bukan itu masalahnya,” kata Dedi Mulyadi, Sabtu (12/4/2025).
Dedi mengatakan, saat ini dunia perguruan tinggi dan kedokteran sedang menjadi sorotan. Ia pun meminta supaya berbagai lembaga terkait bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat akibat kasus yang Priguna lakukan.
“Intinya adalah kita harus membangun kepercayaan atau trust yang tinggi terhadap perguruan tinggi kemudian dunia kedokteran. Jadi hukumannya harus tegas dan harus cepat diambil keputusan yang bersifat hukuman dari perguruan tingginya. Karena apa? Karena itu kepercayaan,” ungkapnya.
Dedi Mulyadi tak ketinggalan menyoroti masalah rekrutmen dokter di Indonesia. Satu hal yang dia singgung adalah masalah biaya yang besar untuk masuk dunia kedokteran. “Kemudian yang berikutnya adalah mengevaluasi rekrutmen dokter. Kita jujur deh, hari ini yang masuk kedokteran tuh yang punya duit. Pinter aja nggak cukup,” pungkasnya.