Griya Ukir Kacirebonan, Penjaga Warisan Ukiran Cirebon

Posted on

Griya ukir menjadi tempat pembuatan beragam kerajinan ukir bernuansa Cirebon. Para pengrajin menghadirkan karya yang merepresentasikan warisan budaya dari daerah berjuluk Kota Udang ini.

Griya ukir yang berlokasi di lingkungan Keraton Kacirebonan itu dikelola oleh Patih Kacirebonan, PH Tommy Iplaludin Dendabrata.

Beragam karya diproduksi di tempat ini. Mulai dari miniatur Paksi Naga Liman hingga ukiran bermotif megamendung serta ornamen khas Cirebon lainnya.

infoJabar sempat berbincang-bincang langsung dengan Pangeran Tommy dan melihat beberapa hasil karya yang diproduksi griya ukir yang dikelolanya.

Beberapa karya di antaranya yaitu ukiran bermotif Macan Ali sebagai simbol kebesaran Kesultanan Cirebon yang memuat kalimat syahadat.

“Macan Ali adalah bendera kebesaran Kesultanan Cirebon. Di situ ada ukiran kalimat syahadat,” kata Pangeran Tommy, Selasa (28/10/2025).

Selain itu, ada pula ukiran hiasan dinding yang menampilkan motif megamendung dan wadasan. “Sejauh ini memang konsentrasi kita lebih ke ukiran-ukiran khas Cirebon,” ucap dia.

Di salah satu sudut ruangan, tampak ukiran berkepala naga. Ukiran itu rencananya akan dibuat menjadi miniatur kereta Singa Barong.

“Itu rencananya mau dibuat kereta kencana Singa Barong, seperti yang ada di Keraton Kasepuhan,” kata dia.

Sebelumnya, griya ukir tersebut telah membuat sebuah kerajinan berupa miniatur kereta kencana Paksi Naga Liman. Saat ini, miniatur kereta itu terpajang di depan pintu masuk museum topeng Cirebon yang ada di lingkungan Balai Kota Cirebon.

“Miniatur Kereta Paksi Naga Liman sekarang dipajang di museum topeng,” kata dia.

Pangeran Tommy berharap karya-karya yang diproduksi griya ukir bisa menjadi sarana untuk mengenalkan kekhasan Cirebon kepada masyarakat luas.

“Memang ini salah satu upaya untuk mempublikasikan kekayaan-kekayaan budaya kita,” ucap dia.

Lebih lanjut, ia menyebut griya ukir yang dikelolanya telah berjalan sejak tahun 2023 lalu. Melalui griya ukir itu, pihaknya ingin terus menghidupkan motif atau ukiran khas dari daerahnya, yakni Cirebon.

“Griya ukir baru berdiri dua tahun berjalan, sejak tahun 2023. Itu didorong dari keinginan pribadi untuk membuat sebuah wadah. Kalau bisa ada ketertarikan dari generasi muda untuk belajar ukir,” kata dia.

Sejauh ini, dalam membuat setiap produk kerajinan ukir, pihaknya turut dibantu oleh para perajin dari beberapa daerah yang ada di Cirebon.

“Perajinnya ada yang dari Kabupaten Cirebon, seperti Gegesik, Gunungjati, atau dari daerah sekitar kita. Kurang lebih ada lima sampai sepuluh orang yang membantu ketika kita sedang ada garapan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Unit Cagar Budaya Keraton Kacirebonan, Elang Iyan Ariffudin, menjelaskan waktu pembuatan kerajinan ukir berbeda-beda, tergantung jenis produk, motif, dan ukurannya.

Contohnya, miniatur kereta Paksi Naga Liman yang dibuat di Griya Ukir dan kini terpajang di museum topeng membutuhkan sekitar tiga bulan untuk diselesaikan.

“Kereta duplikat Paksi Naga Liman seperti yang (terpajang) di museum topeng itu tiga bulan sudah finishing,” kata dia.

Sedangkan untuk ukiran hiasan dinding biasanya selesai dalam waktu sekitar satu bulan. “Kalau hiasan dinding berukuran 120 cm x 120 cm, pengerjaannya biasanya sekitar satu bulan,” kata dia.

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *