Geopark Ciletuh kembali Raih Green Card UNESCO, Kado Hari Jadi Sukabumi

Posted on

Kabar gembira datang dari sidang Dewan UNESCO Global Geopark (UGGp) di Chile. Geopark Ciletuh-Palabuhanratu (CPUGGp) resmi mempertahankan statusnya dan kembali meraih Green Card, predikat tertinggi dalam revalidasi empat tahunan UNESCO.

Keputusan ini disambut penuh sukacita oleh Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan seluruh pemangku kepentingan. Capaian tersebut menjadi kado istimewa pada momen Hari Jadi Kabupaten Sukabumi ke-155, sekaligus menegaskan keberhasilan masyarakat dan pemerintah menjaga kelestarian alam serta memajukan pariwisata berkelanjutan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, H. Ade Suryaman yang juga menjabat Ketua Badan Pengelola CPUGGp menyebut, keberhasilan ini sebagai puncak kerja bersama semua pihak.

“Green Card dari UNESCO adalah kado terindah untuk masyarakat Sukabumi di Hari Jadi Kabupaten ke-155. Ini bukti bahwa kerja kolektif dan komitmen menjaga geopark telah membuahkan hasil terbaik,” ungkapnya, Rabu (10/9/2025).

Ade menegaskan, capaian ini juga menjadi tanggung jawab besar untuk menjaga prestasi yang diraih.

“Status ini bukan akhir, melainkan awal dari tantangan baru. Kita harus memastikan pengelolaan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu semakin baik, melibatkan masyarakat, memajukan ekonomi lokal, dan menjaga warisan alam agar tetap lestari untuk generasi mendatang,” tuturnya.

Lebih jauh, Ade menekankan, bahwa keberhasilan ini membawa kebanggaan bukan hanya untuk Sukabumi, tetapi juga Jawa Barat dan Indonesia.

“Prestasi ini adalah kebanggaan bersama. Sukabumi menjadi bagian dari jejaring geopark dunia yang diakui UNESCO, dan capaian ini sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu mengelola kawasan geopark dengan standar internasional,” imbuhnya.

General Manager CPUGGp, Aat Suwanto menegaskan, keberhasilan ini tak lepas dari kolaborasi erat berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, komunitas lokal, hingga hingga masyarakat, bahkan termasuk media.

“Predikat Green Card ini adalah hasil kerja bersama. Semua pihak berperan, mulai dari menjaga kelestarian alam, mengembangkan edukasi, hingga memastikan keberlanjutan ekonomi masyarakat. UNESCO melihat Geopark Ciletuh-Palabuhanratu bukan hanya indah, tetapi juga hidup dan tumbuh bersama warganya,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Sendi Apriadi, melihat capaian ini sebagai momentum strategis untuk mengoptimalkan potensi wisata dan menarik perhatian wisatawan mancanegara.

“Green Card dari UNESCO membuat Geopark Ciletuh-Palabuhanratu semakin dikenal dunia. Ini bukan hanya tentang prestasi, tetapi peluang besar untuk mendorong wisata berkelanjutan, meningkatkan kunjungan wisatawan, dan memperluas manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitar kawasan,” katanya.

Selain Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, dua geopark lain di Indonesia Geopark Rinjani dan Geopark Kaldera Toba juga berhasil meraih Green Card pada sidang yang sama. Keberhasilan ini menempatkan Indonesia semakin diperhitungkan dalam jejaring geopark dunia.

Predikat Green Card berarti CPUGGp dinilai unggul dalam pengelolaan kawasan, pemberdayaan masyarakat, dan inovasi edukasi publik. Status ini berlaku selama empat tahun ke depan sebelum proses revalidasi kembali dilakukan.

Prestasi untuk Indonesia di Mata Dunia

Selain Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, dua geopark lain di Indonesia Geopark Rinjani dan Geopark Kaldera Toba juga berhasil meraih Green Card pada sidang yang sama. Keberhasilan ini menempatkan Indonesia semakin diperhitungkan dalam jejaring geopark dunia.

Predikat Green Card berarti CPUGGp dinilai unggul dalam pengelolaan kawasan, pemberdayaan masyarakat, dan inovasi edukasi publik. Status ini berlaku selama empat tahun ke depan sebelum proses revalidasi kembali dilakukan.

Prestasi untuk Indonesia di Mata Dunia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *