Gedung YPK Naripan Kini Dipugar, Ditarget Rampung November 2025

Posted on

Pemprov Jawa Barat (Jabar) memugar Gedung Pusat Kebudayaan atau Gedung YPK di Jalan Naripan, Kota Bandung. Pemugaran dilakukan setelah insiden atap gedung peninggalan masa Hindia Belanda itu ambruk pada akhir Oktober 2024 silam.

Pemugaran dilakukan hampir di seluruh bagian Gedung YPK. Pemprov Jabar pun memastikan komponen struktur bangunan masih tetap dipertahankan karena Gedung YPK merupakan cagar budaya.

“Saat ini kita melakukan rehabilitasi Gedung Pusat Kebudayaan di Jalan Naripan. Tahapan pekerjaannya telah dimulai pada 21 Juli dan ditarget selesai di akhir November,” kata Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Disparbud Jabar Ary Heriyanto, Jumat (22/8/2025).

Ary menjelaskan sebelum pemugaran, Disparbud Jabar telah melibatkan beberapa ahli untuk rencana tersebut. Mulai dari tim assessment struktur gedung, Balai Pelestarian Kebudayaaan Wilayah IX pada Kementerian Kebudayaan, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bandung, hingga peneliti BRIN yang ahli di bidang bangunan kolonial.

“Harapannya tentu rehabilitasi ini dilaksanakan dengan kaidah yang sesuai aturan karena gedung ini adalah gedung cagar budaya,” ucapnya.

Selain itu, pemugaran dilakukan secara menyeluruh di Gedung YPK dengan anggaran senilai Rp 3,9 miliar. Keputusan ini diambil karena Disparbud Jabar enggan mengambil risiko jika nantinya ada bagian yang tiba-tiba berpotensi roboh dimakan usia kembali di masa mendatang.

Meskipun demikian, pemugaran dilakukan dengan tetap memperhatikan kaidah cagar budaya. Dispadbud Jabar bahkan mengembalikan genting dengan model yang persis seperti zaman dulu, termasuk mendatangkan kayu bengkirai untuk beberapa komponen rangka atapnya.

“Setelah rehabilitasi ini selesai, kita ingin ini bermanfaat untuk masyarakat, terutama bagi seniman maupun budayawan. Jadi mereka ada ruang untuk melakukan pelestarian budaya di sini. Dan harapannya juga karena ini di pusat kota, ini bisa menjadi daya tarik atau magnet untuk generasi muda,” ungkapnya.

“Kita mau generasi muda itu bangga dengan budayanya. Jangan sampai di sini hanya diisi sama kegiatan modernisasi. Mereka harus tahu di sini ada wayang, jaipongan, supaya generasi muda lebih bangga dengan budaya kita sendiri,” pungkasnya.