Warga Kabupaten Garut dibuat resah dengan aksi gerombolan geng motor yang menganiaya sejumlah orang hingga alami luka. Selain itu, pekan ini juga Kabupaten Garut diterjang bencana alam yang membuat akses jalan sempat terputus hingga merenggut nyawa sekeluarga.
Berikut rangkuman Garut sepekan:
Sekelompok anggota geng motor berbuat onar di Garut. Mereka mengeroyok empat orang remaja yang belakangan diketahui bagian dari mereka, hanya karena tidak menghadiri acara ulang tahun.
Penganiayaan empat orang remaja oleh sekelompok berandalan bermotor ini ramai diperbincangkan di media sosial belakangan ini.
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah pemuda beratribut geng motor melakukan pengeroyokan terhadap empat orang pengguna jalan yang melintas di lokasi kejadian.
Berdasarkan hasil penyelidikan pihak kepolisian, kejadiannya diketahui berlangsung di kawasan Kecamatan Leles, Garut, pada Sabtu, (21/6) petang lalu.
“Kejadiannya sekitar jam 18.30 WIB di Persimpangan Nangkaleah, Desa Leles,” ungkap Kapolsek Leles AKP Wawan.
Kejadian bermula saat empat orang korban, terdiri dari dua remaja di bawah umur dan dua pemuda melintas di lokasi. Saat berpapasan dengan anggota geng motor itu, mereka kemudian disetop.
Entah apa alasannya, keempat orang pemuda itu kemudian langsung dianiaya oleh beberapa orang dari gerombolan tersebut. Akibat dari penganiayaan ini, para korban melapor ke polisi hingga kejadiannya kemudian ditindaklanjuti.
Personel Polsek Leles bersama Tim Sancang Polres Garut kemudian melakukan penyelidikan. Mereka kemudian berhasil menangkap satu dari tiga orang pelaku penganiayaan berinisial MA (26) belum lama ini.
“Untuk pelaku lainnya inisial B (25) dan Z (26) masih buron. Kami mengimbau agar mereka menyerahkan diri atau kami lakukan tindakan yang tegas,” katanya.
Belakangan diketahui, jika aksi penganiayaan tersebut terjadi karena keempat orang korban tidak menghadiri acara anniversary geng motor tersebut. Di mana, menurut pernyataan polisi, keempat orang korban juga merupakan anggota geng motor itu.
“Motif dari kejadian ini bermula ketika keempat korban yang merupakan anggota Moonraker, tidak menghadiri acara anniversary,” kata Wakapolres Garut Kompol Bayu Tri Nugraha.
Dua orang remaja asal Garut dikeroyok 5 berandalan bermotor usai makan cuanki di pinggir jalan. Para pelaku melakukan aksinya saat tengah mabuk.
Aksi pengeroyokan dua orang remaja oleh berandalan bermotor ini menjadi perbincangan usai video yang merekam aksi tersebut beredar di media sosial.
Dalam video berdurasi 30 info tersebut menampilkan aksi 5 orang berandalan mengeroyok dua orang pemuda yang tengah berboncengan.
Tak hanya itu, dalam video sempat terjadi perbincangan antara para berandalan dengan warga yang melerai aksi tersebut. Berandalan berdalih melakukan pengeroyokan karena kedua korban membawa senjata tajam.
“Tinggali A, iyeu mawa peso (lihat, dia bawa pisau),” kata salah seorang berandalan kepada warga, sembari berupaya mengadang seorang warga yang merekam aksi mereka.
Singkat cerita, aksi pengeroyokan tersebut bisa dilerai warga, meskipun dua orang korban bernama Bagja (25) dan Panji (25) bonyok dihajar ramai-ramai. Para pelaku melarikan diri.
Saat itu, kedua korban langsung membuat laporan ke polisi, kemudian kasusnya ditangani Tim Sancang Polres Garut. Tak berselang lama, polisi kemudian berhasil meringkus kelima pelaku.
Kejadian itu berlangsung di sekitaran Jalan Otista, Tarogong Kidul, tepatnya di depan Kantor PLN Garut, Jumat, (27/6) lalu, sekitar jam 01.00 WIB.
Kasat Reskrim AKP Joko Prihatin, mereka ternyata merupakan sekawan yang masing-masing berinisial AD (26), AG (18), FMA (22), RD (19) serta EL alias Demong (22).
“Para tersangka ditangkap di beberapa tempat oleh tim Sancang tidak berselang lama setelah kejadian,” ucap Joko kepada infoJabar.
Joko menuturkan, dari penuturan para tersangka diketahui, jika aksi penganiayaan tersebut bermula saat kedua orang korban tengah makan baso cuanki di pinggir jalanan Tarogong.
“Datang para pelaku dengan menaiki sepeda motor, kemudian terjatuh di depan para korban,” ungkap Joko.
Bencana tanah longsor di Kampung Kiararambay, Desa Girimukti,Kecamatan Cisewu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (25/6), pukul 19.00 WIB.
Kejadian bencana alam ini menyebabkan empat orang tewas. Keempat korban tewas merupakan anggota satu keluarga, yakni seorang ibu, anak, menantu, dan cucu.
“Benar, ada bencana tanah longsor di wilayah Cisewu yang menelan 4 korban jiwa,” kata Kapolsek Cisewu Iptu Asep Pujasari, kepada infoJabar, Kamis (26/6).
Menurut Asep, hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak siang hari menyebabkan tebing di pinggir jalan ambrol. Tebing tersebut longsor dan langsung menimpa sebuah rumah yang berada di bawahnya.
Malang, satu keluarga yang terdiri dari empat orang, sedang bernaung di dalam rumah tertimbun longsor tersebut. Otomatis, mereka juga ikut tertimbun.
Keempat orang tersebut adalah Mar’ah (70), Mardi (38), Linda (35), serta Fajar (3). Linda merupakan anak dari Mar’ah, Mardi adalah menantu Mar’ah sedangkan Fajar adalah cucu dari Mar’ah. “Para korban saat ini seluruhnya sudah ditemukan,” katanya.
Petugas penyelamat gabungan di lokasi langsung berupaya melakukan evakuasi. Khususnya, mengevakuasi jasad para korban yang tertimbun material longsor. Jasad para korban akhirnya berhasil dievakuasi seluruhnya pada Rabu tengah malam, usai proses pencarian melibatkan lebih banyak orang lainnya.
“Kondisi rumah yang tertimbun rusak berat. Sedangkan untuk keempat korban dibawa ke rumah duka keluarga,” ucap Asep.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat menyebut longsor dipicu oleh curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut sejak siang hari dan berlangsung cukup lama. Tebing di pinggir jalan yang tak jauh dari permukiman warga runtuh dan menimpa rumah keluarga korban.