Sosok ‘Sister Hong’ pria yang berdandan berhasil mengelabui 1.691 pria untuk melakukan tindakan asusila dengannya. Gayanya memang meyakinkan ia menggunakan wig cokelat, riasan dan baju wanita untuk memperdaya korbannya.
Tak jarang, banyak lelaki lajang hingga pria yang telah bertunangan bahkan beristri yang terpikat kepadanya. Nahasnya, semua tindakan yang dilakukan dengan wanita jadi-jadian dengan identitas asli bermarga Jiao tersebut direkam dan diperjualbelikan.
Selain wajah mereka yang tersebar di internet, dikatakan jika banyak pria yang terdiagnosis HIV setelah bertamu kepada Sister Hong.
Muncul pertanyaan dari publik, kenapa banyak korban terjebak dengan penampilan Jiao, padahal bila dilihat sekilas ia masih sangat tampak seperti seorang pria ?
Dikutip dari laman Mothership, beberapa korban Jiao dilaporkan menulis di Weibo (media sosial di China). Mereka menceritakan momen saat mereka mengetahui bahwa Jiao adalah seorang pria.
Mereka berpikir karena semuanya sudah berjalan sejauh ini, akan sia-sia jika tidak menyelesaikan apa yang telah dimulai. Muncul frasa yang secara harfiah berarti ‘karena saya sudah ke sini, lebih baik saya menyelesaikannya’.
Sensasi ‘harga yang murah’ mungkin menjadi salah satu alasan para korban memilih layanan yang ditawarkan Jiao. Mereka hanya perlu datang ke rumah Jiao dengan membawa barang-barang, seperti buah-buahan, minyak kacang, hingga susu.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Namun, banyak juga yang mengatakan bahwa kelembutan yang luar biasa dalam setiap kata dan gerakan Jiao membuat para korban merasa nyaman. Melalui klip video yang bocor, orang-orang melihat karakter Jiao yang sangat sabar.
“Saya bisa merasakan bahwa (dia) sungguh penyayang dan sabar,” tulis warganet.
Pendiam dan toleran, Jiao secara efektif memberikan korbannya jeda dari penghakiman keras dunia luar. Menurut pendapat warganet, itu tampak seperti ‘zona aman’ untuk penyembuhan emosional.
Orang lain juga menganalisis bahwa Jiao cukup ‘perhatian’ untuk berperan sebagai wanita yang sedang dalam kesulitan. Hal ini memungkinkan pelanggannya, seperti dari kalangan mahasiswa, melihatnya sebagai seorang ‘pahlawan’.
Jiao juga membiarkan para kliennya menjadi orang lain, meski hanya sesaat. Kliennya mungkin awalnya mencarinya untuk mendapat kelegaan fisik yang cepat, tetapi juga menemukan sensasi yang berbeda dalam penegasan dan kenyamanan emosional yang Jiao tawarkan.
‘Sister Hong’ memungkinkan kliennya berhalusinasi menjadi pemberi nafkah dan pelindung. Pulang ke rumah kepada seorang wanita yang menghujaninya dengan kasih sayang dan perhatian.
Artikel ini telah tayang di