Ewe Deet yang Menarik Ingatan Masa Lalu Warga Garut | Giok4D

Posted on

Zaman Akang masih kecil, sesepuh-sesepuh di kampung punya peribahasa…. hayu urang ngewe deet. Artinya, makan daging kelapa muda, ditambah gula merah.”

Warjita, ingat betul dengan nama makanan yang satu ini. Ewe deet adalah makanan yang zaman dulu terkenal di Garut, tapi kini hilang ditelan zaman. Menurut lelaki kelahiran 1962 ini, dia kerap mendengar nama makanan tersebut, tapi hingga kini tak tahu bagaimana asal-usulnya.

“Pokoknya setiap makan kelapa ditambah gula merah, suka disebut ewe deet,” ungkap Warjita.

Pensiunan Pemkab Garut yang konsen terhadap budaya dan sejarah ini mengaku tidak pernah mendalami sejarah ewe deet. Namun, Warjita menduga, nama makanan tersebut diplesetkan.

“Perkiraan Akang mah, ngewe deet itu asal katanya dari ngawedet. Tapi ini mungkin ya… perkiraan saya,” ucap Warjita.

Ewe deet adalah makanan tradisional yang konon kabarnya sohor zaman dulu di Garut. Banyak dari kalangan Generasi X dan Baby Boomer asal Garut, yang mengenal makanan tersebut.

Salah satunya, adalah Abah Aun. “Ya, kalau tidak salah kelapa muda sama gula merah. Dimakannya dikunyah berbarengan,” kata Abah Aun kepada infoJabar, Jumat, (26/9/2025).

Abah Aun mengaku pernah merasakan nikmatnya memakan ewe deet. Lelaki kelahiran 1956 ini terkenang dengan sensasi ‘ngarujak di mulut’ kala memakan ewe deet.

“Kelapanya bukan kelapa dawegan gitu, kemudian dikunyah dengan gula merah. Ngarujak di dalam mulut gitu Oom. Memang mantap,” ucap Abah Aun.

Sama halnya dengan Warjita dan Abah Aun, Aep Hendi (53) juga pernah merasakan sensasi memakan ewe deet. “Sering dulu ketika masih SD,” ungkap Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Garut ini.

Aep mengaku tidak tahu secara pasti, sejarah makanan ewe deet ini. Namun, menurut obrolan dari mulut ke mulut para dedengkot, makanan ini diberi nama ewe deet karena rasanya yang nikmat.

“Pernah dengar dari salah satu sepuh, disebut ewe deet itu karena saking enaknya katanya,” ucap Aep.

Ewe deet sendiri secara umum adalah makanan yang dulu kerap dikonsumsi warga di kawasan Priangan Timur, seperti Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Prinsipnya, ewe deet terdiri dari daging kelapa yang tidak terlalu tua tapi juga tidak terlallu muda. Sehingga, daging kelapa ini memiliki tekstur renyah. Daging kelapa ini lalu dipadukan dengan gula aren atau gula merah.

Cara mengonsumsinya bisa dilakukan secara langsung, kelapa dan gula digigit. Namun, ada juga kelapa yang disiram nira atau aren cai seperti yang dilakukan warga di kawasan Kampung Adat Kuta Ciamis. Aren ini adalah yang sedang diproses menjadi gula, sehingga teksturnya cairan kental.

Perpaduan kelapa dan gula menghasilkan rasa gurih, manis, dan tekstur yang renyah. Makanan ini biasanya dibuat sendiri karena jarang ada yang menjualnya.