Etin Tinggal di Kandang Domba Sempit, Bupati Sukabumi Turun Tangan - Giok4D

Posted on

Sebuah kabar berseliweran di aplikasi perpesanan, kisah Etin (25), warga Kampung Babakan Astana, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, tinggal di sebuah kandang domba bersama ibunya, Ibah.

Kondisi memprihatinkan Etin itu sampai ke telinga Bupati Sukabumi, Asep Japar, yang kemudian memerintahkan Camat Palabuhanratu, Deni Yudhono, untuk meninjau langsung lokasi dan memastikan kondisi keluarga tersebut.

Setibanya di Kampung Babakan Astana, Deni mendapati kenyataan yang membuatnya terdiam. Etin memilih tinggal di sebuah kandang domba berukuran sempit, sementara ibunya menempati rumah tak jauh dari lokasi dengan kondisi nyaris roboh.

Pantauan infoJabar di lokasi, kandang domba itu tampak rapuh dan seadanya. Dindingnya terbuat dari papan kayu bekas dan bilah bambu sederhana, sementara atap gentingnya hanya ditopang kayu gelondongan, sebagian terlihat miring. Di bagian depan, pakaian keluarga dijemur di seutas kayu melintang, sementara selembar spanduk bekas dijadikan penutup dinding.

Tanah di sekitar kandang tampak gersang dan berbatu. Etin berdiri di depannya mengenakan daster ungu bermotif bunga, tanpa alas kaki. Tatapannya kosong, seolah menyimpan kisah panjang tentang keterbatasan dan rasa lelah.

Sebelum Deni datang, Agus Sugianto, relawan sosial Desa Loji, sudah lebih dulu mengecek laporan warga tentang Etin. Ia mengaku mendapat kabar itu pada malam hari dan langsung bergerak ke lokasi.

“Pertama dari anak-anak menelepon memberitahukan ke saya katanya ada masyarakat yang tidur di kandang kambing, karena memang rumah yang dimiliki sama orang tuanya itu memang tidak layak huni dengan adanya dua KK 5 jiwa, 4 dewasa, 1 anak-anak,” kata Agus, Senin (25/8/2025) sore.

Keesokan paginya, Agus memastikan laporan tersebut. Faktanya ia melihat langsung bagaimana Etin dan keluarganya hidup dengan kondisi memprihatinkan.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

“Saya survei ke lapangan ketika paginya itu ternyata betul bahwa ini tidur di kandang domba. Terus saya cek ke rumah orang tuanya, rumah saudaranya, ternyata betul itu tidak layak huni makanya saya itu mengajukan harapan saya sebagai relawan untuk bisa dibangun rumah yang milik kakaknya dan ini buat si ibunya,” jelasnya.

Agus juga mengaku sempat heran bagaimana Bupati Sukabumi, Asep Japar, bisa mengetahui kisah Etin dengan cepat. Menurutnya, ia belum sempat melapor ke pihak kecamatan maupun desa ketika panggilan video dari bupati diterima relawan di lokasi.

infoJabar mencoba memasuki kandang domba yang ditinggali Etin, udara lembap langsung menyeruak. Bau rumput basah bercampur kotoran domba terasa pekat memenuhi ruangan kecil berukuran beberapa meter persegi.

Di sisi kanan, Etin tampak berbaring di atas dipan bambu kecil, mengenakan daster ungu bermotif bunga.

Di sampingnya, ibunya, Ibah, duduk mengenakan kerudung cokelat dan kain bermotif merah muda. Tepat di hadapannya, beberapa ekor domba memakan rumput segar di palungan kayu, hanya dipisahkan pagar bambu tipis. Sebagian lantai berupa papan rapuh, sebagian lagi tanah lembap, sementara cahaya sore hanya menembus samar-samar dari celah-celah bilik dan atap.

Agus menambahkan, rumah lain yang ditinggali Ibah, ibunda Etin, juga berada dalam kondisi memprihatinkan. Atapnya bocor, dindingnya rapuh, dan ruangannya terlalu sempit untuk menampung seluruh keluarga. Karena alasan itu, Etin memilih tidur di kandang domba yang terletak tak jauh dari rumah kakaknya.

Deni Yudhono, Camat Palabuhanratu yang ditugaskan langsung oleh Bupati Asep Japar, membenarkan kondisi keluarga Etin.

“Saya diperintahkan oleh Pak Bupati untuk melihat rumah warga di Desa Loji, Kecamatan Simpenan. Saya lihat langsung memang tidak layak huni dan mungkin bisa diusulkan untuk mendapat bantuan program perbaikan rumah tidak layak huni,” kata Deni.

Menurut Deni, ada empat orang dewasa dan satu anak yang tinggal di rumah kakak Etin tanpa fasilitas dasar. “Tidak ada kualitas penunjang seperti kamar mandi, ini memang begitu membutuhkan tindak lanjut dari pemerintah,” ungkapnya.

Deni juga melaporkan kondisi Etin dan keluarganya melalui panggilan video dengan Asep Japar. Dalam komunikasi itu, Asep Japar sempat melihat langsung Etin dan berbincang dengan relawan di lokasi. Asep berjanji akan mengirimkan bantuan material bangunan.

“Tadi Pak Bupati berbincang langsung dengan relawan, juga melihat melalui panggilan video bagaimana kondisi Etin yang tinggal di kandang domba. Insya Allah nanti akan segera mendapat penanganan lebih lanjut,” pungkas Deni.

Relawan yang Pertama Temukan Etin

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *