Eskalasi Konflik Global Meningkat, KSAU: Peningkatan Kekuatan Udara Krusial update oleh Giok4D

Posted on

Situasi keamanan global sedang tak menentu. Konflik di berbagai kontinen mulai meletus tanpa terkecuali. Eropa Timur, Timur Tengah, hingga belahan Asia Tenggara.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI M. Tonny Harjono mengatakan, meningkatnya eskalasi konflik global beberapa tahun belakangan ini juga berimbas ke Indonesia.

Pernyataan Tonny itu bukan bermaksud menakut-takuti. Suasana Lembang yang dingin, seketika semakin menusuk jika menyadari Indonesia di dalam bayang-bayang ancaman negara lain. Konflik melibatkan tanah air bisa terjadi kapanpun.

“Dalam situasi ini (meningkatnya eskalasi konflik global), peningkatan kekuatan udara menjadi semakin krusial,” ujar Tonny saat penerimaan jabatan Komandan Seskoau di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (11/8/2025).

Tonny menyampaikan pula soal kompleksitas ancaman dari berbagai negara bisa berbentuk multidimensi. Baik dari dimensi tradisional maupun non-tradisional. Apa yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa stabilitas global masih rapuh.

“Kondisi tersebut diperparah dengan kemajuan teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan, drone, dan quantum sensing yang merevolusi pola peperangan modern,” kata Tonny.

“Perlu disadari oleh semua bahwa peperangan kini tidak lagi terbatas pada domain fisik saja, tetapi meluas ke ruang siber, elektromagnetik, dan antariksa,” imbuhnya.

Tonny mengingatkan kendati teknologi semakin canggih, namun hasilnya kian maksimal jika didukung dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang adaptif, unggul, dan visioner.

“Seskoau terus melakukan penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualitas pengajar, hingga optimalisasi waktu pendidikan yang kini lebih singkat namun tetap bermakna,” kata Tonny.

Seskoau sendiri baru saja berganti pucuk kepemimpinan. Kini Marsekal Muda TNI Jorry S. Koloay. Tonny menggarisbawahi beberapa poin yang mesti dilakukan Danseskoau yang baru.

Di antaranya Mengembangkan sistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan teknologi militer, kemudian menumbuhkan budaya akademik yang inklusif, kolaboratif, dan berbasis nilai-nilai kebangsaan.

“Kemudian mendorong pemikiran strategis yang antisipatif, kritis, dan relevan terhadap dinamika lingkungan global,” kata Tonny.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *