Dugaan Asal-usul Busa Hitam Jatuh di Permukiman Warga Subang

Posted on

Fenomena awan hitam membuat geger masyarakat Subang, bahkan warga mengadukan permasalahan ini ke akun media sosial Bupati Subang. Atas dasar aduan itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Subang melakukan pemeriksaan ke lokasi.

DLH memeriksa warga, jejak bekas busa yang ada di permukiman Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi hingga melakukan pengecekan ke sejumlah perusahaan yang ada di sekitar.

“Kami dari DLH mendapatkan pengaduan melalui media sosial Pak Bupati. Hari Senin, PPLH langsung turun ke lapangan dan menemui warga di Desa Tanjungrasa,” ujar Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Muda DLH Subang, Cece Rahman, Rabu (29/10/2025).

Cece mengatakan, ia melihat foto-foto saat awan hitam itu turun di langit Subang, pasalnya saat datang ke lokasi sudah tidak ada awan hitam dan hanya jejaknya saja yang tersisa. Berdasarkan informasi warga, busa itu memiliki sedikit bau namun tidak menyengat sehingga sementara dianggap tidak berbahaya.

“Busa itu karakteristiknya seperti ada minyaknya. Warga juga sempat menyiram dengan air dan langsung hilang, yang viral kan di sawah karena jumlahnya lebih banyak. Tapi karakteristiknya sama,” katanya.

Dari hasil pemeriksaannya, DLH Subang menduga jika awan hitam yang ternyata bisa itu berasal dari pabrik di wilayah Karawang, dan di hari sebelumnya terdapat kebakaran hebat melanda pabrik oli di wilayah Karawang.

“Ada kejadian kebakaran perusahaan pengolahan oli bekas di Karawang pada Kamis malam Jumat. Dugaan sementara busa itu berasal dari kejadian tersebut,” Ungkapnya.

DLH Subang memastikan akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kandungan dan potensi risiko busa tersebut. Cece meminta masyarakat segera melapor jika melihat kembali fenomena serupa.

“Bila masyarakat menemukan fenomena aneh seperti ini, segera sampaikan ke kami atau pemerintah setempat agar bisa langsung ditindaklanjuti,” pungkasnya.

Sementara itu pihak PT Budi Makmur Perkasa yang ada di sekitar lokasi turunnya awan hitam itu membantah jika busa itu berasal dari dua pabriknya, ia memastikan jika dua perusahaan yang ia pimpin sudah melakukan pengolahan limbah sebaik mungkin sesuai SOP.

“Kalo awan hitam itu betul ada di Patokbeusi, cuma itu bukan dari perusahaan kami, kita tidak tahu dari mana, sesuai SOP kita pengolahan limbahnya. Pabrik saya aja kejatuhan busa besar dan agak berbau, limbah kita diambil seratnya oleh masyarakat, kalo limbah gula cair itu hasilnya bening,” ujar manajemen pabrik Timoti Antonio saat ditemui.