Aksi nekat dilakukan seorang pria berjaket ojek online (ojol) yang memberondong tembakan ke arah seorang lansia di Jalan Sukajadi, Kelurahan Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Rabu (24/12). Korban yang mengenakan baju merah muda dan peci hitam itu adalah Engkim Yoso Utomo (69), seorang calo emas kawakan.
Belakangan diketahui, pelaku berjaket ojol tersebut merupakan penipu yang mencoba menjual emas palsu kepada korban.
Engkim menceritakan, kejadian bermula saat seorang perempuan datang diantar pengemudi ojol ke kios miliknya. Meski profesi utamanya adalah tukang reparasi jam dan kacamata, Engkim memang dikenal kerap melayani transaksi jual-beli emas.
“Ada bapak-bapak sama ibu-ibu ke sini, menjual batang emas, liontin. Pria itu mengenakan jaket Grab. Ia berdiri siaga di sana, tidak turun. Ibu-ibunya ke sini. Duduk di sini,” kata Engkim, Jumat (26/12).
Engkim sempat memeriksa barang yang ditawarkan tersebut. “Pak, katanya bisa jual emas. Oh bisa, Bu? Coba lihat emasnya. Digosok dulu. Sekali. Dua kali. Digosok dua kali, bagus,” tambahnya.
Dalam transaksi itu, Engkim menimbang emas milik si perempuan yang beratnya tak sampai 10 gram. Karena terdapat batu permata, Engkim meminta izin untuk melepasnya agar bisa menimbang berat murni emas tersebut. Namun, perempuan itu menolak dengan berbagai alasan.
“Oh, jangan. Jangan dilepasin dulu. Nanti kasihan Grabnya lama. Sudahlah, dipotong berapa saja (kata perempuan penjual emas). Ini potong 1,5 gram, Bu. Dihitung per gramnya Rp 1,3 juta, semuanya Rp 10 juta kurang Rp 210 ribu, Bu,” ujar Engkim.
“Ya, biarin saja,” ucap perempuan itu setuju.
Engkim kemudian memberikan uang muka (DP) sebesar Rp 5 juta. Kecurigaan mulai muncul saat perempuan tersebut tampak enggan menghitung uang yang diterimanya. Setelah dipaksa, barulah ia menghitung uang tersebut.
Memanfaatkan momen saat pelaku lengah menghitung uang, Engkim kembali menggosok emas tersebut dengan lebih kuat. Saat itulah ia menyadari bahwa barang tersebut hanyalah lapisan, bukan emas murni.
“Ibu itu fokus menghitung uang. Saya gosok lagi yang keras. Gosok keras. Gosok lagi. Pakai air lagi. Ibu, bukan ternyata. Ini lapis Bu, ini lapisan, Ceng. Lapisan emas ini. Maaf saja, enggak jadi. Uang Rp 5 juta saya tadi kembalikan lagi. Si ibu itu langsung loncat, dan pengendara motor itu langsung tancap gas,” ungkap Engkim.
Tak tinggal diam, Engkim dibantu rekannya langsung mengejar pelaku. Aksi kejar-kejaran terjadi ke arah utara menuju kawasan PVJ. Karena kondisi jalan macet, pelaku berbalik arah menuju Asrama Polisi (Aspol) Polrestabes Bandung. Karena buta medan, pelaku akhirnya terpojok.
“Pas mau naik, saya turun di motor, saya gabruk. Bentar dulu, kembalikan dulu uang saya,” ujarnya.
Perempuan tersebut akhirnya mengembalikan uang DP milik korban. Namun, saat Engkim meminta mereka tetap di tempat untuk memastikan jumlah uangnya, pelaku pria mencoba kabur dan mengeluarkan senjata.
“Saya kejar sampai portal, ia mengeluarkan senjata itu. Sudah banyak warga, tetapi tidak berani. Ia tidak bisa lari karena motornya saya pegangi. Saat menembak, saya menghindar. Ia menembak lagi seperti mengenai pipi. Setelah pelurunya habis, saya serang dia lagi serta banyak warga yang turut membantu,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai keberaniannya melawan pria bersenjata tanpa keahlian bela diri, Engkim memberikan jawaban jujur. “Saya berani karena terlanjur, saya memikirkan uang,” ujar Engkim.
Pelaku yang berinisial HJ, warga Pekalongan, akhirnya berhasil diringkus warga dan diserahkan ke Polsek Sukajadi. Sementara Engkim harus dilarikan ke rumah sakit akibat luka tembak di pipinya. HJ mengaku nekat melakukan aksi tersebut karena kehabisan biaya saat berlibur di Bandung.
“Booking hotel untuk tiga hari. Cuman mau liburan aja (di Bandung) karena harganya murah,” demikian pengakuan tersangka saat dihadirkan di Mapolrestabes Bandung.
Terkait senjata airsoft gun yang digunakannya, HJ mengaku sudah memilikinya selama enam bulan untuk alasan keamanan. “Airsoft tadinya udah ada 6 bulanan di saya buat jaga-jaga. Ya untuk jaga-jaga,” ungkapnya.
Kapolrestabes Bandung Kombes Budi Sartono menjelaskan bahwa pelaku nekat menjual emas palsu karena kepepet masalah ekonomi saat menginap di salah satu hotel di Sukajadi.
“Pengakuan sementara, yang bersangkutan ini berasal Pekalongan lagi berlibur di kota Bandung dan menginap di salah satu hotel di daerah Sukajadi. Pelaku kehabisan uang, lalu menyuruh istrinya untuk menjual emas tersebut,” kata Budi Sartono.
Budi juga mengonfirmasi bahwa atribut ojol yang dikenakan pelaku hanyalah samaran. “Pengakuan dari tersangka, (airsoft gun) beli online. Dan saya jelaskan bahwa yang bersangkutan bukan ojek online, jaketnya itu dia juga beli dari online,” bebernya.
Hingga saat ini, HJ masih menjalani pemeriksaan intensif. Sementara istrinya berstatus sebagai saksi karena mengaku tidak mengetahui bahwa emas yang dijual suaminya adalah palsu.
Tersangka kini terancam hukuman berat. Ia dijerat Pasal 372 KUHP tentang Penipuan, Pasal 170 tentang Penganiayaan, dan UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Api. “Ancaman hukumannya di atas 5 tahun kurungan penjara,” pungkas Budi.







