Driver Ojek Online di Bandung Raya Pilih Dialog dengan Pemerintah

Posted on

Berbeda dengan aksi mematikan aplikasi selama 24 jam yang dilakukan sebagian driver ojek online (ojol) di sejumlah daerah seperti Jakarta, para driver di Bandung Raya memilih jalur audiensi dan dialog bersama pemerintah untuk mencari jalan tengah soal beberapa tuntutan. Hal ini ditegaskan oleh Iyan Restu, perwakilan Himpunan Driver Bandung Raya (DBR). Iyan mengatakan, driver ojol di Bandung Raya tidak melakukan aksi mematikan aplikasi seperti yang dilakukan di daerah lain. Iyan menyebut, para driver telah beraudiensi dengan pemerintah dengan tuntutan pihak aplikator menjalankan aturan yang berlaku.

“Di Bandung Raya tidak ada aksi seperti di Jakarta. Karena di Bandung sudah ada pembicaraan dengan Pak Gubernur terkait penandatanganan petisi yang disampaikan di aksi sebelumnya. Jadi kita lebih ke audiensi terkait penegasan pemerintah dan regulator terkait aplikator yang tidak menjalankan aturan,” kata Iyan, Selasa (20/5/2025).

Terkait tuntutan penurunan potongan dari aplikator yang saat ini sebesar 20% menjadi 10%, Iyan menilai, langkah tersebut justru membahayakan eksistensi aplikator dan berdampak langsung ke mitra driver. Menurutnya, potongan itu sudah berlaku sejak lama dan seharusnya tidak dipermasalahkan oleh mitra.

“Potongan 20% ini sudah ada sejak 15 tahun lalu. Dari situ sebenarnya ada feedback untuk mitra, seperti program UMKM, asuransi, bantuan kecelakaan, pasar murah, dan fasilitas bengkel. Kalau diturunkan ke 10%, bisa-bisa fasilitas ini hilang,” jelasnya.

“Jadi yang 20% ini memang sebagian dikembalikan ke mitra. Kalau diturunkan ke 10% nanti bagaimana kalau ada kendala tidak ada fasilitas,” sambungnya.

Ia juga menyinggung kondisi perusahaan aplikator yang saat ini sedang menghadapi tantangan, termasuk potensi akuisisi GOTO dan kemungkinan besar Gojek mengalami penurunan operasional.

“Kita tahu GOTO saja mau diakusisi dan mungkin Gojek akan gulung tikar. Kita menolak, nanti banyak yang menganggur lagi,” tegasnya.

Dirinya memastikan bahwa kondisi di Bandung Raya tetap kondusif. Menurutnya hampir 30 ribu driver ojol di Bandung Raya memilih menjaga situasi tetap kondusif dan tetap menyalakan aplikasi.

“Bandung aman, mungkin karena para driver di sini sudah paham situasi dan lebih pandai bersyukur. Sejahtera itu memang sulit, tapi minimal kami merasa cukup, dan perusahaan juga tetap bisa bertahan,” tuturnya.