Dokter Jantung Ungkap Fakta soal Kolaps Mendadak ketika Berolahraga

Posted on

Tampil bugar dan rutin berolahraga tidak selalu menjamin seseorang bebas dari gangguan jantung. Dalam sejumlah kasus, seseorang bisa tiba-tiba kolaps bahkan ketika sedang berolahraga. Kejadian mendadak ini kerap mengejutkan karena umumnya tidak didahului gejala yang jelas.

Menanggapi fenomena tersebut, spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi kardiovaskular dari Brawijaya Hospital Simon Salim menjelaskan kasus kolaps saat berolahraga sebenarnya jauh lebih jarang dibandingkan kolaps pada mereka yang tidak pernah berolahraga.

“Kalau dilihat secara keseluruhan, mereka yang berolahraga itu angka kolaps tiba-tibanya lebih sedikit dibandingkan mereka yang nggak pernah berolahraga,” jelasnya kepada infocom di Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).

Menurut Simon, penyebab seseorang kolaps mendadak sangat beragam dan tidak selalu berhubungan dengan serangan jantung. “Tergantung. Nggak semua gara-gara serangan jantung. Ada yang memang gara-gara gangguan irama jantung,” katanya.

Ia menambahkan, ada pula kasus kolaps yang sama sekali tidak terkait dengan masalah jantung. Penyebab pasti biasanya diketahui melalui pemeriksaan lebih lanjut, termasuk autopsi.

Berbagai gangguan jantung dapat memicu kolaps mendadak, bukan hanya sumbatan pembuluh darah. Masalah pada sistem kelistrikan jantung pun dapat memicu kondisi tersebut.

Simon menyebut tidak ada tanda-tanda khusus sebelum seseorang mengalami kolaps saat berolahraga.

“Sayangnya nggak ada. Maka pencegahan yang terbaik adalah semua orang di public space itu harus mampu melakukan RJP atau resusitasi jantung paru, harus mampu melakukan bantuan hidup dasar,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya ketersediaan Automated External Defibrillator (AED) di ruang publik. Alat ini dapat menganalisis ritme jantung secara otomatis dan memberikan kejutan listrik bila diperlukan sehingga irama jantung bisa kembali normal.

“Setiap orang, pegawai, atau bahkan kita sendiri mampu melakukan bantuan hidup dasar. Mampu melakukan resusitasi jantung paru dan ada AED di public space, itu yang penting,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di .

Adakah Tanda Peringatan?