Doa Awal Tahun Hijriah untuk Menyambut 1 Muharram

Posted on

Menyambut 1 Muharram, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak doa dan muhasabah. Salah satu amalan yang banyak dilakukan adalah membaca doa awal tahun Hijriah agar tahun baru membawa keberkahan, keselamatan, dan ampunan dari Allah SWT.

Membaca doa di awal tahun Hijriah adalah salah satu bentuk evaluasi diri. Setelah setahun penuh menjalani kehidupan dengan berbagai ujian dan kesalahan, kita dianjurkan untuk memulai tahun baru dengan niat yang bersih dan harapan baru kepada Allah SWT.

Walaupun tidak ada hadis sahih yang mewajibkan doa ini, banyak ulama memandangnya sebagai amalan baik (hasanah) yang dianjurkan, apalagi jika dibarengi dengan muhasabah dan tekad memperbaiki diri.

Dikutip dari laman resmi Nahdlatul Utama, doa ini bisa dibaca tiga kali sebagai bentuk harapan dan permohonan agar di tahun yang baru Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan dan meminta keridhoan serta keberkahan hidup.

اَللَّهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِه، وَالعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Latin: “Allahumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘ala fadhlikal ‘azhimi wa karimi judikal mu’awwal. Hadza ‘amun jadidun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fihi minas syaithani wa auliya’ih, wal ‘auna ‘ala hadzihin nafsil ammarati bis su’i, wal isytighala bima yuqarribuni ilaika zulfa, ya dzal jalali wal ikram.”

Artinya: “Ya Tuhanku, Engkau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karuniaMu yang besar dan kemurahanMu yang mulia, Engkau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepadaMu dari bujukan iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolonganMu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. KepadaMu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmatMu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kemenag, tanggal 1 Muharam 1447 H ditetapkan jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Penetapan ini dilakukan setelah mempertimbangkan hasil hisab dan kemungkinan visibilitas hilal, sehingga momen pergantian tahun dalam kalender Hijriah ini terhitung sejak Kamis, 26 Juni 2025 sore ini.

Umat muslim bisa mulai mengamalkan membaca doa awal tahun pada 1 Muharram 1447 H setelah sholat Magrib atau sholat Isya.

Cara umat muslim yang bertakwa menyambut Tahun Baru Islam berbeda dengan penduduk dunia menyambut tahun baru. Umat muslim senantiasa mengisi momen pergantian tahun baru ini dengan berbagai amalan yang mendatangkan pahala. Menjadi waktu yang tepat untuk refleksi diri, muhasabah dan meningkatkan kualitas diri agar menjadi hamba yang lebih baik.

Berikut ini cara yang biasa atau yang bisa dilakukan umat Islam saat menyambut Tahun Baru Hijriah

Menyambut Tahun Baru Islam, umat muslim hendaknya mencari tahu tentang makna di balik Tahun Baru Islam. Tentang hijrah Nabi Muhammad SAW dan pentingnya hijrah dalam kehidupan seorang Muslim.

Ini bisa dilakukan dengan menghadiri majelis ilmu, pengajian atau ceramah agama. Bisa juga dengan membaca buku atau minimal menonton ceramah melalui tayangan video.

Menambah ilmu merupakan bagian dari perbaikan diri dan hal ini sejalan dengan makna hijrah itu sendiri. Yakni memperbaiki diri sendiri agar lebih baik dari hari kemarin.

Dilansir dari laman Universitas Darussalam Gontor, Dr Hamid Fahmy menyebut bahwa bulan Muharram itu identik dengan tahun baru hijriyah, yang diartikan sebagai kebangkitan semangat baru. Hadits Bukhori juga menerangkan:

“Waktu berputar sebagaimana keadaannya semula ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Tahun terdiri dari 12 bulan, empat di antaranya adalah bulan suci, tiga berurutan yaitu Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam, dan yang keempat adalah Rajab,” (HR Bukhari: 4054)

Bulan ini merupakan bulan suci yang secara bahasa bahwa nama Muharram ini diartikan sebagai bulan yang diharamkan melakukan peperangan. Sebab orang Arab zaman dulu meyakini bahwa bulan Muharram adalah bulan yang suci sehingga tidak layak untuk dinodai dengan peperangan dan kerusakan.

Di masa kini, peperangan itu bisa diartikan sebagai hawa nafsu. Sehingga bulan Muharram ini jangan sampai membebaskan hawa nafsu kita untuk berbuat kejahatan, kerusakan, kemaksiatan, dan lain sebagainya. Namun membangkitkan semangat dan memperbarui niat kita dengan melaksanakan perintah-perintah yang sudah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Menyambut datangnya tahun yang baru, seorang muslim sebaiknya mengisi waktu dengan lebih banyak mengingat Allah atau zikir. Meresapi bagaimana hubungannya dengan Sang Maha Pencipta.

Kita juga bisa memanjatkan doa-doa pribadi dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Bisa juga berdoa bersama keluarga atau dalam majelis taklim untuk keselamatan dan keberkahan di tahun yang baru.

Perintah untuk mengingat Allah ini telah disebutkan dalam beberapa surat dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab ayat 41-42)

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim dikatakan bahwa orang yang membaca dzikir akan dikelilingi oleh malaikat rahmat. Dari Abu Hurairah RA berkata:

“Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah suatu kaum duduk dalam suatu majlis yang di dalamnya menyebut (dzikir) nama Allah, melainkan malaikat mengepungnya dalam rahmat menyelimutinya, dan Allah menyebut mereka sebagai golongan yang berada di sisiNya.” (HR Muslim).

Amalan di bulan Muharram sesuai sunnah lainnya adalah bertaubat pada hari Asyura. Sebagaimana pendapat Ibnu Allan dalam kitab Syarhul Adzkar, orang-orang pada masa Jahiliyah dulu pun mengagungkan bulan Muharram. Tidak sedikit pula kabilah Arab memuliakan Muharram pada tahun tertentu dan menyebutnya dengan nama Safar Awal.

Namun, penamaan tersebut kemudian diganti Allah SWT dengan sebutan Syahrullah. Hal ini pula yang menjadi keistimewaan Muharram dengan bulan lainnya.

“Setelah Islam datang, Imam As-Suyuthi mengatakan, Allah SWT menggantinya dengan sebutan Syahrullah. Nama tersebut merupakan nama Islam, sedangkan bulan lain bukan. Sesungguhnya nama bulan selainnya masih tetap seperti pada zaman Jahiliyah,” kata Ibnu Allan yang diterjemahkan Kasimun dalam Buku Induk Doa dan Zikir.

Amalan paling utama dalam menyambut 1 Muharram adalah dengan membaca doa awal dan akhir tahun. Kedua doa bisa dibaca sekaligus untuk menyambut datangnya tahun baru Islam.

Bulan Muharram adalah bulan yang mulia setelah bulan Ramadhan. Salah satu puasa sunah yang dapat dilakukan adalah Tasu’a pada 9 Muharram dan Asyura pada 10 Muharram. Terdapat Hadits Muslim menerangkan tentang puasa di bulan Muharram:

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).

Nabi Muhammad SAW. berpuasa di hari Asyura’ dan menganjurkan umatnya berpuasa, seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas RA:

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا ؟ قَالُوا : هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Ketika Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam datang di Madinah, beliau melihat orang Yahudi berpuasa hari Asyura, maka beliau bertanya, “Apa ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik, hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka sehingga Musa berpuasa.” Maka beliau bersabda, “Saya lebih berhak dibandingkan anda dari Musa,” maka beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa.” (HR Imam Bukhari dari Ibnu Abbas RA)

Memperbanyak sedekah juga dianjurkan oleh Islam di bulan Muharram. Terutama menyantuni anak yatim pada tanggal 10 Muharram. Seperti yang terdapat sebuah Hadits dalam Kitab Tanbih al-Ghafilin:

“Siapa yang mengusapkan tangannya pada kepala anak yatim, di hari Asyuro’ (tanggal 10 Muharram), maka Allah akan mengangkat derajatnya, dengan setiap helai rambut yang diusap satu derajat.”

Nabi SAW menjanjikan keutamaan sebuah hadits tersebut:

“Saya dan orang yang menanggung hidup anak yatim seperti dua jari ini ketika di surga.” Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah, dan beliau memisahkannya sedikit.” (HR. Bukhari no. 5304).

Teks Doa Awal Tahun Hijriah Lengkap

Waktu Membaca Doa Awal Tahun Hijriah

Amalan Tahun Baru Hijriah

1. Menambah ilmu

2. Muhasabah dan Refleksi Diri

3. Berzikir dan Memperbanyak Doa

4. Bertaubat

5. Membaca Doa Awal dan Akhir Tahun

6. Puasa Tasua dan Asyura

7. Bersedekah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *