Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) mendorong kemandirian ekonomi bagi Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) lewat program pemberdayaan. Program ini ditujukan untuk membekali mantan pekerja migran dengan keterampilan usaha agar bisa langsung diterapkan setelah kembali ke kampung halaman.
Program yang digelar sepanjang 2025 ini menyentuh 28 desa, dengan melibatkan 20 peserta dari setiap desa. Total 560 purna PMI telah mengikuti pelatihan tersebut.
Kepala Disnaker Indramayu, Endang Ismiati menjelaskan, program ini dirancang agar bekal keterampilan usaha tersebut dapat langsung dipraktikkan purna migran di lingkungan masing-masing.
“Indramayu merupakan salah satu daerah dengan jumlah pekerja migran terbesar di Indonesia. Oleh karena itu, pemberdayaan purna PMI menjadi salah satu prioritas kami, agar saat mereka kembali, mereka dapat berkontribusi dan mampu membangun ekonomi di kampung halamannya,” kata Endang dalam keterangannya, dikutip Jumat (5/12/2025).
Pelatihan dibagi dalam beberapa tema sesuai kebutuhan masyarakat desa, seperti Ekonomi Kerakyatan (Indramayu REANG), Pelindungan dan Pemberdayaan PMI, Prinsip Koperasi dan Sertifikasi Produk UMKM, Pemasaran Produk dan Literasi Keuangan, Wirausaha Pemula, hingga praktik produksi barang dan jasa. Materi praktik mencakup produksi barang (seperti olahan mangga, kue, abon, dan es krim gelato) dan jasa (seperti servis AC).
Setiap kelompok desa mengikuti pelatihan selama dua hari penuh. Kegiatan dipandu instruktur dari BP3MI Bandung, Diskopdagin Indramayu, dan lembaga mitra kewirausahaan.
Program ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat menjadi buruh migran, membuka peluang usaha baru, menghasilkan produk UMKM bernilai jual, meningkatkan literasi keuangan keluarga purna migran, serta memperkuat kapasitas perempuan dan keluarga PMI.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Indramayu, Asep Kurniawan, menyatakan Disnaker tidak hanya berfokus memfasilitasi penempatan pekerja, tetapi juga memastikan purna PMI memiliki kesempatan sukses setelah pulang ke kampung halaman.
“Pemberdayaan ini adalah bentuk kehadiran negara untuk memastikan mereka tidak kembali pada kerentanan ekonomi,” ucap Asep.
Program pemberdayaan ini akan menjadi agenda berkelanjutan. Disnaker Indramayu memastikan, upaya ini merupakan bagian dari misi menjadikan purna PMI sebagai motor penggerak ekonomi desa sekaligus menekan angka kemiskinan.







