Dinas Pendidikan Jawa Barat menegaskan akan mengawasi secara ketat potensi kecurangan dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Meski belum ditemukan adanya praktik kecurangan, namun sanksi tegas telah disiapkan.
SPMB 2025 di Jabar saat ini memasuki hari keempat pelaksanaan. Adapun di tahap pertama ini, ada tiga jalur penerimaan yang dibuka yakni jalur domisili, jalur afirmasi dan jalur mutasi.
Saat dikonfirmasi, Kadisdik Jabar Purwanto menegaskan pihaknya belum menemukan adanya praktik kecurangan dalam pelaksanaan SPMB. “Saya belum menemukan (kecurangan),” kata Purwanto di SMAN 1 Bandung, Jumat (13/6/2025).
Meski begitu, Purwanto menekankan bahwa jika ada kecurangan yang terjadi baik oleh pelaksana maupun peserta, Disdik Jabar bisa langsung mendeteksinya dan akan menindak tegas.
“Kalau ada praktik kecurangan, kita bisa mendeteksi sebenarnya nanti. Yang curang akan kita anulir karena tidak sesuai,” tegasnya.
Salah satu yang diawasi Disdik Jabar dalam pelaksanaan SPMB ini ialah penggunaan sertifikat palsu terutama di jalur prestasi yang akan dilakukan pada tahap kedua nanti.
Menurut Purwanto, jalur prestasi nantinya akan dibagi menjadi dua, yakni prestasi akademik dan non-akademik. Dia mencontohkan, untuk jalur prestasi tahfidz misalnya, Disdik memberikan nilai tertinggi bagi peserta dengan hafalan 30 juz.
“Jalur prestasi akademik dibolehkan menggunakan sertifikat, tapi yang diakui oleh pemerintah. Itu pun ada bobot nilainya. Nasional nilainya beda, provinsi beda, kabupaten juga ada bobotnya,” ungkapnya.
“Akademik digabungkan juga dengan nilai rapor. Jadi tidak hanya berdasarkan sertifikat,” tambahnya.
Adapun dalam SPMB 2025 ini, Purwanto menjelaskan tersedia kuota total 400 ribu penerimaan murid baru untuk tingkat SMA dan SMK baik negeri maupun swasta. “Kuota untuk negeri ada di 322.000 SMA/SMK, untuk swasta itu sekitar 100.000-an daya tampungnya,” tutup Purwanto.