Dinkes: Unpad dan RSHS Harus Evaluasi Kasus Pemerkosaan Dokter Residen

Posted on

Buntut kasus pemerkosaan yang dilakukan oknum Residen Anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) Priguna Anugerah P alias PAP, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan minta RSHS berbenah dan evaluasi.

“Ke depan apa sih yang menjadi pelajaran dan PR kita, ini kita tahu banyak sekali kasus, bilangnya oknum ya, kita tidak mencoreng profesi seorang dokter karena banyak sekali dokter-dokter yang baik, dan ini hanya oknum memang memakai baju dokter, tapi melakukan hal yang tidak bermoral,” kata Veronica usai berkunjung ke Polda Jabar, Senin (14/4/2025).

Tak hanya RSHS, karena pelaku merupakan dokter residen dari Unpad, Unpad juga harus berbenah dan melakukan evaluasi agar kejadian ini tidak berulang.

“Kita meminta, karena kalau secara akademik, ilmu, kita yakin semua ilmu dan akademik semua dari universitas memberikan yang terbaik, saya yakin dokter-dokter kita pintar-pintar dan jago soal akademisi, tapi jangan lupa tetap bagaimana etika, moral, empati, yang benar-benar dari dalam harus ada,” tuturnya.

Dalam perekrutan residen, Veronica meminta agar Unpad melakukan seleksi yang sangat ketat dan memastikan mereka memiliki mental yang baik, karena untuk menjadi dokter, apalagi dokter spesialis itu berat.

“Jadi secara psikologi kita harus memantau bahwa bagaimana dari segi psikologi seorang dokter itu harus juga diikutsertakan, jadi itu menjadi sebuah catatan juga. Seleksi psikolog klinis atau mereka harus ujian secara mentalnya, karena harus mental yang baik menjadi seorang dokter, kita tahu beban dari rumah sakit itu berat tapi bagaimana ketahanan diri penting banget, kita perlu ketahanan pada diri kita baru menolong orang lain,” jelasnya.

Kadinkes Jabar Vini Adiani Dewi mengatakan, buntut kejadian ini Dinas Kesehatan Jawa Barat akan menyiapkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.

“Artinya apa? Selain sarana dan prasarana, tapi bagaimana juga SDM-nya menjadi lebih baik dan itu mungkin yang insyaallah yang akan terus kami lakukan perbaikan, semoga ini jadi pembelajaran,” tuturnya.

Menurut Vini, bahwa seorang dokter tidak hanya dilihat segi ilmu dan kepintaran saja, tapi yang penting moral dan etika, melayani dengan hati bahwa seperti pasien yang dilayani seperti keluarga sendiri.

“Jadi pasti akan memberikan yang terbaik. Sehingga tidak akan muncul lagi masalah-masalah yang amoral seperti ini,” paparnya.

Tak hanya bagi RSHS, kejadian ini harus menjadi cerminan bagi banyak rumah sakit di Jawa Barat.

“Masukan dari kami Dinas Kesehatan, tentu menjadikan ini sebagai sebuah peringatan, kepada RSUD di tempat lain, Rumah Sakit Swasta, Rumah Sakit Daerah, jangan sampai terjadi seperti ini.

“Iya tadi sudah menjadi SOP atau perbaikan yang akan dilakukan oleh Unpad dan RSHS. Jadi sekali lagi, mencetak seseorang tidak saja ilmu tapi yang utama adalah moral dan etika,” pungkasnya.

Dinkes: Dokter Tak Hanya Miliki Ilmu Tapi Harus Bermoral dan Beretika

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *