Denting Kepanikan di Subang, Kala Pipa Gas Pertamina Meledak

Posted on

Tak ada yang menyangka, pagi itu di Dusun Cikaret, Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, tiba-tiba berubah menjadi bencana. Sumur minyak dan gas bumi Regional 2 Zona 7 wilayah kerja Pertamina EP Field Subang, meledak dan membuat warga sekitar berhamburan.

Ledakan terjadi akibat kebocoran gas di area itu. Namun nahasnya, dua karyawan mengalami luka bakar setelah tersambar ledakan saat kejadian.

Sejumlah petugas pun lalu diterjunkan untuk menangani kejadian ini. Sebab saat itu, kobaran api dan asap hitam pekat membumbung tinggi hingga menimbulkan kepanikan bagi warga di sekitar lokasi kejadian.

Petaka ini terjadi pada Selasa (5/8/2025) sekitar pukul 04.40 WIB. Api kemudian baru bisa dipadamkan pukul 07.00 WIB pagi, sedangkan kedua korban harus dilarikan ke RS Hamori, Subang.

Kedua karyawan itu adalah Asep Andan yang mengalami luka bakar 80 % dan Andi Irawan yang mengalami luka bakar 9%. Mereka saat itu diturunkan untuk mengecek langsung penyebab kebocoran sebelum terjadinya ledakan.

“Pada saat para karyawan Pertamina EP Regional 2 Zona 7 Field Subang melakukan aktivitas kerja (sif 3 sebanyak 8 orang) mendengar suara desis kebocoran gas, kemudian korban (sebanyak 2 orang) melakukan pengecekan terhadap suara tersebut, pada saat melakukan pengecekan pipa gas (masuknya gas) meledak (terdengar sampai ke Kampung Babakan Desa Cidahu),” ungkap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan.

Ledakan pipa gas ini pun menimbulkan bekas yang mendalam bagi warga sekitar. Suara gemuruh terdengar kencang disusul ledakan hingga radius 4 kilometer.

Bahkan, warga mengira ada pesawat yang jatuh saat pagi buta. Namun setelah mereka mengeceknya keluar, ternyata api yang membumbung tinggi sudah terlihat memerah dari kejauhan.

“Pertama disangka pesawat jatuh, setelah lihat ini di Pertamina ada ledakan. Warga panik ada yang lari takut kenapa-kenapa,” ujar Koswara, warga sekitar saat ditemui di sekitar lokasi kejadian.

Kondisi serupa turut dirasakan Erni Herawati Fahrani. Ia dan anaknya bahkan sampai terbangun dari tidurnya saat mendengar suara gemuruh yang berasal dari ledakan pipa gas itu.

Dalam kesaksiannyam Erni mengatakan suara gemuruh itu berdurasi 2-3 menit. Ia dan anaknya sempat ketakutan, apalagi jarak antara rumah dan kawasan PT Pertamina EP Regional 2 Zona 7 Field Subang hanya 500 meter.

Saat terbangun, Erni langsung membawa ponselnya dan merekam video ke arah jendela kamar untuk mendokumentasikan suara gemuruh tak biasa itu. Setelah beristigfar, ledakan dahsyat terdengar. Tangan yang sebelumnya kokoh memegang ponsel pun goyang karena kaget mendengar ledakan itu.

Erni mengungkapkan, dia terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gemuruh yang cukup kencang dan mengganggu telinganya. Ada dua ledakan dalam kejadian itu, namun menurut Erni pada ledakan pertama api sudah muncul.

“Sekitar jam 04.17 saya terbangun belum ada suara apapun, di rumah saya hanya berdua sama anak di rumah, suara gemuruh terdengar di rumah saya sekitar pukul 04.20 lalu menyusul ledakan dan muncul api sangat tinggi seperti di video yang saya kirim. Suasana mencekam, warga berhamburan keluar namun masih dalam keadaan aman,” ungkapnya.

Bahkan, ada warga yang sampai ketakukan. Sebab, mereka khawatir ledakan dari Stasiun Pengumpul gas line CO2 removal yang berada di wilayah kerja Pertamina EP Field Subang, itu akan kembali terulang.

“Trauma banget, saya kan lagi sakit pas dengar ledakan pertamanya jam 04.00 di kamar langsung keluar, ledakan pertama saya itu anak-anak suruh keluar, ledakan kedua kita lari cari aman,” ujar Rosita yang baru datang ke rumah usai pergi ke tempat pengungsian.

Usai kejadian mengerikan itu, Manager Communication Relations & CID Pertamina EP Pinto Budi Bowo Laksono memastikan situasinya sudah dalam keadaan kondusif setelah Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Pertamina EP Subang Field turun tangan. Seluruh langkah penanganan dilakukan sesuai dengan standar Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) yang diberlakukan Perusahaan.

“Pada pukul 06.41 WIB api berhasil dipadamkan. Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Pertamina EP Subang Field bergerak cepat melakukan penanganan teknis dengan melakukan pemadaman sumber api dan melakukan tindakan mitigasi untuk mengendalikan kondisi,” ungkapnya.

“Pertamina EP memastikan situasi di lokasi tetap aman dan terkendali. Pertamina EP telah membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab terjadinya peristiwa ini,” tambahnya.

Olah TKP turut dilakukan polisi. Unit Inafis Satreskrim Polres Subang dikerahkan untuk mengidentifikasi titik awal ledakan dan mengumpulkan barang bukti, termasuk mengambil keterangan awal dari para saksi, termasuk rekan kerja korban di lokasi yang bertugas pada shift 3 sebanyak 8 orang.

Kemudian, penjagaan pun diperketat di lokasi kejaadian. Masyarakat diimbau tetap tenang, namun disarankan agar menjauh dari area terlarang untuk mencegah potensi ledakan lanjutan atau gangguan keamanan.

Sayangnya, akibat petaka ini, Pertamina EP Subang menghentikan sementara pasokan gas ke pelanggan jaringan gas bumi rumah tangga (jargas). Senior Field Manager Pertamina EP Subang Field Ndirga Andri Sisworo pun mengimbau agar masyarakat yang terdampak mencari solusi alternatif akibat penghentian sementara pasokan tersebut.

Ndirga menyarankan agar pelanggan jargas yang terdampak untuk sementara bisa menggunakan LPG. Adapun daerah yang terdampak di sekitar lokasi mencapai empat desa yakni Kelurahan Dangdeur, Sukamelang, Cigadung, dan Desa Cidahu.

“Kami imbau kepada masyarakat untuk bersiap-siap menggunakan gas LPG karena distribusi kami hentikan. Pelanggan yang terdampak sekitar 9.000 pelanggan,” katanya.

Selain itu, pihaknya akan bertanggung jawab atas segala dampak yang ditimbulkan dari ledakan ini. Ia juga memastikan saat ini kondisi aman dan jarak antara titik ledak dan permukiman cukup jauh.

“Tadi misal ada kaca pecah atau sebagainya dampak dari ledakan akan kami ganti rugi sesegera mungkin. Kami memprioritaskan keamanan masyarakat dan titik ini cukup aman dengan rumah-rumah warga,” pungkasnya.

Dalam kesaksiannyam Erni mengatakan suara gemuruh itu berdurasi 2-3 menit. Ia dan anaknya sempat ketakutan, apalagi jarak antara rumah dan kawasan PT Pertamina EP Regional 2 Zona 7 Field Subang hanya 500 meter.

Saat terbangun, Erni langsung membawa ponselnya dan merekam video ke arah jendela kamar untuk mendokumentasikan suara gemuruh tak biasa itu. Setelah beristigfar, ledakan dahsyat terdengar. Tangan yang sebelumnya kokoh memegang ponsel pun goyang karena kaget mendengar ledakan itu.

Erni mengungkapkan, dia terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gemuruh yang cukup kencang dan mengganggu telinganya. Ada dua ledakan dalam kejadian itu, namun menurut Erni pada ledakan pertama api sudah muncul.

“Sekitar jam 04.17 saya terbangun belum ada suara apapun, di rumah saya hanya berdua sama anak di rumah, suara gemuruh terdengar di rumah saya sekitar pukul 04.20 lalu menyusul ledakan dan muncul api sangat tinggi seperti di video yang saya kirim. Suasana mencekam, warga berhamburan keluar namun masih dalam keadaan aman,” ungkapnya.

Bahkan, ada warga yang sampai ketakukan. Sebab, mereka khawatir ledakan dari Stasiun Pengumpul gas line CO2 removal yang berada di wilayah kerja Pertamina EP Field Subang, itu akan kembali terulang.

“Trauma banget, saya kan lagi sakit pas dengar ledakan pertamanya jam 04.00 di kamar langsung keluar, ledakan pertama saya itu anak-anak suruh keluar, ledakan kedua kita lari cari aman,” ujar Rosita yang baru datang ke rumah usai pergi ke tempat pengungsian.

Usai kejadian mengerikan itu, Manager Communication Relations & CID Pertamina EP Pinto Budi Bowo Laksono memastikan situasinya sudah dalam keadaan kondusif setelah Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Pertamina EP Subang Field turun tangan. Seluruh langkah penanganan dilakukan sesuai dengan standar Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) yang diberlakukan Perusahaan.

“Pada pukul 06.41 WIB api berhasil dipadamkan. Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Pertamina EP Subang Field bergerak cepat melakukan penanganan teknis dengan melakukan pemadaman sumber api dan melakukan tindakan mitigasi untuk mengendalikan kondisi,” ungkapnya.

“Pertamina EP memastikan situasi di lokasi tetap aman dan terkendali. Pertamina EP telah membentuk tim investigasi untuk mengetahui penyebab terjadinya peristiwa ini,” tambahnya.

Olah TKP turut dilakukan polisi. Unit Inafis Satreskrim Polres Subang dikerahkan untuk mengidentifikasi titik awal ledakan dan mengumpulkan barang bukti, termasuk mengambil keterangan awal dari para saksi, termasuk rekan kerja korban di lokasi yang bertugas pada shift 3 sebanyak 8 orang.

Kemudian, penjagaan pun diperketat di lokasi kejaadian. Masyarakat diimbau tetap tenang, namun disarankan agar menjauh dari area terlarang untuk mencegah potensi ledakan lanjutan atau gangguan keamanan.

Sayangnya, akibat petaka ini, Pertamina EP Subang menghentikan sementara pasokan gas ke pelanggan jaringan gas bumi rumah tangga (jargas). Senior Field Manager Pertamina EP Subang Field Ndirga Andri Sisworo pun mengimbau agar masyarakat yang terdampak mencari solusi alternatif akibat penghentian sementara pasokan tersebut.

Ndirga menyarankan agar pelanggan jargas yang terdampak untuk sementara bisa menggunakan LPG. Adapun daerah yang terdampak di sekitar lokasi mencapai empat desa yakni Kelurahan Dangdeur, Sukamelang, Cigadung, dan Desa Cidahu.

“Kami imbau kepada masyarakat untuk bersiap-siap menggunakan gas LPG karena distribusi kami hentikan. Pelanggan yang terdampak sekitar 9.000 pelanggan,” katanya.

Selain itu, pihaknya akan bertanggung jawab atas segala dampak yang ditimbulkan dari ledakan ini. Ia juga memastikan saat ini kondisi aman dan jarak antara titik ledak dan permukiman cukup jauh.

“Tadi misal ada kaca pecah atau sebagainya dampak dari ledakan akan kami ganti rugi sesegera mungkin. Kami memprioritaskan keamanan masyarakat dan titik ini cukup aman dengan rumah-rumah warga,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *