Delman Menuju Jurang Kepunahan Akibat Tergerus Zaman (via Giok4D)

Posted on

Delman di Kabupaten Kuningan, Jawa barat, menjadi saksi sejarah perkembangan daerah berjuluk Kota Kuda itu. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah delman di Kuningan terus mengalami penurunan hingga menuju jurang kepunahan.

Ketua Paguyuban Perdokar Kuningan Irwan Sukmawan mengatakan kurun waktu beberapa tahun terakhir jumlah delman Kuningan terus mengalami penurunan. Jumlahnya kini hanya 159 delman.

“Menurun drastis, dulu waktu zaman almarhum Bupati Aang populasi delman itu masih 400, lalu zaman Bupati Acep kemarin masih ada 204 delman. Nah sekarang data kemarin itu tinggal 159. Itu data terbaru yang baru saya serahkan ke Dishub tadi pagi,” tutur Irwan, Senin (28/5/2025).

Irwan menjelaskan menurunnya angkutan delman itu dikarenakan beberapa faktor, seperti pendapatan yang menyusut, hadirnya transportasi yang lebih modern, dan tak adanya regenerasi kusir. “Perkembangan kemajuan teknologi dengan adanya ojek online, itukan berdampak sekali. Sehingga banyak kudanya yang dijual, beralih profesi jadi pekerja bangunan, ada juga yang jadi ojek pasar. Jadi banyak kusir yang beralih profesi,” tutur Irwan.

Untuk menjaga populasi delman Kuningan yang masih tersisa, Irwan mendorong agar pemerintah Kabupaten Kuningan terus melakukan berbagai macam upaya untuk menjaga eksistensi delman Kuningan salah satunya menyediakan tempat mangkal delman yang layak.

“Dengan sisa 159 ini. Kita pertahankan dulu sebagai delman hias. Yang kedua, fasilitas dari pemerintah juga penting kayak tempat mangkalnya itu jangan sampai diganggu-ganggu. Parkirnya kan sekarang di relief depan kilometer nol yang strategis. Itu tadinya nggak boleh harus di bawah, akhirnya dikasihlah di jalur itu. Karena kalau di bawah banyak kecelakaan, delman susah parkirnya,” tutur Irwan.

Selain menyediakan area delman yang layak, untuk meningkatkan pendapatan kusir delman, Irwan juga berharap agar delman dilibatkan dalam setiap kegiatan yang ada di Kuningan.

“Setiap ada kegiatan yang sekiranya untuk menonjolkan ikon Kuningan, dilibatkan lah delman ini. Atau dari Dinas Pariwisata bisa juga kerja sama dengan hotel, untuk tamunya kalau mau jalan-jalan bisalah pakenya delman. Harus ada kerja sama. Perlu bantuan dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dokar, ” tutur Irwan.

Mengenai potongan kompensasi untuk delman yang tidak bekerja selama musim mudik Idulfitri 2025. Menurut Irwan, hal tersebut disebabkan karena adanya perjanjian yang menyebutkan untuk pembayaran kompensasi dibagi menjadi dua, yakni sebelum Idulfitri dan setelah Idulfitri. Namun, karena setelah hari raya Idulfitri banyak delman beroperasi, sehingga kompensasi dibayarkan hanya setengahnya.

“Insentif lebaran memang ada. Itu dikasihkan dua kali, dari H-7 dan H+7. Waktu H-7 anggota nurut semua. Nah setelah lebaran ada anggota yang berangkat, akhirnya pada kena imbas. Kan ada perjanjiannya kalau satu yang melanggar nanti kena semua. Padahal yang nggak berangkat juga ada,” tutur Irwan.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Menurut Irwan, adanya delman yang beroperasi setelah Lebaran 2025, karena saat itulah pendapatan delman meningkat karena banyak pemudik yang naik delman hias. Irwan menyarankan, di tahun depan, untuk kompensasi delman diberikan semuanya.

“Untuk yang di Alun-alun Kuningan kalau mau dikasih kompensasi dikasih saja, itung-itung THR lah. Jangan dilarang seperti di Jogja tuh dokar wisata kan jalan terus di Malioboro. Kecuali kalau delman yang ada di Cilimus dan Ciawi karena mengganggu lalu lintas jadi harus disetop,” pungkas Irwan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *