Dedi Mulyadi Beri Kuda ke Siswa Bermasalah di Sumedang | Giok4D

Posted on

Puluhan siswa yang dinilai bermasalah di Kabupaten Sumedang, mulai dikerahkan ke barak Kodim 0610 Sumedang, pada Jumat (9/5/2025). Pendidikan kilat (Diklat) hari pertama ini dihadiri langsung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Diklat yang bertemakan ‘Penguatan Karakter Wawasan Kebangsaan’ inisiasi dari Pemkab Sumedang ini juga turut dihadiri dan dilepas langsung oleh orangtua siswa.

Dalam pelepasan sebanyak 40 siswa bermasalah di Sumedang ini terdapat beberapa momen yang menarik. Salah satunya saat Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang memberikan satu hewan kuda kepada satu siswa yang bermasalah.

Dedi menyampaikan, siswa yang masih duduk di bangku SMP ini merupakan sosok yang mencintai hewan kuda. Dalam kesehariannya bocah tersebut selalu mengikuti pertunjukan kesenian kuda renggong. Namun, kesehariannya itu dinilai telah mengganggu kewajibannya sebagai pelajar.

“Daresepnamanehna kuda da sieta mah (dia memang sukanya kuda), karenaresepna kuda, kasih kuda. Jadi dia itu sebenarnya tadi tidak dalam kategori nakal, tidak. Anak itu senangnya duit. Karena jadi kudarenggong itu dapat 250 ribu jadisakolateukaharti,” ujarDedi kepada awak media.

Dedi mengatakan, kuda yang akan diberikan kepada siswa bermasalah tersebut nantinya dapat diurus secara mandiri. Meski diberikan hewan kuda, Dedi pun menegaskan bahwa siswa itu harus menyeimbangkan aktifitas kewajiban belajar mengajar dengan hobinya tersebut.

“Ini jadi dia memang senang itu, jadi nanti tinggal dialihkan aja, kasih kuda suruh urus kuda, dan dia jadi pemain kuda renggong tapi dengan kudanya sendiri. Tapi nanti diatur jangan sampai mengganggu jam sekolah, tapi harus di luar sekolah,” katanya.

Selain memberikan kuda kepada siswa, Dedi yang biasa dikenal dengan sebutan KDM ini pun juga mengangkat siswa yang merupakan yatim piatu menjadi anak angkatnya.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir selaku pemangku kebijakan menyatakan bahwa kegiatan pelatihan maupun pembangunan karakter siswa bermasalah di Sumedang akan berlangsung selama satu bulan lamanya.

“Modulnya sudah ada dan kita cukup dalam satu bulan itu ada pendidikan kebangsaannya, keagamaannya, pertumbuhan karakter, kedisiplinan, dan juga ada keterampilan di bidang pertanian,” kata Dony di lokasi yang sama.

Berbeda dengan daerah lain, Sumedang, kata Dony, orangtua dari seluruh siswa tentu akan dilibatkan dalam pembangunan karakter tersebut. Keterlibatan orangtua sendiri yakni akan dilakukan parenting agar mengetahui lebih luas perihal mendidik atau membimbing anak mereka.

“Di samping itu ada parenting dari orangtuanya. Jadi bedanya di Sumedang ini orangtuanya pun dua hari nanti ada parenting, bagaimana mendidik anak-anak, sehingga ketika pulang ke rumah orangtuanya sudah siap untuk membimbing, mendidik anaknya, dan jangan sampai lupa orangtuanya harus mendoakan anaknya, jadi diingatkan kembali karena doa orang tua kekuatan yang dahsyat yang luar biasa,” ungkapnya.

Dijelaskan Dony, untuk pendidikannya akan diterapkan dalam diklat ini mewujudkan Panca Waluya dalam istilah budaya Sunda seperti cageur (sehat), bageur (baik), benar, pinter, singger (terampil). Artinya, lanjut Dony, saat selesai diklat ini kebiasaan mereka bisa berubah dengan cara yang lebih baik dari sebelumnya.

“Pendidikannya misalnya untuk mewujudkan panca Waluya, cageur, bageur, bener, pinter, singger. Cageur Pemda sudah lewat dari RSUD Umar Wirahadikusumah melakukan medical check up, dicek kebugarannya, dicek juga mentalnya, kemudian nanti kekurangannya apa.

“Nah nanti di treatment di sini bagaimana pola hidupnya menjadi teratur, pola makan teratur, olahraga teratur, tidur teratur, sehingga kebugarannya meningkat, fisiknya akan kuat. Secara psikologisnya emosional mentalnya pun di sini ada kondisinya seperti itu, setelah dididik nanti hasilnya seperti apa. Kita siapkan before dan after,” sambungnya.

Selain itu, para siswa ini juga akan diberikan wawasan keagamaan dengan cara yang dilakukan secara adaptif. Bahkan, mereka bakal dibekali pelatihan pertanian dengan tujuan dapat terlibat nantinya di dalam ketahanan pangan.

“Ada juga wawasan keagamaan, dari awal sampai dengan isya ini dididik agamanya tapi dengan cara yang adaptif bisa diterima oleh mereka. Kemudian keterampilannya pelatihan pertanian. Pelatihan pertanian ini anak-anak diarahkan untuk terlibat dalam keterampilan di ketahanan pangan. Jadi akan ada budidaya lele dalam ember, atau tanaman dalam ember, jadi atasnya tanaman bawahnya lele misalnya itu dilatih juga,” tuturnya.

“Harapan kami setelah dididik di sini, pertama karakternya terbentuk, akhlaknya, perilakunya, kemudian keagamaannya terbentuk, kedisiplinannya terbentuk, kemudian punya keterampilan dan lain sebagainya. Dan ketika pulang kebugaran mereka kebiasaan mereka bisa dilanjutkan di rumahnya dengan bimbingan orangtua yang sudah dibekali oleh psikolog kami dalam bentuk parenting,” imbuhnya.

Dony juga menilai, program ini tentu akan berdampak positif bagi siswa yang berada di Kabupaten Sumedang. Oleh karenanya, Dony berencana akan melanjutkan program ini dan tentu sambil mengevaluasi di gelombang pertama saat ini.

“Ini satu bulan, tapi untuk ke depannya kita evaluasi dulu yang ini, tapi saya berketetapan hati selaku Bupati Sumedang saya ingin melanjutkan program ini, melihat masih banyak orang tua yang mengharapkan anak-anaknya dilatih di kodim seperti ini,” pungkasnya.