Jabar Hari Ini: Ulah Bejat Ayah di Sumedang Perkosa Anak Kandung - Giok4D

Posted on

Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (11/8/2025). Dari mulai kejadian rumah ambruk di Cimahi yang menimbun ibu-anak dan lansia hingga perbuatan bejat ayah di Kabupaten Sumedang perkosa anak kandung.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Pagi tadi, sebuah rumah dua lantai di Perumahan Cijerah 2, RT 01/RW 11, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, ambruk. Peristiwa itu mengagetkan warga setempat.

Bukan tanpa alasan, lantaran rumah berkelir hijau itu ambruk tanpa ada tanda-tanda dan faktor alam. Tak didahului oleh hujan dan angin kencang, rumah milik Mintarsih itu ambruk tiba-tiba.

Nahasnya lagi, Mintarsih yang berusia 82 tahun dan seorang anaknya Nanan Fikransyah (65), sempat tertimbun material bangunan. Sampai akhirnya mereka berhasil dievakuasi petugas BPBD Kota Cimahi.

“Jadi tadi pagi saya sempat lewat situ mau antar anak sekolah, masih aman. Nah pas pulang ternyata rumahnya sudah ambruk, kejadiannya sekitar jam 7 atau jam 8an,” kata Deni Maulana, Ketua RT setempat hari ini.

Mintarsih dan Nanan, saat kejadian itu sedang ada di dalam rumah. Mereka tertimpa setelah bangunan lantai 2 rumah yang dihuni ambruk. Perlu waktu sekitar 1 jam untuk mengevakuasi keduanya.

“Kalau penghuninya ada 5 orang, cuma yang tertimbun itu 2 orang. Jadi kita warga sempat evakuasi Pak Nanan, kemudian Ibu Mintarsih oleh petugas BPBD. Alhamdulillah semua selamat, sekarang sedang di rumah sakit untuk perawatan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Cimahi, Fithriandy Kurniawan, mengatakan evakuasi terhadap kedua korban berlangsung selama 1 jam lebih. Hal itu lantaran perlu kehatian-hatian saat mengeluarkan korban.

Material bangunan yang ambruk tumpang tindih. Petugas tak bisa sembarangan menggerakkan material lantaran bisa memicu runtuhan susulan. Ditambah kondisi korban yang sudah lansia, juga menjadi pertimbangan.

“Betul agak dramatis juga karena kan korban sudah lansia, kita harus hati-hati. Kita lakukan manual, karena kalau pakai alat pemecah tembok gitu, berbahaya. Malah getarannya bisa menyebabkan ambruk lagi dan menimbun korban lebih dalam,” kata Fithriandy.

Setelah 1 jam 15 menit, korban Mintarsih berhasil dikeluarkan dari reruntuhan bangunan. Ia mengalami luka sedang karena tertimpa kayu dan tembok di bagian kepala dan tubuhnya.

Berdasarkan hasil assessment sementara, rumah itu ambruk pada lantai 2-nya diduga karena gagal konstruksi. Rumah tersebut terakhir di renovasi sekitar sepuluh tahun yang lalu.

“Diduga gagal konstruksi, karena kan tidak ada angin dan hujan sebelumnya. Tapi kami akan lakukan pemeriksaan lagi terkait penyebab pastinya,” ujar Fithriandy.

Warga Pangandaran dihebohkan dengan beredarnya video seorang siswa yang menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya. Video itu viral dan tersebar di media sosial. Dalam video berdurasi 48 info tersebut memperlihatkan korban dipukul hingga tersungkur.

Lalu satu orang anak yang bertubuh tinggi, melayangkan pukulan ke wajah anak yang lebih pendek, hingga tersungkur. Anak yang dipukul tersebut, mengerang kesakitan. Di lokasi tersebut, terdengar beberapa anak juga menyaksikan. Dalam video juga terdengar suara tertawa.

Setelah ditelusuri infoJabar, kejadian itu ternyata terjadi di wilayah Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran pada Sabtu (9/8) lalu. Korban dan pelaku merupakan siswa di SMP Negeri 6 Padaherang.

Kepala SMP Negeri 6 Padaherang Islah Hadiansyah membenarkan, kejadian tersebut. Namun, kata dia, kejadian itu terjadi di luar jam dan lingkungan sekolah.

“Dalam video tersebut, korban dan pelaku adalah siswa kami yang memang itu kejadiannya di luar pelajaran sekolah dan di luar lingkungan sekolah,” kata Islah saat mendampingi korban ke Polres Pangandaran hari ini.

Menurutnya, kasus tersebut sudah ditangani kepolisian. Pihaknya belum bisa menerangkan lebih jauh terkait kejadian tersebut. “Mungkin kami tidak ada kapasitas untuk menjawab,” ucapnya.

Kendati demikian, pihaknya mendampingi orang tua korban untuk datang ke Mapolres Pangandaran.

Sementara itu, Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan melalui Kasi Humas Polres Pangandaran Iptu Yusdiana mengatakan, pihaknya telah menerima laporan terkait dugaan penganiayaan.

“Kejadiannya di salah satu sekolah di Kecamatan Padaherang, saat ini melalui Kanit PPA sudah melakukan pemanggilan saksi-saksi,” ujarnya.

Menurutnya, korban dan pelaku diketahui masih bertetangga dan masih satu kampung. “Diduga kenakalan remaja,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran mengutuk keras, dugaan perundungan yang terjadi di Desa Panyutran, Kecamatan Padaherang.

Kepala Bidang SMP di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran Supri mengatakan, pihaknya telah mengkonfirmasi kejadian itu kepada pihak sekolah. Menurutnya, kasusnya telah ditangani pihak kepolisian.

“Sudah dikoordinasikan dengan pihak kepolisian, kejadiannya memang di luar jam sekolah,” katanya.

Ia mengatakan, untuk saat ini pihak dinas menunggu hasil pemeriksaan saksi-saksi dari pihak kepolisian. “Keduanya memang masih sekolah dan juga masih satu sekolah di salah satu SMP di Padaherang,” jelasnya.

Pihaknya mengimbau, agar semua pihak khususnya guru-guru, tokoh masyarakat dan juga orang tua siswa, untuk mengawasi anak-anaknya. “Saling berbagi tugas untuk mengawasi, walaupun di luar jam sekolah, anak-anak harus tetap diawasi betul oleh semuanya, terutama orang tua,” ucapnya.

Sejauh ini, kejadian perundungan seperti itu baru terjadi di Kabupaten Pangandaran, iapun sangat mengutuk keras apapun bentuk tindak kekerasan. “Masya Allah, bukan hanya menyayangkan, tapi juga mengutuk keras tindakan tersebut,” ujarnya.

Bejat! Mungkin itulah salah satu umpatan yang tepat bagi seorang pria berinisial B alias Bobby (33). Dia harus berurusan dengan hukum setelah tega melakukan persetubuhan terhadap anak kandungnya sebanyak delapan kali.

Saat dihadirkan dalam konferensi pers yang berlangsung di Mapolres Sumedang, hari ini, Bobby yang sudah mengenakan pakaian oranye bertuliskan tahanan Polres Sumedang hanya bisa menundukkan kepalanya.

Kapolres Sumedang AKBP Sandityo Mahardika mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku melakukan aksi bejatnya tersebut di rumahnya yang berada di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Dalam aksinya itu, pelaku memaksa korban untuk bersetubuh. Jika korban menolak, tersangka pun langsung mengancam korban akan melakukan tindakan kekerasan jika tidak mengindahkan dari keinginannya.

“Tersangka memaksa korban untuk bersetubuh, jika tidak mau atau korban menolak tersangka mengancamnya dengan pemukulan hingga akhirnya korban mau,” ujar Sandityo di Mapolres Sumedang.

Menurut Sandityo, berdasarkan pengakuan, aksi tak senonoh yang dilakukan kepada korban sudah berlangsung selama enam tahun lamanya dengan total persetubuhan yang dilakukan tersangka sebanyak delapan kali.

“Dari pengakuannya sudah delapan kali melakukan hal tersebut kepada anak kandungnya selama periode enam tahun. Jadi tersangka melakukannya sejak korban masih umur delapan tahun sampai korban saat ini berusia 14 tahun,” katanya.

Disampaikan Sandityo, Bobby melakukan aksi tersebut di rumahnya dengan leluasa. Sebab, kondisi dari rumahnya yang sering memiliki waktu berdua saja dan di saat istrinya sedang bekerja. Untuk pemicunya, tersangka pula sering melihat korban sedang mandi maupun disaat korban tengah ganti pakaian.

“Melakukannya di saat keadaan rumah sedang sepi soalnya untuk si ibu korban atau istri dari tersangka sering bekerja dan selalu meninggalkan rumah. Tersangka sering melihat korban ganti pakaian atau lihat korban sedang mandi, jadi tersangka nggak bisa nahan lagi hawa nafsu,” ucapnya.

Sementara itu, Bobby, di mata polisi merupakan sosok yang licin atau sulit ditangkap. Sebab, setelah melakukan persetubuhan yang ke delapan kali pada dua bulan yang lalu Bobby langsung kabur ke wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Namun, dengan kegigihan Satreskrim Polres Sumedang yang dipimpin Kasatreskrim AKP Tanwin Nopiansyah, Bobby pun akhirnya berhasil diamankan setelah pihak Polres Sumedang yang berkoordinasi langsung dengan Polda NTB.

“Setelah melakukan aksi yang terakhir kalinya tersangka kabur ke NTB tepatnya di Lombok bekerja di tower. Kami langsung berkoordinasi dengan Polda NTB dan akhirnya setelah dua bulan dengan kegigit Satreskrim Polres Sumedang berhasil menangkap tersangka,” katanya.

Saat di hadapan awak media, Bobby pun mengakui atas perbuatan terhadap anaknya tersebut. “Ngeliat ganti baju sama mandi jadi kebawa hawa nafsu,” kata Bobby.

Akibat perbuatannya, Bobby pun kini sudah berada di penjara dengan dikenakan pasal perlindungan anak yang diancam penjara paling minimal 5 tahun penjara dan maksimal 20 tahun penjara. Sementara itu juga, korban saat ini masih dalam pengawasan dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Pengaduan Perempuan dan Anak (DPPKBP3K) Kabupaten Sumedang.

Seekor monyet ekor panjang berukuran jumbo terlihat tenang bertengger di lantai 3 rumah seorang warga Perumahan Cijerah 2, RW 11, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Primata itu diketahui muncul di tengah permukiman warga pagi tadi. Entah darimana datangnya, tiba-tiba saja monyet itu berkeliaran di kompleks tersebut.

Warga resah, setiap monyet itu bergerak seketika emak-emak yang menonton dari depan rumah masing-masing bergidik ngeri. Takut tiba-tiba monyet itu melompat ke rumah mereka dan menyerang.

“Munculnya tadi pagi, cuma enggal tahu juga dari mana. Soalnya kalau hutan-hutan gitu, ya dari sini jauh. Ukurannya besar banget, seperti babon,” kata Beben, warga setempat saat ditemui hari ini.

Monyet itu tak diam di satu tempat saja. Dari rumah tertinggi di kompleks tersebut, ia kemudian beringsut turun melalui tiang bambu ke rumah di belakangnya. Bahkan di sisi lain kompleks, monyet itu turun ke jalan dan berjalan santai di depan gerobak penjual pisang.

“Tadi kata yang jual pisang, turun terus lewat di depan gerobak. Pisangnya enggak diambil sih, cuma mereka juga takut diserang jadi kabur ke dalam rumah warga,” kata Beben.

Kaum lelaki kemudian berkerumun di jalanan kompleks, ada yang membawa tongkat kayu hingga senapan angin. Berharap mereka bisa menangkap monyet itu agak tak berkeliaran lagi.

“Resah lah, soalnya kan di sini banyak anak-anak juga. Apalagi kalau sore, makanya harus tertangkap. Kurang tahu juga ya itu liar atau peliharaan yang kabur. Cuma kalau peliharaan, enggak ada rantai atau tali di monyetnya,” kata Robi, warga lainnya.

Warga kemudian lapor ke Pemadam Kebakaran Cimahi. Sementara itu, Komandan Regu Damkar Cimahi, Indrahadi mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait keberadaan monyet tersebut. “Sudah (ada laporan), ada beberapa laporan di wilayah Cijerah. Monyetnya itu pasti berpindah-pindah,” kata Indrahadi.

Namun evakuasi primata itu tak bakal mudah. Kendalanya mulai dari berpindah-pindahnya mamalia tersebut hingga minimnya peralatan untuk menangkap hewan itu.

“Kalau berpindah-pindah sulit, makanya harus terkurung dulu di 1 ruangan. Kemudian kami juga terkendala tidak ada alat penangkap hewan, risiko kalau petugas mengevakuasi asal-asalan,” ujar Indrahadi.

Suasana di Jalan Raya Cipatik, Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, mendadak heboh. Warga geger setelah menemukan seorang pria tewas di semak-semak. Penemuan jasad itu terekam dalam video warga dan cepat menyebar di media sosial.

Kabar tersebut segera menggerakkan aparat kepolisian. Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono turun langsung ke lokasi untuk memimpin olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Iya kemarin siang di lokasi ini kami mendapat informasi dari masyarakat bahwa ditemukan seorang laki-laki yang sudah tidak bernyawa. Kemudian kami ke TKP melaksanakan olah TKP, membawa korban ke rumah sakit, dan melakukan autopsi,” ujarnya hari ini.

Hasil identifikasi mengungkap korban adalah S (18), warga Kutawaringin. Polisi mengumpulkan keterangan saksi dan sejumlah barang bukti, termasuk telepon genggam milik korban.

Tak butuh waktu lama, delapan orang berhasil diamankan. Dari jumlah itu, tujuh adalah laki-laki dan satu perempuan.

“Untuk sementara disimpulkan dari delapan ini, sebanyak tiga orang diduga sebagai pelaku yang melakukan penusukan,” kata Aldi.

Penyelidikan mengarah pada motif yang diduga berawal dari persoalan antara korban dan seorang perempuan yang turut diamankan. Perempuan itu mengadu kepada temannya, hingga kabar tersebut sampai ke telinga pamannya, RR.

“Akhirnya muncul kemarahan, sehingga (RR) paman perempuan ini melakukan komunikasi dengan korban untuk janjian di TKP ini. Dengan membawa dua temannya inisial AP dan A,” jelas Aldi.

Pertemuan itu berujung tragis. Ketiga pelaku diduga menyerang dan menusuk korban hingga terjatuh.

“Jadi bukan dia (korban) dibuang ya, tapi ada dorongan perkelahian korban terjatuh di belakang sini. Korban ini di TKP sudah meninggal. Terdapat luka tusukan yang di sebelah kanan sini (punggung) yang tembus ke paru-paru. Kemungkinan itu yang menyebabkan korban meninggal dunia,” paparnya.

Polisi memastikan ketiga pelaku bukan warga Kabupaten Bandung, melainkan berasal dari Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.

“Ketiga pelaku, satu ini warga Bandung Barat yang dua warga Cimahi,” beber Aldi.

Sementara lima orang lainnya yang ikut diamankan masih diperiksa untuk mengetahui perannya.

“Jadi tiga diduga pelaku, lima kita akan dalami perannya nanti masing-masing. Kami sudah melakukan penyidikan secara scientific juga ya kita lakukan untuk membuat terang peristiwa ini,” pungkasnya.

Ibu-Anak dan Lansia Tertimbun Rumah Ambruk di Cimahi

Siswa di Pangandaran Jadi Korban Perundungan

Perbuatan Bejat Antarkan Bobby ke Penjara

Warga Cimahi Dibuat Resah dengan Kemunculan Monyet Jumbo

8 Orang Diamankan Buntut Penusukan Remaja di Bandung

Bejat! Mungkin itulah salah satu umpatan yang tepat bagi seorang pria berinisial B alias Bobby (33). Dia harus berurusan dengan hukum setelah tega melakukan persetubuhan terhadap anak kandungnya sebanyak delapan kali.

Saat dihadirkan dalam konferensi pers yang berlangsung di Mapolres Sumedang, hari ini, Bobby yang sudah mengenakan pakaian oranye bertuliskan tahanan Polres Sumedang hanya bisa menundukkan kepalanya.

Kapolres Sumedang AKBP Sandityo Mahardika mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku melakukan aksi bejatnya tersebut di rumahnya yang berada di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Dalam aksinya itu, pelaku memaksa korban untuk bersetubuh. Jika korban menolak, tersangka pun langsung mengancam korban akan melakukan tindakan kekerasan jika tidak mengindahkan dari keinginannya.

“Tersangka memaksa korban untuk bersetubuh, jika tidak mau atau korban menolak tersangka mengancamnya dengan pemukulan hingga akhirnya korban mau,” ujar Sandityo di Mapolres Sumedang.

Menurut Sandityo, berdasarkan pengakuan, aksi tak senonoh yang dilakukan kepada korban sudah berlangsung selama enam tahun lamanya dengan total persetubuhan yang dilakukan tersangka sebanyak delapan kali.

“Dari pengakuannya sudah delapan kali melakukan hal tersebut kepada anak kandungnya selama periode enam tahun. Jadi tersangka melakukannya sejak korban masih umur delapan tahun sampai korban saat ini berusia 14 tahun,” katanya.

Disampaikan Sandityo, Bobby melakukan aksi tersebut di rumahnya dengan leluasa. Sebab, kondisi dari rumahnya yang sering memiliki waktu berdua saja dan di saat istrinya sedang bekerja. Untuk pemicunya, tersangka pula sering melihat korban sedang mandi maupun disaat korban tengah ganti pakaian.

“Melakukannya di saat keadaan rumah sedang sepi soalnya untuk si ibu korban atau istri dari tersangka sering bekerja dan selalu meninggalkan rumah. Tersangka sering melihat korban ganti pakaian atau lihat korban sedang mandi, jadi tersangka nggak bisa nahan lagi hawa nafsu,” ucapnya.

Sementara itu, Bobby, di mata polisi merupakan sosok yang licin atau sulit ditangkap. Sebab, setelah melakukan persetubuhan yang ke delapan kali pada dua bulan yang lalu Bobby langsung kabur ke wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Namun, dengan kegigihan Satreskrim Polres Sumedang yang dipimpin Kasatreskrim AKP Tanwin Nopiansyah, Bobby pun akhirnya berhasil diamankan setelah pihak Polres Sumedang yang berkoordinasi langsung dengan Polda NTB.

“Setelah melakukan aksi yang terakhir kalinya tersangka kabur ke NTB tepatnya di Lombok bekerja di tower. Kami langsung berkoordinasi dengan Polda NTB dan akhirnya setelah dua bulan dengan kegigit Satreskrim Polres Sumedang berhasil menangkap tersangka,” katanya.

Saat di hadapan awak media, Bobby pun mengakui atas perbuatan terhadap anaknya tersebut. “Ngeliat ganti baju sama mandi jadi kebawa hawa nafsu,” kata Bobby.

Akibat perbuatannya, Bobby pun kini sudah berada di penjara dengan dikenakan pasal perlindungan anak yang diancam penjara paling minimal 5 tahun penjara dan maksimal 20 tahun penjara. Sementara itu juga, korban saat ini masih dalam pengawasan dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Pengaduan Perempuan dan Anak (DPPKBP3K) Kabupaten Sumedang.

Seekor monyet ekor panjang berukuran jumbo terlihat tenang bertengger di lantai 3 rumah seorang warga Perumahan Cijerah 2, RW 11, Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.

Primata itu diketahui muncul di tengah permukiman warga pagi tadi. Entah darimana datangnya, tiba-tiba saja monyet itu berkeliaran di kompleks tersebut.

Warga resah, setiap monyet itu bergerak seketika emak-emak yang menonton dari depan rumah masing-masing bergidik ngeri. Takut tiba-tiba monyet itu melompat ke rumah mereka dan menyerang.

“Munculnya tadi pagi, cuma enggal tahu juga dari mana. Soalnya kalau hutan-hutan gitu, ya dari sini jauh. Ukurannya besar banget, seperti babon,” kata Beben, warga setempat saat ditemui hari ini.

Monyet itu tak diam di satu tempat saja. Dari rumah tertinggi di kompleks tersebut, ia kemudian beringsut turun melalui tiang bambu ke rumah di belakangnya. Bahkan di sisi lain kompleks, monyet itu turun ke jalan dan berjalan santai di depan gerobak penjual pisang.

“Tadi kata yang jual pisang, turun terus lewat di depan gerobak. Pisangnya enggak diambil sih, cuma mereka juga takut diserang jadi kabur ke dalam rumah warga,” kata Beben.

Kaum lelaki kemudian berkerumun di jalanan kompleks, ada yang membawa tongkat kayu hingga senapan angin. Berharap mereka bisa menangkap monyet itu agak tak berkeliaran lagi.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

“Resah lah, soalnya kan di sini banyak anak-anak juga. Apalagi kalau sore, makanya harus tertangkap. Kurang tahu juga ya itu liar atau peliharaan yang kabur. Cuma kalau peliharaan, enggak ada rantai atau tali di monyetnya,” kata Robi, warga lainnya.

Warga kemudian lapor ke Pemadam Kebakaran Cimahi. Sementara itu, Komandan Regu Damkar Cimahi, Indrahadi mengatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait keberadaan monyet tersebut. “Sudah (ada laporan), ada beberapa laporan di wilayah Cijerah. Monyetnya itu pasti berpindah-pindah,” kata Indrahadi.

Namun evakuasi primata itu tak bakal mudah. Kendalanya mulai dari berpindah-pindahnya mamalia tersebut hingga minimnya peralatan untuk menangkap hewan itu.

“Kalau berpindah-pindah sulit, makanya harus terkurung dulu di 1 ruangan. Kemudian kami juga terkendala tidak ada alat penangkap hewan, risiko kalau petugas mengevakuasi asal-asalan,” ujar Indrahadi.

Suasana di Jalan Raya Cipatik, Desa Kopo, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, mendadak heboh. Warga geger setelah menemukan seorang pria tewas di semak-semak. Penemuan jasad itu terekam dalam video warga dan cepat menyebar di media sosial.

Kabar tersebut segera menggerakkan aparat kepolisian. Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono turun langsung ke lokasi untuk memimpin olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

“Iya kemarin siang di lokasi ini kami mendapat informasi dari masyarakat bahwa ditemukan seorang laki-laki yang sudah tidak bernyawa. Kemudian kami ke TKP melaksanakan olah TKP, membawa korban ke rumah sakit, dan melakukan autopsi,” ujarnya hari ini.

Hasil identifikasi mengungkap korban adalah S (18), warga Kutawaringin. Polisi mengumpulkan keterangan saksi dan sejumlah barang bukti, termasuk telepon genggam milik korban.

Tak butuh waktu lama, delapan orang berhasil diamankan. Dari jumlah itu, tujuh adalah laki-laki dan satu perempuan.

“Untuk sementara disimpulkan dari delapan ini, sebanyak tiga orang diduga sebagai pelaku yang melakukan penusukan,” kata Aldi.

Penyelidikan mengarah pada motif yang diduga berawal dari persoalan antara korban dan seorang perempuan yang turut diamankan. Perempuan itu mengadu kepada temannya, hingga kabar tersebut sampai ke telinga pamannya, RR.

“Akhirnya muncul kemarahan, sehingga (RR) paman perempuan ini melakukan komunikasi dengan korban untuk janjian di TKP ini. Dengan membawa dua temannya inisial AP dan A,” jelas Aldi.

Pertemuan itu berujung tragis. Ketiga pelaku diduga menyerang dan menusuk korban hingga terjatuh.

“Jadi bukan dia (korban) dibuang ya, tapi ada dorongan perkelahian korban terjatuh di belakang sini. Korban ini di TKP sudah meninggal. Terdapat luka tusukan yang di sebelah kanan sini (punggung) yang tembus ke paru-paru. Kemungkinan itu yang menyebabkan korban meninggal dunia,” paparnya.

Polisi memastikan ketiga pelaku bukan warga Kabupaten Bandung, melainkan berasal dari Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi.

“Ketiga pelaku, satu ini warga Bandung Barat yang dua warga Cimahi,” beber Aldi.

Sementara lima orang lainnya yang ikut diamankan masih diperiksa untuk mengetahui perannya.

“Jadi tiga diduga pelaku, lima kita akan dalami perannya nanti masing-masing. Kami sudah melakukan penyidikan secara scientific juga ya kita lakukan untuk membuat terang peristiwa ini,” pungkasnya.

Perbuatan Bejat Antarkan Bobby ke Penjara

Warga Cimahi Dibuat Resah dengan Kemunculan Monyet Jumbo

8 Orang Diamankan Buntut Penusukan Remaja di Bandung