Banjir menggenangi Jalan Raya Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Senin (3/11/2025). Hal tersebut disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan air sungai Citarum meluap.
Beberapa kendaraan seperti truk bisa melintas dengan kecepatan rendah. Sejumlah mobil pribadi juga masih bisa melintas namun harus ekstra hati-hati.
Mobil yang melintas dengan kecepatan tinggi kerap membuat genangan banjir menjadi ombak dengan skala kecil. Beberapa warga sekitar langsung berteriak kala ombak tersebut menyapunya kala melintas.
Sejumlah sepeda motor mogok ketika menerjang banjir. Warga yang berada di lokasi pun, membantu mendorong kendaraan roda dua itu ke area yang tak terdampak banjir.
Tampak sekumpulan anak kecil memanfaatkan genangan banjir sebagai arena bermain. Mereka nampak riang berenang dan loncat pada area genangan.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
“Banjir mulai naik dari hari Sabtu. Minggu surut, dibantu disedot. Trus ini air datang lagi tadi pas subuh,” ujar Warga sekitar, Oyong Sataria (60), saat ditemui infoJabar.
Ketinggian air di Jalan Raya Dayeuhkolot sekitar 60 sentimeter. Beberapa kendaraan roda dua yang memaksa melintas harus mogok.
“Biasanya ada penyedotan, kayanya Citarumnya masih tinggi. Jadi belum dilakukan,” katanya.
Oyong tinggal di Kampung Bolero, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot dari tahun 1986 lalu.
Kemudian saat ini warga telah dipaksa terbiasa dengan kondisi banjir yang ada. Melihat banjir yang terjadi, ia mengaku sudah terbiasa.
“Tinggal di sini sudah dari tahun 1986. Mungkin orang sini udah kebiasaan, kalau dibilang bosan ya bosan sudah capek, tapi da gimana lagi,” jelasnya.
Oyong mengaku rumahnya tak kebanjiran, karena ada polder air yang dibangun. Air yang datang, langsung dihalau masuk ke Sungai Citarum.
“Kalau di rumah saya di belakang mah alhamdulillah aman. Karena sudah ada polder air,” bebernya.
Dia mengungkapkan dengan adanya banjir di Jalan Raya Dayeuhkolot kerap mengganggu aktivitas warga. Kemudian dirinya menginginkan pemerintah supaya kembali membangun polder air.
“Dengan adanya banjir ya otomatis semuanya keganggu. Solusinya sungai-sungainya pakai beton dan kalau bisa ditambah lagi polder nya,” ungkapnya.
Oyong mengaku saat ini khawatir air akan kembali naik. Pasalnya kondisi cuaca kerap hujan dengan intensitas tinggi pada sore hingga malam hari.
“Iya dong pasti (khawatir mendung). Soalnya kalau hujan lagi pasti naik lagi. Kan Dayeuhkolot itu cekungan Bandung. Jadi luapan dari sungai Citarum,” pungkasnya.








