Kehidupan sulit dilalui oleh Amah. Di usianya yang sudah renta, dia terpaksa hidup di rumah yang tak layak.
Sehari-hari, perempuan berusia 75 tahun ini tinggal di Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang. Di sanalah, Amah tinggal dengan kondisi rumah yang bertahun-tahun menjadi perhatian warga. Bersama beberapa orang lain, Amah hidup dengan keterbatasan.
Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.
Rumah kecil dengan dinding yang mengelupas, atap yang sering bocor, dan lantai yang lembap membuatnya harus beradaptasi dengan keterbatasan setiap hari.
Kondisi inilah yang menggerakkan hati berbagai pihak termasuk aparat kepolisian Polres Subang. Ketika program perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu) bergulir, rumah Amah jadi salah satu yang diprioritaskan untuk dibenahi.
Kapolres Subang AKBP Dony Eko Wicaksono yang memimpin pembenahan tersebut. Tak hanya aparat kepolisian, sejumlah warga juga turut membantu melakukan pembangunan ulang rumah amah.
Dony menekankan bahwa apa yang dilakukannya bukan sekadar proyek, tetapi langkah nyata yang menyentuh sisi paling dasar kehidupan warga, tempat tinggal yang layak.
“Kehadiran kita di sini merupakan refleksi bahwa Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat berjalan seiring dalam memenuhi tanggung jawab moral terhadap sesama. Ini bukan hanya tentang memperbaiki rumah yang rapuh, tetapi tentang menguatkan martabat manusia dan memberikan tempat tinggal yang aman serta layak bagi warga,” ucap Kapolres, Jumat (28/11/2025).
Fokusnya sederhana, rumah yang lebih kokoh, aman, dan manusiawi. Ia melihat bahwa kebutuhan seperti ini sering kali tidak menunggu waktu seremonial, melainkan kerja nyata yang dekat dengan keseharian masyarakat.
Kapolres juga menjelaskan bahwa pendekatan Polri kini diarahkan untuk lebih terbuka terhadap persoalan-persoalan sosial yang dialami warga.
“Polri harus tampil lebih humanis, lebih empatik, lebih mengayomi, dan tetap tegas serta profesional. Kegiatan seperti rutilahu ini adalah bagian dari wajah baru Polri-polri yang hadir bukan hanya saat masyarakat berhadapan dengan masalah hukum, tetapi juga saat masyarakat membutuhkan kepedulian dan solidaritas,” ungkapnya.
“Semoga proses pembangunan ini dapat berjalan lancar dan menghasilkan hunian yang lebih layak serta bermartabat bagi Ibu dan keluarga. Semoga langkah kecil ini memberi manfaat besar bagi kehidupan sehari-hari,” tutur Kapolres menambahkan.
Bagi Ibu Amah, perbaikan ini menjadi harapan yang konkret. Ia menerima para relawan dengan senyum canggung, tak ingin ramai-ramai itu dianggap sebagai acara besar, hanya sebentuk perhatian yang selama ini ia perlukan.
“Alhamdulillah dulu sering bocor, sekarang sudah diperbaiki dan mudah-mudahan nggak bocor lagi,” ucap amah singkat.
