Pemadam Kebakaran biasanya turun tangan saat muncul api. Tapi Selasa siang, 5 Agustus 2025, mereka hadir di Desa Sinarsari, Kecamatan Dramaga, bukan untuk menyemprot kobaran si jago merah, melainkan meredam polemik soal pengibaran bendera bajak laut anime One Piece.
Video pendek di kanal YouTube CNN Indonesia memperlihatkan bendera berlambang tengkorak dengan topi jerami sempat berkibar di sebuah sudut desa. Tak lama, bendera itu diturunkan. Namun kabarnya terlanjur menyebar dan menjadi perbincangan, terutama karena dikaitkan dengan momen peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.
“Memang betul, ada laporan soal itu. Tapi saat video itu muncul, benderanya sudah diturunkan. Tetap saja, kita anggap ini momen penting untuk memberikan edukasi,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, Yudi Santosa, saat berbincang dengan infoJabar, Rabu (6/8/2025).
Yudi menjelaskan, pihaknya bersama unsur Muspika yang terdiri dari Camat Dramaga, Komandan Rayon Militer Ciomas, Kapolsek Dramaga, serta kepala desa setempat, langsung bergerak ke lokasi pada keesokan harinya. Bukannya marah atau main segel, kata Yudi, mereka justru datang membawa pesan damai agar masyarakat bangga mengibarkan Merah-Putih.
Sebanyak 200 bendera Merah Putih ukuran 60×90 sentimeter dibagikan kepada warga. Tak pakai APBD, bendera itu dibeli dari dana pribadi Yudi dan aparat yang terlibat.
“Ini bukan sekadar bagi-bagi. Kami ingin menumbuhkan rasa bangga warga terhadap simbol negara,” ujar Yudi.
Informasi yang diterima dari Camat Dramaga, bendera One Piece itu dipasang sekelompok anak muda, tanpa niat provokatif atau menantang ideologi negara. Warga lainnya pun, ketika didatangi rombongan petugas Damkar dan Muspika, menyambut dengan terbuka.
“Warga menyambut baik, malah mereka senang diajak pasang bendera bareng,” imbuh Yudi.
Yudi mengungkapkan, pihaknya juga tengah menyiapkan atraksi simbolik jelang peringatan 17 Agustus 2025 dengan pengibaran bendera berukuran 30×15 meter di Stadion Pakansari, pada 16 Agustus mendatang.
Yang menarik, bendera itu akan dibentangkan oleh 10 anggota Damkar yang juga atlet panjat dinding, memanjat tebing stadion sebagai simbol semangat juang dan kecintaan terhadap Merah Putih.
“Kita ingin tunjukkan bahwa bendera kita bisa berkibar dengan semangat dan kerja sama. Panjat dinding itu metaforanya,” Yudi memungkasi.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.