Cerita Sulaeman Mengais Rezeki di Tengah Pembongkaran Bangli

Posted on

Pemerintah Kota Cirebon mulai melakukan penertiban lapak pedagang yang berdiri di pinggir Sungai Sukalila. Deru alat berat dan aktivitas pembongkaran mewarnai kawasan bantaran sungai itu.

Namun, di tengah penertiban itu, ada cerita tentang ketekunan seorang tukang sol sepatu yang tetap bekerja seperti biasa.

Ia adalah Sulaeman. Pria itu tampak duduk sembari menekuni pekerjaannya mensol sepatu, meski bangunan di sekitarnya satu per satu dibongkar.

Sejak empat tahun lalu, bapak satu anak itu telah membuka jasa sol sepatu di kawasan itu dan menggantungkan hidup dari pekerjaan tersebut.

“Sejak tahun 2021 saya buka jasa sol sepatu di sini, tidur juga di sini,” kata Sulaeman di Kota Cirebon, Senin (15/12/2025).

Sulaeman mengaku tidak keberatan dengan penertiban yang dilakukan Pemerintah Kota Cirebon. Ia memahami langkah tersebut sebagai bagian dari penataan kawasan sungai.

“Tidak, saya tidak keberatan. Namanya juga tugas (pemerintah), kita harus saling mengerti,” ujar Sulaeman.

Setelah lapaknya ditertibkan, Sulaeman mengatakan akan tetap melanjutkan pekerjaannya dengan cara berkeliling. “Nanti paling buka jasa sol sepatu keliling saja menggunakan motor,” ucap dia.

Selama membuka jasa sol sepatu di kawasan tersebut, Sulaeman mengaku memperoleh pendapatan yang lumayan. Meski begitu, ia optimistis akan tetap mendapatkan rezeki saat membuka jasa sol sepatu keliling.

“Pelanggan Insyaallah masih ada. Namanya rezeki kan tidak ada yang tahu,” kata Sulaeman.

Empat ekskavator dikerahkan dalam kegiatan tersebut. Alat berat itu bekerja dari dua sisi bantaran sungai, mengarah ke bangunan-bangunan yang berdiri rapat.

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menjelaskan penertiban dilakukan setelah pemerintah memberikan serangkaian peringatan kepada para pedagang yang ada di kawasan itu.

“Hari ini sebetulnya batas akhir yang sudah kami berikan kepada saudara-saudara kita, para pedagang di bantaran Sungai Sukalila,” ucap Effendi Edo.

Menurutnya, para pedagang di bantaran Sungai Sukalila bersikap kooperatif. Bahkan, sebagian pedagang telah lebih dulu membongkar lapaknya secara mandiri sebelum penertiban dilakukan.

Edo mengatakan, penertiban dilakukan untuk meratakan seluruh bangunan yang masih berdiri di bantaran Sungai Sukalila. Ia berharap proses tersebut berjalan lancar hingga tuntas.

Di sisi lain, Pemkot Cirebon telah menyiapkan tempat relokasi bagi para pedagang. Pemkot Cirebon telah menyiapkan tempat bagi pedagang pigura, warung makan, hingga penjual karangan bunga untuk kembali berjualan.

“Pemerintah tidak membiarkan begitu saja saudara-saudara kita, para pedagang di Sungai Sukalila. Jadi kami sudah menyiapkan tempat,” ucapnya.

“Mudah-mudahan, dalam waktu dekat, para pedagang ini sudah bisa berjualan kembali,” kata Edo menambahkan.

Selama membuka jasa sol sepatu di kawasan tersebut, Sulaeman mengaku memperoleh pendapatan yang lumayan. Meski begitu, ia optimistis akan tetap mendapatkan rezeki saat membuka jasa sol sepatu keliling.

“Pelanggan Insyaallah masih ada. Namanya rezeki kan tidak ada yang tahu,” kata Sulaeman.

Empat ekskavator dikerahkan dalam kegiatan tersebut. Alat berat itu bekerja dari dua sisi bantaran sungai, mengarah ke bangunan-bangunan yang berdiri rapat.

Wali Kota Cirebon, Effendi Edo, menjelaskan penertiban dilakukan setelah pemerintah memberikan serangkaian peringatan kepada para pedagang yang ada di kawasan itu.

“Hari ini sebetulnya batas akhir yang sudah kami berikan kepada saudara-saudara kita, para pedagang di bantaran Sungai Sukalila,” ucap Effendi Edo.

Menurutnya, para pedagang di bantaran Sungai Sukalila bersikap kooperatif. Bahkan, sebagian pedagang telah lebih dulu membongkar lapaknya secara mandiri sebelum penertiban dilakukan.

Edo mengatakan, penertiban dilakukan untuk meratakan seluruh bangunan yang masih berdiri di bantaran Sungai Sukalila. Ia berharap proses tersebut berjalan lancar hingga tuntas.

Di sisi lain, Pemkot Cirebon telah menyiapkan tempat relokasi bagi para pedagang. Pemkot Cirebon telah menyiapkan tempat bagi pedagang pigura, warung makan, hingga penjual karangan bunga untuk kembali berjualan.

“Pemerintah tidak membiarkan begitu saja saudara-saudara kita, para pedagang di Sungai Sukalila. Jadi kami sudah menyiapkan tempat,” ucapnya.

“Mudah-mudahan, dalam waktu dekat, para pedagang ini sudah bisa berjualan kembali,” kata Edo menambahkan.