Suasana berbeda terasa di Toko Buku Aa, Jalan Ahmad Yani, Kota Sukabumi, Sabtu (12/7/2025). Belum lama toko itu membuka pintunya, puluhan warga sudah berbaris di luar. Begitu pintu dibuka, mereka berbondong-bondong masuk, berebut memilih buku tulis, pensil, hingga pulpen.
Toko buku yang biasanya lengang di hari biasa, hari ini berubah jadi lautan manusia. Lorong-lorong toko penuh sesak, suara ibu-ibu memanggil anaknya bersahut-sahutan. Di kasir, antrean mengular sampai mendekati pintu keluar.
Ilah (63), warga Selabintana, Kabupaten Sukabumi, jadi salah satu yang paling pagi datang. Tangannya penuh dengan kantong plastik berisi buku tulis, pulpen, dan pensil untuk dua cucunya. Wajahnya terlihat lega meski harus antre hampir setengah jam.
“Dari jam buka udah datang. Ramai banget, rebutan pilih barang,” tuturnya sambil terkekeh kecil.
Hari itu, Ilah memborong 30 item peralatan sekolah dengan total harga Rp255 ribu. Semuanya untuk dua cucunya yang masing-masing duduk di bangku SD dan SMP. Menurutnya, harga di toko ini jauh lebih bersahabat dibanding tempat lain.
“Murah di sini. Tadi sempet antre sejam setengah. Makanya meskipun ramai ya sabar aja,” ujarnya.
Sugih Haryadi, pengelola Toko Buku Aa, tak kaget melihat serbuan pembeli hari ini. Ia bilang pemandangan seperti ini sudah jadi langganan setiap tahun ajaran baru. Hanya saja, tahun ini pembelinya jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya.
“Dalam sehari bisa lebih dari seribu orang datang. Omzet juga naik sampai dua kali lipat,” jelas Sugih.
Menurutnya, lonjakan pembeli sudah terasa sejak awal Juni, tetapi puncaknya baru akan terjadi pada Minggu (13/7/2025), sehari sebelum sekolah dimulai. Barang-barang seperti buku tulis bahkan bisa ludes sampai puluhan karton hanya dalam sehari.
“Biasanya puncak paling ramai sehari sebelum sekolah masuk. Kita siapkan stoknya biar nggak kehabisan,” katanya.
Wajah-wajah penuh antusias itu masih terus berdatangan sepanjang hari. Di tengah hiruk pikuk, semangat warga Sukabumi menyambut tahun ajaran baru jelas terasa. Antrean panjang dan peluh di dahi tampaknya tak jadi soal demi melihat anak-anak mereka siap kembali ke sekolah.