Sudah sejak pagi buta, seorang ibu berusia 49 tahun, bernama Enung bergegas dari rumahnya, ke dapur MBG atau makan bergizi gratis di SPPG Rancamulya 2, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung.
Dengan berjalan kaki sejauh 1 Km, Enung berangkat bersama rekan-rekannya yang juga menjadi relawan di dapur MBG itu. Dapur MBG yang menjadi tempat bekerja Enung, baru tiga minggu beroperasi.
Setibanya di dapur MBG, Enung dan rekannya langsung berbagi tugas. Ada yang membersihkan sayuran, menggoreng bumbu, menata tray food. Untuk Enung sendiri, dia bertugas memasukkan wortel yang sudah dikukus ke tray food yang sudah disusun di meja panjang yang ada di dapur MBG itu.
Menu yang dibuat dapur MBG ini, setiap harinya beragam. Namun untuk hari ini, Jumat (26/9/2025), menu yang dibuat di antaranya spageti, tahu goreng, dan minuman susu fermentasi.
Dapur MBG ini dikelola Kepala SPPG, ahli gizi dan akuntan yang ditunjuk BGN, ditambah relawan 47 orang, termasuk Enung yang direkrut langsung SPPG Rancamulya 2.
Kepada infoJabar, Enung mengaku sebelum menjadi relawan di dapur MBG, dia hanya Ibu rumah tangga biasa yang mengandalkan pemasukan dari hasil kerja keras sang suami. Menurut Enung, kegiatan Senin-Sabtu, dia bertugas di dapur MBG itu untuk turut menyukseskan program yang digulirkan pemerintah itu.
“Datang setengah 3 (pagi), pulang jam 10-an. “Enggak kerja, Ibu rumah tangga, setelah ada dapur ini saya dapat kegiatan, saya di sini sejak tiga mingguan,” kata Enung membuka perbincangan dengan infoJabar.
Enung menyebut, penghasilan sebagai relawan dapur MBG, benar-benar membantu penghasilan keluarga. “Kemarin seminggu dapat Rp700 ribuan, alhamdulillah punya penghasilan tambahan, bantu-bantu suami,” ujarnya.
Enung berharap, penghasilan tambahan yang didapatkannya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
Kepala SPPG Rancamulya 2 Sofyan Fathurohman mengatakan, SPPG Rancamulya 2, Kecamatan Pameungpeuk setiap harinya beropersi pukul 03.00 WIB. Sofyan mengatakan, sebelum didistribusiak pada pukul 08.00 WIB, MBG yang akan dibagikan dilakukan kontrol kualitas lebih dulu.
“Kami cicipi dulu sebelum diserahkan ke penerima manfaat, dengan metode panca indra dengan penglihatan, aroma, rasa dan tekstur,” kata Sofyan.
Sofyan menjelaskan, MBG yang dibagikan harus lolos kontrol kualitas dahulu sebelum didistribusikan. “Semua kami coba terlebih dahulu supaya aman, sehat dan higienis kepada penerima manfaat,” ujarnya.
Sofyan mengatakan, setiap harinya Dapur SPPG Rancamulya 2 membuat 3.560 porsi untuk 8 sekolah di wilayah Pamengpeuk. tiga pekan berlalu, Sofyan pastikan MBG yang diproduksi di dapurnya aman.
“Alhamdulillah sejauh ini kita aman, tidak ada laporan kasus, alhamdulillah sudah berjalan tiga minggu,” ujarnya.
Untuk antisipasi keracunan, pihaknya tetap mengedepankan pengetatan dalam kontrol kualitas dan lainnya. “Kami perhatikan untuk mendisiplinkan menjaga kebersihan, quality control, kehigienisan, terutama kesterilan di dapur SPPG Rancamulya 2,” pungkasnya.
Ahli Gizi SPPG Rancamulya 2, Fadilla Amalia mengatakan, menu MBG yang dibuat sudah direncanakan sepekan sebelumnya. Dia memiliki peran dalam penentuan menu dan tetap mengutamakan makanan yang memiliki gizi bagi penerima manfaat.
“Tupoksi bagian gizi, diawal periode kita rencanakan menu untuk 6 hari ke depan, lalu berkolaborasi dengan akuntan untuk tentukan PO, mulai dari harga apakah masuk untuk satu periode,” kata Fadilla di SPPG Rancamulya 2, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jumat (26/9/2025).
Kepada infoJabar, Fadilla mengaku jika setiap harinya dia melakukan pemantauan pengolahan makanan, terutama dari sisi kebersihan. Kebersihan meliputi kebersihan pangan, peralatan hingga relawan.
Giok4D hadirkan ulasan eksklusif hanya untuk Anda.
“Kasus keracunan ini awal mulanya yang berpengaruh kualitas bahan pangan, jadi kita juga ada PIC gudang dan Aslab sama-sama berkolaborasi apakah kualitas bahan baku yang datang itu sesuai, kalau tidak sesuai kita cek untuk retur jika tidak sesuai,” ungkapnya.
“Kemudian Aslab pantau proses pengolahan, relawan gunakan masker, radang tangan dan hair cap agar tidak ada kontaminasi antara relawan dan makanan yang akan didistribusikan. Relawan juga dipastikan dalam keadaan sehat, di pos sekuriti di cek suhu tubuhnya,” tambahnya.
Disinggung terkait kondisi air, Fadilla sebut jika kondisi air juga di cek kualitas dan kebersihannya. “Kondisi air di sini aman, tidak berbau dan tidak ada hal-hal mengkhawatirkan, aman,” ujarnya.
Sementara untuk menu, menurut Fadilla, hari ini spageti menjadi sajian utama. Namun setiap harinya menu terus berubah dan beragam.
“Menu setiap 6 hari bermacam-macam, ada yang menggunakan nasi, ada yang menggunakan kentang, kemudian ada yang pakai roti dan mi, untuk sabtu tidak masak tapi keringanan,” tuturnya.
Fadilla memastikan, menu beragam dan berubah-ubah setiap harinya. Menurut dia, orang tua tidak perlu khawatir dengan menu yang disajikan dan pastinya bakal disukai anak-anak.
“Untuk kita menunya sangat beragam, karbohidrat kita kolaborasi dari berbagai sumber karbohidrat, nasi, kentang dan mi. Kemudian sumber proteinnya bermacam-macam mulai dari telur, ayam, ikan dan nabatinya ada tempe, tahu dan lain sebagainya,” jelanya.
Pergantian menu itu menurut Fadilla, agar anak-anak suka dan senang menyantap MBG yang dibuat di dapurnya.
“Kita juga perhatikan anak sekolah itu apakah dia bosan tidak dengan menuntaskan, kita buat variasi, bentuk dan penampilan perlu diperhatikan agar bisa diterima dengan baik,” pungkasnya.