Anggota DPR RI Komisi IX Cellica Nurrachadian mengatakan, dalam waktu dekat dokter di Indonesia akan dikirim ke wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T). Hal itu dilakukan demi pemerataan pemenuhan kebutuhan kesehatan di wilayah 3T.
“Ada namanya universitas base dan hospital base, untuk daerah-daerah 3T ada 6 rumah sakit, hospital base untuk disebarkan di daerah 3T, daerah terpencil, ada 180 kabupaten kota yang nanti dalam waktu dekat Pak Menkes akan tanda tangani jumlah juknisnya,” kata Cellica saat membuka
Seminar Nasiomal Pencegahan Perundungan, Gratifikasi, Korupsi & Tindak Pidana Kekerasan Seksual di Lingkungan Fasilitas Kesehatan di Aula Graha Sanusi Unpad, Dipatiukur, Jumat (22/8/2025).
Selain itu menurut Cellica, dokter-dokter itu akan mendapatkan insentif Rp30 juta per bulan, bagi dokter yang bersedia dikirim ke wilayah 3T.
“Akan diberikan insentif 30 juta untuk para dokter yang berkontribusi membangun daerah-daerah 3T,” ujarnya.
Di hadapan peserta dan tamu undangan seminar nasional ini, Cellica sebut dalam mencetak tenaga kesehatan dan pendidikan calon tenaga kesehatan, tidak hanya menjadi urusan Kemenkes saja, melainkan Kemendiktisaintek juga berperan.
“Kita berkontribusi melakukan harmonisasi antara Kemenkes dan Kemendiktisaintek. Ada dua gabungan ASN yang harus kita lakukan kolaborasi reformasi agar pelayanan kesehatan bagi warga Jawa Barat khususnya dan seluruh Indonesia lebih baik lagi,” ungkapnya.
“Kita berkomitmen bersama bagaimana hari ini kita miliki pandangan yang sama dan visi dan sama. Hari ini pelayanan kesehatan bukan selamatkan jiwa manusia, mengobati luka masyarakat, bukan hanya pusat pelayanan kesehatan, tapi kita harus mengedepankan visi dan misi dari pada tenaga kesehatan dan kolaborasi seluruh pihak untuk memberikan pelayanan yang baik kepada rakyat Indoneisa,” jelasnya.
Cellica juga menyoroti terkait kasus perundungan di dunia kesehatan. Termasuk kasus pemerkosaaan yang dilakukan dr Priguna yang merupakan Mahasiswa PPDS Anastesi Fakultas Kedokteran Unpad.
“Kasus perundungan harapan saya tidak terjadi lagi, kita sebagai tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan harus memiliki nilai, sumpah hipokrates yang kita bacakan, sumpah kedokteran yang kita dengungkan itu harus mengalir dalam darah kita sesuai ucap perbuatan kita,” tuturnya.
Cellica berharap RSHS dan Unpad bisa mencetak nakes-makes luar biasa yang memiliki dedikasi, integritas adab. “Besar harapan perubahan kebijakan yang baik harus kita support dan kita dukung, semoga kedepannya FK Unpad dan RSHS bisa jadi contoh bagi rumah sakit vertikal lainnya dan fakultas kedokteran lainnya diseluruh Indonesia,” ujar Cellica.
Sementara itu, Rektor Unpad, Prof. Dr. Arief S Kartasasmita mengatakan, untuk menciptakan pendidikan yang bermartabat tantangannya cukup luar biasa.
“Bicara mengenai pendidikan memang betul sekarang kita dapatkan tantangan luar biasa dalam hal menciptakan pendidikan yang bermartabat, aman dan nyaman bagi peserta didik,” kata Arif.
“Universitas Padjadjaran menyambut seminar ini. Kita cari solusi untuk ciptakan pendidikan lebih baik dan pelayanan lebih baik, banyaknya tindakan perundungan, kekerasan seksual, gratifikasi dan korupsi tidak bisa lagi diteruskan, harus melakukan reformasi pendidikan dan kami dukung untuk melaksanakan proses pendidikan yang bermartabat,” pungkasnya.
Soroti Kasus Perundungan
Cellica juga menyoroti terkait kasus perundungan di dunia kesehatan. Termasuk kasus pemerkosaaan yang dilakukan dr Priguna yang merupakan Mahasiswa PPDS Anastesi Fakultas Kedokteran Unpad.
“Kasus perundungan harapan saya tidak terjadi lagi, kita sebagai tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan harus memiliki nilai, sumpah hipokrates yang kita bacakan, sumpah kedokteran yang kita dengungkan itu harus mengalir dalam darah kita sesuai ucap perbuatan kita,” tuturnya.
Cellica berharap RSHS dan Unpad bisa mencetak nakes-makes luar biasa yang memiliki dedikasi, integritas adab. “Besar harapan perubahan kebijakan yang baik harus kita support dan kita dukung, semoga kedepannya FK Unpad dan RSHS bisa jadi contoh bagi rumah sakit vertikal lainnya dan fakultas kedokteran lainnya diseluruh Indonesia,” ujar Cellica.
Sementara itu, Rektor Unpad, Prof. Dr. Arief S Kartasasmita mengatakan, untuk menciptakan pendidikan yang bermartabat tantangannya cukup luar biasa.
“Bicara mengenai pendidikan memang betul sekarang kita dapatkan tantangan luar biasa dalam hal menciptakan pendidikan yang bermartabat, aman dan nyaman bagi peserta didik,” kata Arif.
“Universitas Padjadjaran menyambut seminar ini. Kita cari solusi untuk ciptakan pendidikan lebih baik dan pelayanan lebih baik, banyaknya tindakan perundungan, kekerasan seksual, gratifikasi dan korupsi tidak bisa lagi diteruskan, harus melakukan reformasi pendidikan dan kami dukung untuk melaksanakan proses pendidikan yang bermartabat,” pungkasnya.