Cegah Kolesterol Naik, Ini Cara Mengolah Daging Kurban Menurut Pakar baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Perayaan Iduladha identik dengan olahan daging kurban, seperti sapi dan kambing. Namun, euforia menyantap daging berlimpah usai berkurban sering kali mengabaikan aspek kesehatan. Tanpa disadari, cara pengolahan yang keliru justru dapat memicu lonjakan kolesterol dan gangguan metabolisme.

Mengutip dari infoHealth, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga (Unair) Lailatul Muniroh mengungkapkan bahwa kesalahan dalam mengolah dan mengonsumsi daging kurban masih sering terjadi di masyarakat.

“Orang-orang cenderung mengonsumsi daging dalam jumlah banyak, terutama jeroan yang tinggi dalam kandungan kolesterol. Mereka sering memasaknya dengan cara tidak sehat, seperti digoreng atau menggunakan santan,” kata Muniroh dikutip dari laman resmi Unair.

Menurut Muniroh, teknik memasak sangat berpengaruh terhadap kandungan nutrisi dan potensi bahaya dalam daging. Proses pengolahan dengan suhu tinggi seperti menggoreng atau memanggang hingga gosong, dapat memicu terbentuknya senyawa karsinogenik.

Untuk itu, ia menyarankan metode memasak dengan suhu rendah sebagai alternatif yang lebih sehat.

“Meskipun tidak akan menghilangkan lemak sepenuhnya, metode suhu rendah seperti mengukus jauh lebih sehat daripada membakar daging hingga menghitam,” sambungnya.

Selain memperhatikan cara memasak, Muniroh juga menekankan pentingnya keseimbangan gizi. Ia menyarankan masyarakat untuk selalu mengimbangi konsumsi daging dengan asupan serat dari sayuran dan buah-buahan.

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Serat tidak hanya membantu mengontrol kolesterol, tetapi juga menjaga kesehatan sistem pencernaan dan mencegah berbagai gangguan metabolik.

Muniroh menambahkan, menjaga status gizi tidak bisa dilakukan secara parsial. Masyarakat perlu melihat pola makan secara menyeluruh, bukan hanya menyoroti satu jenis makanan.

“Keseimbangan dan kesadaran sangat penting. Ini bukan tentang menghindari daging sepenuhnya, tetapi tentang mengetahui kapan cukup dan memilih cara yang tepat untuk mengolahnya,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *