Kebakaran gedung Terra Drone di Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat meninggalkan duka mendalam, 22 orang termasuk ibu hamil tewas dalam tragedi tersebut.
Sumber api pertama kali muncul akibat terbakarnya baterai lithium di salah satu bagian gudang. Baterai lithium merupakan jenis baterai yang paling populer untuk perangkat elektronik modern. Jenis baterai ini menggunakan logam lithium atau ion lithium sebagai elemen utamanya.
Baterai lithium ini sangat familiar dan seringkali digunakan pada alat-alat elektronik di sekitar kita, contohnya smartphone, drone,laptop, e-bike, powerbank, hingga vape.
Jenis baterai ini berisiko meledak atau mengalami kebakaran karena memiliki kandungan elektrolit organik serta garam lithium yang bersifat sangat reaktif terhadap panas.
Selain itu, kandungan unsur katoda seperti oksida kobalt lithium pada baterai ini dapat melepaskan oksigen saat terjadi perubahan suhu yang drastis.
Baterai lithium dapat meledak ketika mengalami kondisi panas berlebih atau biasa disebut sebagai fenomena thermal run away. Situasi ini biasanya terjadi karena adanya pengisian daya yang berlebihan, korsleting, kerusakan fisik, dan paparan suhu tinggi.
Saat ini belum banyak yang mengetahui bahwa sampah dari baterai lithium ini berisiko meledak dan terbakar. Masyarakat masih sering membuang sampah baterai ini sembarangan. Padahal seharusnya baterai lithium ini tidak dibuang ke tempat sampah biasa, tetapi harus diolah secara khusus agar tidak beresiko membahayakan keselamatan dan lingkungan.
1. Pisahkan Baterai dari Sampah Biasa
Baterai merupakan kategori limbah B3 yang merupakan bahan berbahaya dan beracun yang perlu perlakuan khusus.
Pisahkan baterai bekas dengan sampah rumah tangga lainnya untuk menghindari penumpukan pada sampah yang bisa mengakibatkan kebakaran. Selain itu, jika baterai tercampur dengan sampah lain dan berakhir di TPA, bahan kimia pada baterai berisiko bocor dan akan merusak lingkungan sekitar.
2. Tutup Baterai dengan Selotip
Tutup kedua kutub baterai menggunakan selotip atau lakban untuk mencegah terjadinya korsleting jika baterai saling bersentuhan.
Hal ini penting dilakukan agar tidak menyebabkan ledakan atau kebakaran.
3. Simpan di Wadah Khusus
Setelah memastikan kutubnya ditutup dengan benar, kalian bisa mengumpulkan sampah baterai di wadah khusus yang tertutup untuk menambah keamanan saat membuang baterai bekas tersebut.
Hal ini juga dapat mencegah bersatunya baterai dengan sampah-sampah lain dan bisa memudahkan kalian saat akan membuang sampah.
4. Cari Lokasi Pengumpulan Terdekat
Agar lebih aman, sebaiknya baterai bekas dibawa ke fasilitas pengumpulan limbah elektronik (e-waste) atau pusat daur ulang. Berikut adalah lokasi penampungan baterai bekas:
– Pusat perbelanjaan dan toko elektronik
– Kantor dinas lingkungan hidup
Bahaya Membakar Baterai
Baterai memiliki berbagai zat kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitar. Membakar baterai dapat berisiko merubah zat-zat didalamnya menjadi gas beracun. Gas tersebut nantinya akan mencemari udara, menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, dan bisa berdampak pada kesehatan jangka panjang.
Reaksi kimia pada baterai lithium juga berpotensi menimbulkan ledakan yang dapat memicu kebakaran. Karena itu, jangan pernah membakar baterai bekas agar tidak membahayakan.
Selain untuk menjaga kerapian rumah, daur ulang baterai sangat bermanfaat besar bagi lingkungan, kesehatan manusia, dan keamanan.
1. Mendaur ulang baterai dapat membantu menurunkan resiko pencemaran lingkungan. Logam berat seperti lithium, nikel, dan kobalt yang terkandung pada baterai dapat meresap ke tanah dan mencemari air jika dibuang sembarangan.
2. Daur ulang baterai dapat menghemat sumber daya alam. Bahan-bahan yang terkandung di dalam baterai masih dapat dipulihkan dan dimanfaatkan kembali untuk membuat baterai baru. Hal ini dapat menghemat sumber daya alam sekaligus mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
3. Dari sisi kesehatan, daur ulang baterai dapat mencegah paparan zat kimia berbahaya bagi manusia dan hewan. Paparan zat kimia pada baterai dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, pernafasan dan organ vital lain.
Untuk itu, memahami cara memperlakukan baterai dengan benar menjadi sangat penting karena merupakan investasi jangka panjang untuk menjaga keselamatan dan lingkungan.
Penulis adalah peserta Maganghub Kemenaker
